Share

Masih dirumah sakit

Di luar Julie masih tetap bertahan menunggui Radit suster yang baru keluar dari kamar Radit mengeluh dengan suster yang lainnya.

"cowok yang ada di kamar 305 itu nggak mau makan kak. Aku sudah mencoba meminta dia untuk makan. Pasti kali ini aku kena marah lagi sama suster kepala" ucap Suster itu  mengeluh dengan rekan nya.

Julie hanya mendengar ocehan suster itu yang melewatinya. 

"Dit, kamu harus makan. Gimana mau sembuh jika dia tidak mau makan!" ucap Julie bergumam.

Dia masih berada di luar kamar pria itu.Dia tidak mampu untuk menunjukkan wajahnya karena dia tidak mau menjadi Makian laki-laki itu.

Pagi itu suster kembali mengantarkan sarapan untuk Radit.Julie  meyakinkan dirinya untuk masuk ke dalam kamar Radit.

Radit hanya Acuh Tak Acuh mengawasi Julie. 

"Ngapain lagi sih loh datang ke sini?"sergah Radit dia tidak menyukai Julie masik ke dalam kamarnya itu. 

"Aku akan pergi. Tapi kamu harus makan dulu ya!"ucap Julie pelan dengan wajahnya yang memelas. 

"Gue nggak mau makan. Percuma gue makan toh,eloh lihat saja keadaan gue sendiri kan, kaki gue nggak bakal balik lagi main basket.Semua karena loh!Sekarang lebih baik eloh  keluar karena gue sudah muak banget melihat muka loh! " bentak Radit .

"Aku minta Dit, maaf banget ini memang salah Aku.Tapi kamu tidak boleh menyiksa keadaan kamu Sendiri!" lirih Julie menyesal. 

"Hidup gue sudah mati dan gue sudah nggak bisa main basket lagi dan semua itu karena eloh!"bentak Radit lagi.

"Oke, aku terima banget kamu mau marah, kamu mau benci sama aku. Aku akan keluar" ucap Julie melangkah Layu seakan kepala  Julie pusing. Dan Julie memegang kepalanya Ia pun terjatuh pingsan.

Namun Radit masih Acuh Tak Acuh melihat keadaan Julie yang tergeletak di depannya. Dia tahu pasti wanita itu mempunyai siasat buruk agar dia bisa luluh melihatnya karena dia pura—pura pingsan dihadapannya. 

Suster yang ingin memeriksa keadaan Radit langsung memanggil beberapa orang untuk mengangkat Julie.  Julie pingsan karena semalam suntuk ia tidak tidur karena harus menunggui Radit.

Radit sedikit luluh melihat keadaan Julie tapi rasa itu cepat-cepat ia tepis kan karena Radit sangat membenci wanita itu.Karena Wanita itu yang membuat ia lumpuh seperti sekarang.

Sesaat Julie sadar dia berada di ruangan yang tidak lain adalah rumah sakit.

Dia mengawasi setiap disekitarnya ruangan Itu tampak sepi dia tahu bahwa ia masih berada di rumah sakit.

"Saya dimana suster?" tanya Julie yang masih merasa pusing.Seraya mengawasi ruangan tersebut.

"Tadi Mbak pingsan"jelas suster Naya.

"Saya harus menemani Radit suster! " ucap Julie gusar. 

"Mbak makasih ya mbak, sudah nganterin Bapak saya ke sini!" ucap suster Naya tersenyum.

"Jadi anda anak dari bapak itu tanya itu ya? "ucap Julie ramah.

"Iya saya Naya. Bapak sudah cerita semua Mbak yang nolong cowok yang kecelakaan itu kan?" ujar suster Naya Seraya bertanya pada Julie.

"Aduh suster,justru  Bapak Taufik lah yang menolong saya untuk membawa laki-laki itu ke rumah sakit ini"ucap Julie tersenyum.

"Mbak ini segelas susu hangat, Mbak minum dulu ya!" tawar suster Naya pada Julie.

Julie pun meminumnya kemudian Julie kembali ke kamar Radit.Radit tampak duduk tenang di kamarnya itu.

"Dit,  ini waktu kamu untuk makan siang.Kamu harus makan ya!"ucap Julie sembari duduk di atas ranjang Radit.

Julie langsung menyodorkan sesendok nasi ke mulut Radit.Namun  Radit langsung membuang wajahnya itu.

"Dit, kamu harus makan Dit. Please, jangan siksa aku Dit"ucap Julie nyaris tidak terdengar.

"Pergi loh!"ucap Radit meninggikan suaranya.

"Kamu pikir aku akan pergi, kamu salah Dit, aku akan selalu ada di sini sampai kamu sembuh!" bentak Julie meninggikan suaranya.

Sementara Radit hanya diam.Dia acuh tak acuh seakan dia tidak suka  jika Julie berada di sampingnya itu.

"Kamu pikir aku sengaja nabrak kamu, dan kamu pikir kamu siapa ha_?Aku lupa tidur, aku lupa makan, hanya untuk mikirin kamu. Kamu pikir aku senang di sini. Enggak Dit, aku rindu dengan suasana rumahku aku juga nggak kepengen kamu sakit sudah mulai sekarang aku nggak mau paksain kamu lagi kalau kamu nggak makan ya udah, aku saja yang makan!"ucap Julie menangis.

Seraya menyendokkan  memakan itu ke dalam mulutnya hingga ia tersedak.

"Uhuk,uhuk,uhuk"Julie tersedak hingga ia terbatuk-batuk. Dia meraih air satu gelas yang berada di meja nakas disamping Radit dia langsung menegak nya Hingga habis.

"Gue mau makan!" ucap Radit datar.

"Tapi ini bekas aku Dit, aku ganti dulu ya!"ucap Julie Seraya berdiri.

Radit meraih tangan wanita itu.

"Tidak usah ini saja.Ini sudah cukup" ucap Radit datar.

Radit pun memakannya dengan suapan Julie. Sehabis makan Julie Permisi untuk keluar dari kamar itu. 

Diluar Julie menghubungi Mela teman sebangkunya.

"Mel, gue absen lagi ya.Untuk beberapa hari gue lagi ada job nih!"ucap Julie pada sahabatnya itu.

"Iya cantik, Gue tahu kok gimana lo!"ujar sahabatnya Mela disebrang sana.

"Udah dulu ya Mel, entar gue sambung lagi"ucap Julie mengakhiri ucapannya itu. 

"Iya  bye bye" sahut Mela menutup ponselnya itu

Selesai menelepon Julie kembali ke kamar Radit.

"Dit kamu nggak bosan apa di kamar terus?"ucap Julie.

"Gue males keluar!"ucap  Raditya yang masih dingin menanggapi ucapan Julie. 

"Dit Coba deh kamu ikut aku, di sana tuh indah banget Dit.rumah sakit ini Asri loh pasti kamu senang"ucap Julie meyakinkan Radit.

Namun  Radit  tetap bersikeras menolak ajakan Julie.  Julie pun mendorong kursi roda ke arah Radit.

"Dit, kamu itu butuh sinar ultraviolet nggak baik banget deh kalau kamu terus-terusan bungkam dikamar ini" ujar Julie meyakinkan Radit dengan terpaksa Radit menuruti kemauan Julie.

Ditaman rumah sakit itu Radit hanya diam entah apa yang ia pikirkan.

"Gue nggak pernah bayangin kalau  gue bakal ngerasain naik kursi roda dan Sebentar lagi gue bakal pakai sekrup atau apalah" keluh Radit lirih embun dari ujung matanya terjatuh membasahi pipinya itu.

Julie pun menghampirinya dan duduk menjongkok menghadap Radit. Julie menyeka air mata Radit.

"Tinggalin gue, gue kepengen sendiri!"bentak Radit meninggikan suaranya. Julie pun meninggalkan Radit di taman itu.

Radit sangat ngedrop memikirkan keadaannya yang sekarang ini. Lagi— lagi Radit selalu beranggapan kalau Julie lah penyebabnya ia lumpuh.

Dua hari kemudian Julie pun kembali ke Jakarta dan kuliah seperti biasanya.

"kemana aja loh Pak Ruben tuh sudah sibuk banget Nanyain loh.Ya Secara eloh kan yang paham dengan celotehnya!"ujar Vina panjang lebar.

"Gue balik kampung gue ke Bandung kangen  saja dengan suasananya" ucap Julie sembarang.

keesokan harinya Julie berpamitan ke Papanya Julie kembali ke Bandung untuk menjaga Radit.

Tiba di rumah sakit Julie langsung memarkirkan mobil itu di area Rumah Sakit tersebut.

Julie menelusuri lorong-lorong Rumah Sakit Julie pun masuk ke kamar Radit terlihat Radit sedang tertidur ia tidak tahu kalau Julie ada di dekatnya.

Julie mengawasi Radit yang sedang tertidur itu.

"kamu cakep banget?" ucap Julie dalam hatinya.

"Apa ini dibilang naas membawa keberuntungan ya?" ucap Julie bergumam mimik wajahnya tersenyum sepertinya Julie menyukai Radit.

Bersambung.... 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status