Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, akhirnya Blue dan Emely tiba di rumah megah milik Blue. Rolls-Royce Phantom miliknya meluncur dengan mulus melewati gerbang tinggi yang otomatis terbuka setelah dijaga dengan sistem keamanan ketat. Penjaga yang berdiri di pos memberi salam hormat, namun Blue tetap diam, fokus pada kemudinya.
Mobil mewah itu berhenti dengan mulus di depan teras. Tanpa sepatah kata, Blue melepas sabuk pengamannya, gerakannya tenang namun dingin. Di kursi penumpang, Emely mencuri pandang ke arahnya, menatap dengan diam. Sejak meninggalkan acara seminar tadi, keduanya sama-sama bungkam. Tidak ada satu pun dari mereka yang memulai percakapan, dan Emely tahu persis alasannya—Blue sedang kesal. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa tidak sukanya ketika Emely berkenalan dengan CEO mudah di seminar tadi.Blue turun dari mobil, gerakannya tetap tenang meski emosinya terasa menggelora. Bukannya langsung berjalan ke dalam rumah, pria itu meng*** Di jantung kota Milan, berdiri megah Duomo di Milano, sebuah katedral ikonik yang menjadi saksi ribuan kisah cinta selama berabad-abad. Hari ini, katedral itu menjadi tempat sakral di mana Blue dan Emely akan melangsungkan pemberkatan pernikahan mereka. Setelah perjalanan panjang selama dua bulan yang penuh persiapan dan harapan, akhirnya pasangan itu sampai di titik ini—momen yang telah lama mereka nantikan. Di hadapan Tuhan, mereka akan berjanji untuk sehidup semati, mengikat cinta mereka dalam ikatan suci yang tak tergoyahkan. Hari itu, suasana di sekitar katedral penuh dengan kehangatan dan antusiasme. Keluarga besar dari berbagai penjuru datang, khusus untuk menyaksikan pernikahan Emely, salah satu cicit dari keluarga Blaxton. Di sisi lain, keluarga Sinclair tak kalah antusias. Jika dibandingkan dengan pernikahan Blue sebelumnya, kali ini seluruh keluarga Sinclair, dari berbagai generasi dan wilayah, hadir untuk memberikan restu mereka. Keindahan katedral Duomo di Milano
Mendengar cerita Amara, tiba-tiba suara berat Erlan memecah suasana. “Mommy sama Daddy berendam di mana, Nak? Bareng sama Amara?” tanyanya dengan nada penasaran campur curiga. Sejenak, ruangan itu mendadak hening. Semua mata kini tertuju pada Erlan, termasuk Blue dan Emely. Wajah Emely langsung memanas, tubuhnya sedikit kaku. Dia menggigit bibir bawahnya, merasa gugup mendengar pertanyaan sang ayah. Apalagi ketika pikirannya melayang ke momen-momen intim antara dirinya dan Blue di jacuzzi tadi. ‘Aduh, bisa gawat kalau Daddy tahu apa yang terjadi tadi di jacuzzi,’ batinnya cemas. Sementara itu, Blue terlihat sangat tenang—mungkin terlalu tenang. Sikap santainya yang berlebihan justru membuat Emely semakin gelisah. Amara, yang polos seperti biasanya, mengalihkan pandangannya ke arah Erlan. Matanya berbinar cerah saat menjawab, “Tidak, Grandpa. Tempatnya terpisah. Aku berenang di luar bersama teman-teman, sedangkan Mommy sama Daddy berdua saja di dalam ruangan. Mereka berendam di jac
*** “Mommy, Daddy, kenapa pintunya ditutup?” tanya Amara, sambil berdiri di dekat pintu ruangan jacuzzi. Wajah mungilnya menatap bergantian antara Blue dan Emely dengan rasa penasaran. Baru saja Amara masuk ke dalam ruangan tempat Blue dan Emely berendam, diantar oleh seorang petugas yang berjaga di kolam renang luar. Sementara itu, Blue dan Emely sudah keluar dari jacuzzi dan sedang mengganti pakaian serta mengeringkan tubuh mereka. “Pintunya memang harus ditutup, Nak. Ruangan ini memang khusus untuk privasi orang dewasa,” jawab Blue dengan suara lembut. “Tapi, ‘kan di luar juga ada orang dewasa, Daddy,” Amara balas sambil melipat kedua tangan di dada, tampak berpikir keras dan menatap sang ayah dengan ekspresi penasaran. “Begini, Nak. Di luar itu terbuka, ramai, dan orang-orang bebas masuk. Tapi di sini, di ruangan ini, kita mencari ketenangan. Jadi, orang yang masuk ke sini memang sengaja mencari suasana yang lebih tenang dan privasi. Itu sebabnya pintunya harus tetap tertutu
Namun, tiba-tiba, dengan gerakan sigap, Blue mengangkat tubuh ramping Emely dengan mudah ke atas pangkuannya. Air di jacuzzi sedikit bergolak akibat gerakan mendadak itu. Emely memekik kecil, terkejut dengan tindakan pria itu. Namun, dengan refleks, kedua lengannya segera melingkar di leher kekar Blue, berusaha menyeimbangkan diri. Tatapan mereka bertemu dalam jarak yang begitu dekat. Emely memandang Blue dengan mata yang sedikit membesar, penuh rasa gugup. Di sisi lain, Blue hanya menatapnya dengan tatapan intens penuh kekaguman. Sorot mata pria itu seolah mengungkapkan sesuatu yang lebih dalam daripada sekedar cinta. Blue tersenyum kecil, sebuah senyum yang menawan dan sarat makna. Baginya, gadis cantik di hadapannya ini adalah segalanya, membuatnya tak pernah tergoda oleh ribuan wanita lain yang menawarkan diri di luar sana. Bagi Blue, Emely adalah satu-satunya, makhluk Tuhan yang diciptakan khusus untuk dirinya. "Kau sangat cantik, Emely," bisik Blue dengan suara yang rendah,
Mendengar saran itu, Emely langsung memasang ekspresi jenaka. Ia menatap Blue dengan tatapan seolah tak habis pikir, lalu melengos sambil menyilangkan tangan di depan dada. "Tidak. Aku tidak mau. Nanti kolom komentar dibanjiri ejekan dari mereka. 'Calon suami Emely sangat tua.' Pasti begitu yang akan mereka tulis," balasnya santai namun penuh sindiran. Bukannya tersinggung, Blue justru tertawa renyah mendengar ucapan gadis itu. Tawanya lepas, membuat Emely sedikit heran dengan reaksinya. "Dicoba saja dulu. Siapa tahu, komentar mereka justru positif. Nanti kita buktikan bersama," balas Blue, masih dengan senyuman nakal di wajahnya. Namun, Emely tetap bersikeras menolak. Bukan karena takut prediksinya terbukti atau malas melakukannya, tetapi lebih karena ia khawatir teman-temannya di media sosial akan heboh. Ia tahu, banyak dari mereka yang akan caper atau mencari perhatian pada Blue begitu melihat kebersamaan mereka. "Sudahlah, kamu nggak usah aneh-aneh, Blue," tukas Emely dengan
*** Acquatica Park… Acquatica Park adalah salah satu destinasi favorit di kota Milan, Italia, yang dirancang khusus untuk memberikan pengalaman berenang yang menyenangkan bagi anak-anak dan orang dewasa. Tempat ini dikelilingi taman hijau yang asri, dengan kolam renang modern yang terbagi menjadi beberapa area, seperti kolam anak-anak dengan seluncuran mini, pancuran air warna-warni, serta kolam dewasa yang dilengkapi jacuzzi dan zona relaksasi. Bangunan utama Acquatica Park dihiasi dengan arsitektur bergaya minimalis modern. Ada area cafe yang menyajikan kudapan ringan dan minuman segar, lengkap dengan kursi-kursi santai di tepi kolam. Di sekitar kolam anak-anak, terdapat banyak payung dan bangku untuk orang tua yang ingin mengawasi anak mereka sambil bersantai. Begitu mereka tiba di sana, Amara tampak begitu bahagia. Mata gadis kecil itu berbinar-binar melihat air biru yang jernih serta seluncuran warna-warni yang berkelok-kelok di kolam anak-anak. "Uwah, Mommy! Daddy! Liha