Share

Bab 38. Kunang-kunang, Nenek Moyang Peri

Rhea meninggalkan taman Harmonie. Mukanya ditekuk, suram. Kak Hans tidak ada kabar sama sekali. Menghilang seperti ditelan oleh alam. Lalu, Kak Philip yang biasanya akan terbuka padanya juga tidak mengatakan sesuatu.

"Aku malas jika sepagi ini aku kembali ke kamar. Pasti Shera akan merecoki dengan wejangan. 'Putri harus makan, kalau tidak Putri akan sakit'. Itu sudah dipastikan akan terjadi, lalu Pearl akan nyambung dengan 'Kalau Putri tidak makan, biar aku saja yang makan'. Dan duar, mereka akan bertengkar dan saling menjambak satu sama lain.'

"Kamu sepertinya hafal sekali tingkah laku mereka," sebuah suara telepati menggema di telinganya.

Rhea berhenti berjalan. Ia berdiri kaku sesaat. Rasa dingin menjulur ke seluruh tangannya. Ia tidak mempercayai suara yang baru saja didengarnya. Lebih kepada tidak yakin.

"Kak Hans?" Rhea mencoba untuk menebak. Tapi bukannya ini mustahil? Seorang manusia bisa telepati?

"Benar sekali. Kamu masih ingat suaraku dengan baik,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status