LOGINA deadly curse was unleashed upon the people of Goldenheart Kingdom after King Ethan's his father slayed a boy during a raid on a weak pack. Thousands of people have died because of the curse. Yet the only way of lifting it is if King Ethan willingly sacrifices his own life or that of his fated mate! He has always avoided searching for his mate because finding her would encourage his people to demand that he sacrifices her life instead of his. The Kingdom is at the blink of collapse when Ethan finds his mate, Emma, a stunning beauty who just ran away from the neighboring pack after being betrayed by her own family. She is wolfless. But King Ethan is determined to protect her from anyone that wants her sacrificed to lift the curse. But what will happen when Emma gets accused of cold-blooded murder? Will he keep protecting his disgraced mate when executing her for her crimes would end the curse and save his life? Emma knows she has never killed anyone and everything that has been said about her is a lie. But how will she prove her innocence when her enemy is the person her mate trusts most? King Ethan has a reputation of being unforgiving to anyone accused of such atrocity. Will the truth come out before she gets executed for a crime she has never committed?
View More"Sayang, pulang cepat ya. Mas nggak tahan nih. Lagi kepingin." Begitu isi pesan yang dikirim Mas Adam siang ini padaku. Sebuah kode yang sangat aku pahami.
Aku tersenyum malu. Ku tahan sekuat tenaga rasa senang yang tiada kira, agar karyawanku tidak mengira aku sedang gila."Ya ampun, Mas. Baru tadi malam lho kamu dapet jatah. Kurang ya?" Ku balas dengan memberikan pertanyaan dan emotikon lidah menjulur sebagai ekspresi untuk menggoda Mas Adam. Istri mana yang tidak tersenyum geli ketika ajakan bercinta datang dari suaminya di siang bolong? Apalagi mas Adam memintanya lagi setelah semalaman kami bertempur ria.Akhir-akhir ini, cuaca sangat panas karena sudah memasuki musim kemarau. Namun, suamiku itu selalu meminta haknya pada malam maupun siang. Tentu tidak biasa. Keseringan melakukan, membuatku menjadi bertanya-tanya mengapa Mas Adam kembali seperti dulu. Disaat kami baru-baru menikah alias menjadi pengantin baru. Padahal usia pernikahan kami sudah tujuh tahun berlalu."Ayolah, Dek. Mumpung anak-anak hari ini lagi les." Mas Adam membalas pesanku lagi. Tetap memaksa.Aku mendengus napas. Ku edarkan pandangan ke sekeliling kertas yang menumpuk diatas meja. Kemarin saja aku juga melakukan hal yang sama, meninggalkan pekerjaan yang masih menggunung ini demi memuaskan hasrat suamiku. Dan hari ini? Entah alasan apa lagi yang akan ku katakan kepada karyawanku.Ting!Belum sempat ku balas, Mas Adam mengirimkanku pesan lagi. "Dek, kamu tahu kan hukumnya kalau menolak ajakan suami?"Kalau sudah ia sudah mengancamku seperti itu, lidahku kelu. Tidak bisa mengatakan apapun lagi."Hm. T-tapi, kerjaanku masih banyak, Mas. Gimana kalau nanti malam aja sayang?" balasku. Meminta Mas Adam untuk menunggu dimalam hari."Sayang, aku nggak tahan lagi. Pokoknya sekarang. Mas tunggu dirumah ya."Mas Adam membalas pesanku lagi tetap dengan memaksa. Aku sampai heran dibuatnya, ketika sedang sangat ingin, ia selalu begitu akhir-akhir ini. Selalu memaksaku. Padahal, dulu Mas Adam tidak begitu. Memangku akui, usia kami terpaut 10 tahun. Aku masih berkepala 3, sedangkan Mas Adam sudah menginjak kepala 4. Tapi, staminanya dalam bercinta tidak bisa diragukan lagi. Suamiku ahli dalam hal birahi."M-mas, maaf banget. Aku nggak bisa. Kemarin kan aku udah ninggalin kerjaan disiang hari juga," balasku."Kamu kan CEOnya, Dek. Kamu punya wewenang untuk izin pulang lebih dulu.""Ayolah, Dek.""Please mau ya. Pulang sekarang ya. Atau mas jemput ya."Pesan W******p dari suamiku terus datang berturut-turut.Tok! Tok! Tok!Pintu ruanganku berbunyi. Seseorang mengetuknya dari luar."Masuk!" pintaku. Aku tahu bahwa diluar ada orang yang ungin bertemu denganku.Pintu terbuka. Benar saja. Wanita muda berjalan ke arahku dengan sopan."Ada apa?" tanyaku setelah meletakkan gawaiku diatas meja. Belum memandang ke arah wanita itu."Maaf, Bu. Saya mendapat telepon dari Kev Company bahwa hari ini tepat pukul 2 siang mereka mengundang kita untuk bertemu digedung baru milik mereka." Rina, manajerku memberi tahu sebuah informasi.Aku menepuk keningku dengan pelan. "Huh. Jam 2 ya?" tanyaku memastikan.Rina mengangguk. "Betul, Bu."Aku melirik sekilas ke arah layar gawaiku. Disana pesan Mas Adam masih belum kubaca. Ia mengirimkanku spam pesan lagi. Memintaku untuk segera pulang dan melayaninya.Aku menggigit bibir bawah. Bingung dengan keadaan saat ini. Aku tahu perusahaan yang saat ini memintaku untuk mengadakan pertemuan dadakan adalah perusahaan yang telah lama aku incar untuk dapat melakukan kerja sama. Kev Company, perusahaan besar dengan power yang kuat. Jika mereka memintaku untuk datang kesana, itu artinya mereka tertarik dengan tawaran perusahaanku yang telah diajukan beberapa bulan lalu."Bagaimana, Bu?" Suara Rina menyadarkan lamunanku.Aku melihat jam yang melingkar ditanganku. Waktu masih menunjukkan pukul 13.00 "Ya sudah. Kita kesana dalam waktu 10 menit lagi." Akhirnya aku memutuskan untuk menghadiri undangan Kev Company dan menolak ajakan bercinta dari suamiku dengan baik-baik."Maaf, Sayang. Aku ada rapat dadakan sama perusahaan yang sepertinya tertarik dengan tawaranku. Aku janji nanti malam ya, Mas." Begitu pesan yang ku kirim kepada Mas Adam sebelum aku pergi ke Kev Company. Tidak lupa emotikon cium dan sebuah love merah diakhir pesan yang ku kirim.Dua centang biru langsung menyala. Tapi, tidak ada balasan dari Mas Adam.***Pukuk 20.00 WIB, aku pulang ke rumah setelah menempuh kemacetan panjang dijantung kota. Lampu didalam rumah sudah terlihat gelap. Pertanda bahwa anak-anak sudah tidur dikamarnya.Wajahku sumringah meskipun belum mandi. Sebab, aku tidak sabar untuk menemui suamiku dan memenuhi janjiku untuk melayaninya malam ini. Fisikku memang sedang lelah saat ini, tapi untuk perihal melayani Mas Adam apalagi sudah membuat janji padanya, aku masih sanggup melakukannya.Aku berjalan dengan pelan agar anak-anak tidak terbangun."Aku sengaja nggak hidupin lampu, Mas. Biar surprise!" kataku dalam hati merencanakan sesuatu.Aku melangkahkan kaki untuk menaiki anak tangga satu per satu. Sebab, kamarku dengan Mas Adam berada dilantai dua. Sedangkan kamar anak-anak berada dilantai satu. Kamar kami dengan anak-anak memang sengaja dipisah dan berjarak jauh, Kata Mas Adam agar mereka tidak bisa mendengar ataupun mengganggu ketika orang tuanya sedang melakukan apapun.Aku pelan-pelan membuka knop pintu kamar.Ceklek!Tidak dikunci. Senyumku semakin lebar."Hai, Sayang!" sapaku dengan suara ASMR yang terdengar manja.Namun, betapa terkejutnya aku ketika melihat seprang wanita asing yang tengah berdiri dihadapanku. Sepertinya ia ingin keluar dari kamarku dan juga Mas Adam. Kedua matanya membulat. Aku pun juga begitu. Sementara Mas Adam yang berada diatas ranjang sontak langsung turun dan berdiri.EMMA'S POVI move my thick hair sideways as Ethan places the most stunning of necklaces around my neck and clasps it at the back. The mirror in front of us reflects my adorned neck and the shimmering necklace makes me look like a refined, noble woman.I have never worn jewelry before. I don't plan on adding more as that would make me look overly spangled like many royal women. The necklace has a unique design, three diamonds shaped like three stars and a crescent moon hang at the front while the rest of the beads are made of silver and are quite tinny. I think I can always wear it, with any dress. "You look stunning." My mate compliments as I turn around to face him. I believe his words, but guess who always looks more breathtaking . . . him. He never needs to wear anything or style his hair in a certain way to look like beauty personified. "Thank you for this. I am not a fan of jewelry, but I like this one." I say with a genuine smile. He has given me more gifts since I arrived h
ETHAN'S POV I feel strangely more refreshed than usual after spending the night sleeping beside my mate. Her heavenly scent was so lulling that I couldn't resist the urge to pull her closer and bury my nose into her neck. She was fretful at first, but she slowly relaxed and slipped back to sleep. She seemed grateful that I was there despite our infelicitous past. I imagine the nightmare had left her shaken, her body was quivering as I settled in the bed beside her. I was relieved when she managed to fall back asleep on her own. I watched her beautiful face for half an hour after waking up earlier than usual to make sure she has a personal servant that we can trust to prepare her breakfast. We will soon be parting ways because I need her to be somewhere safe before the day of atonement. And I want her to have someone truly loyal and caring by her side. The woman I chose used to be my nanny when I was a child, I felt closer to her than to my parents. I am sure she will care for Emma
EMMA'S POVI wake up huffing and puffing, my body sweating from the terror of the appalling nightmare. Turns out laying on a King size bed and being surrounded by gold isn't a guarantee to peaceful sleep. I have had terrifying nightmares before, but none was as chilling as the scene that jolted me awake from my sleep. My heart is still pounding hard from the frightening dream. It felt so real. I can't help worrying that it may be a warning of what I will happen to me in future. I know it was just a dream, but I saw my life being taken to lift the curse. My arms and legs were bound to the wooden table I was laying on so that I wouldn't escape. Ethan's parents and my sister stood aside watching. They all grinned deviously as a soldier with a ruthless look stepped forward, a sharp, shimmering blade in his muscular hands. I let out a scream as he raised it high up in the air then brought it down on my chest. I am quite relieved to see that it was a dream, but I may have actually scream
EMMA'S POVI may still have little love for my family, but I never wanted to see any of them again. Joanne looked like a shadow of the lady she once was. It took me several seconds to recognise her face without makeup. Unlike me she was loved by our parents and her mate, why would she run from all the sweet attention and show up here looking like the old me? I had enough troubles to deal with before, but she had to show up here pretending she is sorry. I know better than to believe her pretences, because Joanne can never regret anything she did to benefit herself. Did she find out that I am here and thought that she can come live in a bigger palace? King Ethan didn't look like he wanted her and neither do I. I wonder if she saw the sick people on her way here and still thought that this is the kind of heaven she seeks to live in. Has she also heard that I am likely to die to lift the curse? She should take her greed back to Silver moon, because she won't find the extravagant life s












Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.