Share

9. A Present

Penulis: Cherry Blossom
last update Terakhir Diperbarui: 2020-12-11 19:11:38

Present

Terkadang kita tidak bisa berbuat apa-apa selain menerimanya, betapa pun besarnya keinginanmu untuk menghentikan waktu, waktu terus berjalan dan menjadi sesuatu yang berbeda.

Chiaki datang saat Crystal sedang duduk di depan cermin dan Donna sedang mengaplikasikan make-up untuknya. Pria itu hanya melirik sekilas kepada Crystal tanpa menyapa kemudian memasuki kamar mandi.

Lima belas menit kemudian, Chiaki keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar rendah di pinggangnya sambil memegangi handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya.

Perlahan pria itu mendekati tempat di mana Crystal dan Donna berada, menyandarkan pinggulnya di sandaran sofa, matanya sedikit pun tidak melepaskan pandangannya dari Crystal.

"Donna, bisa kau tinggalkan kami?" tanya Chiaki dengan nada sopan.

Donna mengangguk dengan hormat. "Kau bisa memanggilku jika memerlukan bantuanku lagi," ucapnya kepada Crystal.

Crytsal mengangguk pertanda mengerti sambil matanya melepaskan Donna menjauhi dirinya, ia menggigit bibir bawahnya karena ia merasakan canggung setelah apa yang terjadi antara dirinya dan Chiaki tadi malam.

"Crys." Chiaki tidak bergeming. "Kemarilah."

Crystal menelan ludah, ia merasakan pipinya memanas karena menyaksikan dada telanjang Chiaki yang tampak pada pantulan cermin di depannya. Perlahan ia bangkit dari duduknya dan mendekati pria itu.

Chiaki memberikan kode kepada Crystal untuk lebih mendekat. "Cium aku," titahnya.

Crystal tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, bibirnya sedikit terbuka dan ia mengerjapkan matanya beberapa kali.

Chiaki terkekeh pelan. "Kenapa?"

Crystal menjilat bibirnya. Ia mendekati Chiaki dan perlahan mendekatkan wajahnya kepada Chiaki, mengecup pipi pria itu dengan singkat.

"Aku ingin kecupan mesra," ucap Chiaki dengan nada jail.

Crystal menatap Chiaki dengan tatapan protes. Memang ia adalah wanita simpanan Chiaki, tetapi Chiaki meminta kecupan mesra, rasanya terlalu berlebihan.

Chiaki meraih pinggang Crystal, tatapan matanya menyapu keseluruhan wajah cantik Crystal. "Lain kali jika aku datang, kau harus menyambutku."

"M-menyambut?"

Chiaki menaikkan sebelah alisnya. "Ya, menyambutku."

"Akan kugelarkan karpet merah nanti," ucap Crytsal seraya mengerucutkan bibirnya.

Chiaki menarik hidung Crystal pelan. "Aku menantikannya."

Crystal menatap Chiaki, bibirnya mengulas senyum tipis. "Bagaimana perjalananmu?"

Pria itu mengalungkan kedua lengannya di pinggang Crystal yang ramping, ia menatap mata biru gadis di depannya. "Membosankan."

"Kau bosan sepanjang waktu." Ia menatap Chiaki dengan tatapan geli karena pria itu sepertinya mudah bosan dalam banyak hal.

"Kurasa, aku tidak bosan sekarang." Tangannya telah menyusup ke dalam rok Crytsal dan menarik celana dalam gadis itu. "Dua puluh menit."

Crystal tidak yakin karena dua kali ia dan Chiaki bercinta, rasanya dua puluh menit adalah hal mustahil bagi pria itu.

"Aku ingin menciummu, tapi... aku khawatir merusak lipstikmu." Ia menyelipkan jarinya di antara kedua paha Crystal. "Aku menyukai kau sangat responsif."

Crystal membuka sedikit pahanya untuk memberikan akses lebih banyak kepada Chiaki, tangannya berpegangan pada kedua lengan Chiaki sementara tatapan mata mereka saling mengunci. Ia mengerang manakala satu jari Chiaki berada di dalam dirinya, tubuhnya menegang, dan puncak dadanya terasa sakit seolah memohon untuk disentuh.

"Chiaki, kumohon," erang Crystal manakala gairah sepenuhnya melingkupinya.

"Untuk apa?"

"Itu tidak cukup." Crystal memekik saat Chiaki memperdalam jemarinya, ia memindahkan tangannya di tengkuk Chiaki lalu dengan tidak tahu malu memagut bibir pria itu.

Chiaki menyambut ciuman dari Crystal, ia menyerahkan dirinya kepada Crystal yang dengan lapar tidak hanya menciuminya tetapi juga bercinta dengan lidahnya. Ciuman itu berlangsung panjang dan lama, sesekali mereka saling menjeda, menarik diri untuk sekedar menghirup udara lalu kembali saling memagut.

Chiaki telah polos karena Crystal dengan tidak sabar menarik handuk yang melilit di pinggangnya hingga merosot ke lantai dan menggenggam benda keras yang ada di antara kedua paha Chiaki. Dua puluh menit kemudian, seperti kata Chiaki, dengan posisi Crystal membelakangi Chiaki dan dada yang membungkuk di atas meja makan, Crytsal mendapatkan pelepasan di susul Chiaki.

Napas keduanya terengah-engah lalu perlahan mereka kembali berpijak ke bumi.

"Bagaimana?" Chiaki mengecup cuping telinga Crystal.

"Kau pasti memiliki banyak pengalaman."

Chiaki melepaskan penyatuan mereka, menggeser tubuh Crystal menghadap ke arahnya. "Dengan senang hati aku akan membagi pengalamanku padamu."

"Aku tersanjung." Seulas senyum samar tergambar di sudut bibir Crystal. "Terima kasih."

Chiaki tersenyum, ia menyelipkan sejumput rambut ke belakang telinga Crytsal. "Apa perlu memanggil Donna untuk memperbaiki riasanmu?"

Crystal menggeleng. "Aku bisa melakukannya sendiri."

"Bagus. Aku akan bersiap, beri aku waktu sepuluh menit."

Sepuluh menit kemudian, Chiaki telah siap. Pria itu mengenakan celana kain dan jas dengan warna senada, gayanya tampak santai karena salah satu kancing kemeja tidak dikancingkan. Rambut gondrongnya disisir rapi ke arah belakang, pemandangan seperti itu membuat wajah Chiaki tampak lebih tampan.

"Kakekku mungkin sedikit cerewet dan menyebalkan, kau harus sabar menghadapinya," ucap Chiaki ketika mereka berdua telah duduk di kursi sebuah helikopter yang terbang di atas bangunan tinggi di Paris.

"Kakekmu?"

"Ya, kakekku. Dia berulang tahun ke tujuh puluh tahun hari ini."

"Kau tidak mengatakan kita pergi ke sana untuk merayakan ulang tahun kakekmu." Crystal melayangkan protesnya.

"Kau tidak suka bertemu kakekku?"

"Bukan begitu," desah Crystal.

"Lalu?"

"Kita tidak membawa hadiah untuk kakekmu."

Chiaki tertawa hingga bahunya terguncang. "Kakekku bukan anak kecil yang menginginkan hadiah."

Crystal memberengut. "Sama sekali tidak lucu."

"Kalau begitu kau saja kuhadiahkan pada kekekku."

Kali ini Crystal membeliak. "Kau...."

Bersambung....

Jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan RATE.

Salam manis dari Cherry yang manis.

🔞

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   Epilogue

    EpilogueEpilogueTian baru saja keluar dari sebuah sekolah anak-anak, ia baru saja selesai mengajar anak-anak bermain piano di sana. Secara tidak sengaja ia melihat Crystal menuntun anak kecil, ia segera mengejar Crystal."Crys," sapanya sambil mengendurkan dasinya."Hei, Tian. Kau di sini? Apa kau mengajar?""Ya," jawab tian sembari melirik anak kecil yang dituntun oleh Crystal. "Siapa dia?Crystal menatap Nicky. "Sayang, dia teman Mommy."Nicky mengangguk, sedangkan Tian ternganga. "Mommy? Maksudmu?"Crystal tersenyum lebar, pipinya tampak merona. "Aku telah menikah dan dia... kau mengerti... maksudku...." Ia tidak ingin mengatakan di depan Nicky jika ia bukanlah ibu kandung Nicky yang sejak pertemuan pertama mereka Nicky yang malang mengira Crystal asalah ibunya."Oh, aku mengerti, selam

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   50. End

    EndCrystal mencumbui bibir Chiaki, setelah mendengarkan pengakuan suaminya, ia merasakan dorongan kuat, menggebu-gebu, ia merasa jika cintanya kepada Chiaki tidak terbendung lagi. Ia tergila-gila pada suaminya.Crystal masih duduk di atas pangkuan suaminya dengan posisi mengangkanginya. Entah sudah berapa lama bibir mereka bertaut seolah hanya ciuman yang bisa menggambarkan besarnya perasaan di dada masing-masing, mereka seolah enggan untuk menyudahinya hingga bibir mereka nyaris bengkak, hanya sesekali bibir mereka terlepas, sejenak meraup oksigen dengan terburu-buru."Suamiku, aku menginginkanmu," erang Crystal terdengar mendamba di sela ciuman mereka.Chiaki menangkup pipi Crystal, menatap wajah cantik istrinya yang memerah, pasrah oleh gairah. "Aku juga menginginkanmu, sayangku."Crystal kembali mengecup bibir Chiaki, lembut menggoda meski hanya sekilas.

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   49. The Only One

    The Only OneKarina, lima tahun yang lalu gadis itu duduk di bangku sekolah menengah atas. Gadis itu belum diadopsi hingga usianya enam belas tahun, anak itu sangat pendiam, juga pemalu. Karina lebih memilih menghabiskan waktunya dengan membaca buku dibandingkan dengan bergaul dengan teman-teman seusianya.Karina mengikuti perlombaan ilmu sains antar sekolah. Crystal berjanji akan membawakan guru les privat untuk Karina, tetapi hingga perlombaan itu tinggal beberapa Minggu lagi ia belum menemukan guru ilmu sains yang cocok sesuai kriteria yang ia inginkan, ia beberapa kali datang ke agen penyedia guru les, tetapi ia selaku menemukan kendala yang membuatnya tidak bisa mendapatkan guru les.Hingga saat ia keluar dari sebuah gedung, karena pikirannya kacau ia menabrak seorang pria menyebabkan buku-buku yang dipegang oleh pria itu berjatuhan ke lantai. Di sanalah ia berpikir jika takdir menuntunnya, buku-buku yang dipegang o

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   48. Mrs. Storm

    Mrs. StormTiga buah mobil beriringan melaju dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan berkelok-kelok, menanjak, dan menurun. Di dalam Land Rover Discovery, Crystal meringkuk di dalam pelukan suaminya sambil menonton acara televisi yang terpasang di dalam mobil tersebut. Sesekali mereka tertawa karena acara yang mereka tonton adalah acara drama komedi yang sangat menghibur.Sesekali bibir keduanya bertaut, bercumbu, dan saling menggoda. Tetapi, ketika gairah mereka mulai menuntut lebih, keduanya memilih berhenti. Chiaki tahu jika istrinya juga menginginkannya, tetapi ia tidak akan memulainya kecuali Crystal yang memulai karena ia tahu bagaimana rasanya memiliki trauma yang masih segar di dalam ingatan. Seperti dirinya yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk kembali memperbaiki kondisi mentalnya yang nyaris tumbang.“Kita akan segera tiba,” ucap Crystal saat mobil melintasi petunjuk arah yang berada di tepi jalan.

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   47. Shine After the Dark

    Shine After the DarkCrystal dan Chiaki baru saja menikah di sebuah kapel, hanya pernikahan sederhana yang dihadiri oleh kedua orang tua Chiaki dan Edgar, juga Maddie. Tetapi, acara berjalan khidmat juga penuh kebahagiaan yang menaungi mereka.Crystal berdiri di depan cermin, menatap bayangan dirinya yang masih berbalut gaun pengantin. Dulu ia sangat mendambakan bisa menjadi salah satu musisi di Storm Studios, sekarang Tuhan justru berkehendak lain, ia resmi menjadi istri pemilik Storm Studios.Perasaannya nyaris sulit digambarkan, sangat bahagia, seperti pengantin wanita yang lain. Tetapi, ada kabut di benaknya yang masih belum sepenuhnya memudar meski ia menepisnya."Apa yang kau pikirkan, sayangku?" Chiaki mengalungkan kedua lengannya di pinggang Crystal.Crystal tersenyum, telapak tangannya mengelus kulit tangan suaminya, dan matanya menatap bayangan wajah suaminya yang terlihat bers

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   46. Treat Each Other

    Treat Each OtherCrystal memasuki rumah dan langsung menuju ke dapur, ia merasa sangat lapar hingga mungkin akan segera pingsan. Sebenarnya mereka bisa saja berhenti di restoran yang mereka lewati, tetapi berhubung keduanya tidak membawa dompet maupun ponsel, Crystal harus bersabar menahan lapar hingga mereka tiba di rumah."Nona, sarapan telah disiapkan," ucap salah satu pelayan saat mendapati Crystal memasuki dapur."Aku tidak ingin memakan Muesli." Crystal menarik hendel pintu lemari pendingin makanan untuk mendapatkan bahan-bahan yang ia inginkan."Nona, biar saya yang melakukannya," ujar pelayan yang tampaknya ketakutan karena mendapati Chiaki memasuki dapur. "Apa yang ingin Anda makan?""Ma Chére, apa yang kau lakukan?" Suara Chiaki tidak kasar, tidak juga lembut, tetapi terdengar tidak menyukai tindakan Crystal.Crystal mengacuhkan Chiaki, ia mengeluar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status