Share

Mempunyai feeling yang sama

Julie dan Vino pun pamit pulang dari rumah Radit. Karena Vino tidak ingin jika ayah Julie akan menunggu terlalu lama walau sebenarnya ia ingin sekali mengajak Julie sekedar berjalan-jalan.

Mereka berada di dalam mobil sebenarnya Julie masih enggan untuk pulang, dia ingin sedikit lebih lama lagi di rumah Radit walau Radit  selalu jutek bahkan Angkuh terhadapnya.

Tapi dia sudah mempunyai feeling terhadap pria itu yang membuat dia  mampu untuk meredam rasa kecewanya ketika Radit selalu Angkuh berbicara padanya, mungkin cinta bisa merubah segalanya.

"Jul,kamu lihat tidak tampang Radit saat melihat kita tadi.Pasti Radit pikir kita memiliki hubungan!" seru Vino yang tetap konsentrasi menyetir mobilnya itu.

Julie tersenyum simpul menanggapi ucapan Vino.

"Vin, terkadang aku ini bingung deh sama Radit. Sebenarnya Radit itu Bagaimana sih,dia itu selalu dingin menanggapi omongan dari aku. Dasar cowok aneh!" ucap Julie datar.

"Kamu tahu Radit itu kenapa?" tanya Vino seakan menyelidiknya.

"Iya,mana tahulah aku Vin,   aku itu penasaran banget dengan sifat Radit yang selalu dingin bahkan angkuh. Bahkan dia selalu ngomong seenaknya, nggak tahu apa perasaan orang sakit atau gimana mendengarnya" ucap Julie sedikit kesal.

"Mungkin, Radit itu punya feeling sama kamu. Tapi dia enggan untuk mengutarakannya!" ucap Vino melapangkan dadanya karena dia merasa hatinya sangat sempit,Karena hatinya mengatakan hal itu dia mempunyai feeling terhadap wanita itu.

"Nggak mungkin Vin,Karena  Radit itu masih mengharapkan Tika" ucap Julie meradang.

"Seandainya jika Radit punya feeling sama kamu bagaimana?" ucap Vino seakan menantang Julie. Dia ingin menyelidiki akan hati Julie terhadap Radit, agar dia bisa mengambil keputusan untuk menolak perjodohan yang telah disepakati oleh Ayahnya itu.

Deg!! 

Jantung Julie seakan berdetak dengan kencang. Ini yang ia harapkan, walau ia masih sangat ragu.

Entah mengapa rasa itu datang sehingga ia mempunyai perasaan yang begitu dalam terhadap pria yang selalu berbicara angkuh terhadapnya.

"Gimana apanya?Vino please jangan katakan itu"ucap Julie ragu. 

"Jul, jangan apa? sudah lah kita itu  sudah sama-sama dewasa ya bagi gue wajar kok!"ujar Vino memotong pembicaraan  Julie. 

"Tapi bukankah kita dia telah dijodohkan, lalu bagaimana orang tua kita nantinya" ucap Juliw lagi.

"Ketika kamu ingin menjalaninya. Aku siap demi orang tua kita.Tapi jika kamu tidak mampu untuk menjalaninya aku bisa apa,lagi pula aku sudah memiliki kekasih Mungkin pelan-pelan aku akan berbicara kepada Papa aku!"ucap Vino serius.

Walau Sebenarnya dia berbohong karena hingga sampai saat ini dia tidak mempunyai kekasih.

Julie terdiam dengan wajah merah padam nya dan Vino hanya menggelengkan kepalanya mengawasi Julie. 

Mereka tiba di rumah Julie dan Papanya pun pamit mereka harus pulang saat itu juga.

"Bagaimana hari ini Sayang?" tanya Papanya.

Julie hanya menyandarkan kepalanya di bahu Papanya. Julie memang anak yang manja karena mamanya sudah lama meninggal sewaktu Julie masih kecil dulu.

Namun Julie selalu bersikap Tegar ketika iya bersama dengan Radit.Dia harus mengubah sikap manjanya seakan menjadi wanita yang paling tegar.

Walau ia merasa Terpukul ketika Radit berkata Angkuh yang selalu menohok akan dirinya.

"Senang banget pak Hari ini"ucap Julie girang. Dan ditanggapi oleh ayahnya yang ikut tersenyum.

Mereka telah sampai di rumah mereka. Julie langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjangnya.

"Mengapa ya Dit dengan melihat kamu saja aku sudah senang "ucap Julie senang.

Dia begitu girang satu minggu berlalu Julie diminta kembali ke Bandung oleh Vino karena Radit sakit dan Mbok Ira pulang kampung.

Mendengar perkataan Vino Julie langsung melaju ke Bandung dengan mobil Mini Cooper nya yang berwarna kuning itu.

Sesampai di sana Julie  langsung mengetuk pintu luar rumah Radit.

"Eh Eneng, Kapan nyampenya?" Sapa satpam rumah Radit itu.

"Barusan Pak, Raditya nya mana?"ucap Julie tidak sabar.

"Anu neng, Den Radit sakit" ucap satpam tersebut.

Julie masuk Lewat Pintu Belakang terlihat Julie berlari kearah kamar Radit.

"Radit,Kamu kenapa?kita ke rumah sakit ya" ucap Julie khawatir pada Radit.

Radit hanya diam dia Acuh Tak Acuh pada Julie. 

"pasti kamu belum makan kan aku masakin bubur ya"Ucap Julie meninggal Radit  sendiri di kamarnya.

Setelah memasak bubur Julie langsung menuangkan ke dalam mangkuk dan membawa nampan yang berisi satu mangkuk bubur dari satu gelas air putih.

"Sudah habis, ini minumnya" ucap Julie Seraya menyodorkan 1 gelas air putih pada Radit.

Sore tiba Radit mengajak Julie ke rumah temannya disana mereka menghadiri party Andika mengadakan party.Julie sangat cantik malam itu semua mata tertuju padanya bahkan Radit menyukainya.

"Hai cantik!"sapa Elga sembari menghampiri Julie yang sedang mengambil minuman untuk Radit. 

"Elga!" ucap Julie  gusar. 

Elga menarik tangannya yang menahan Julie untuk pergi dari hadapannya.Merasa tidak senang Julie langsung menampar pipi Elga.

"Dasar wanita tidak tahu diri!" Ketus Elga yang memegang pipinya.

Tangannya masih menggenggam tangan Julie lalu Julie menginjak kaki Elga dan berlari meninggalkan Elga yang kesakitan.

"Jul, lama banget sih. Mana minumannya!"ucap Radit Merasa tidak senang.

Julie hanya diam Mereka pun pulang dijalan Julie hanya diam saja begitu pula dengan Radit.

Namun di persimpangan jalan mobil mereka terhenti Julie pun turun untuk melihat keadaan mobilnya ternyata air aki mobil yang ditumpangi mereka itu habis Julie mengawasi di sekitar mereka.

Ia merasa sangat takut dan kembali masuk ke dalam mobilnya.

"Kenapa Jul?" tanya Radit datar.

"Biasalah dengan mobil kamu itu selalu kehabisan air aki.Sepi banget, aku takut" ucap Julie merasa takut.

"Dasar cewek!!" ucap Radit tertawa lepas sembari mengawasi Julie yang melirik keluar.

Obrolan mereka terhenti saat kawanan perampok mengetuk kaca mobilnya.Radit dan Julie terpaksa keluar untuk turun mereka disekap.

"Lumayan ini cewek"ucap salah seorang kawanan rampok itu sambil mencekam Pipi Julie. 

"Tolong jangan ganggu kami"ucap Julie ketakuta.

Radit tak kuasa seakan perampok itu mau melecehkan Julie dengan menarik gaun Julie hingga sobek. 

Dia mengangkat tongkatnya dan membanting tongkatnya ke arah perampok tersebut dengan cepat Radit meraih tangan Julie dan berlari ke arah hutan yang ada disekitar mereka.

Namun dengan keadaan Radit yang masih pincang membuat mereka terhenti bahkan gaunnya dipakai Julie sudah robek karena tersangkut ranting yang berjatuhan Radit dan Julie berhenti di sebuah pondok tua.

"Dit, aku takut" ucap Julie memeluk Radit.

Radit mencoba menenangkan Julie pada saat itu.Dia tahu wanita itu benar-benar lemah bahkan dengan keadaan gelap.

Dia tahu Baju Julie itu sudah sobek bahkan bukit kembar wanita itu hampir tercuat keluar.

Dia menanggalkan jaketnya.

"Pakai ini kita harus bersembunyi dulu karena kaki aku tidak kuat untuk berlari lagi" ucap Radit yang meringis kesakitan.

"Dit,tapi  aku takut"ucap Julie manja bahkan Deru nafasnya terasa oleh Radit serta degup jantungnya yang berdebar itu terasa karena mereka sangat dekat.

bersambung .....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status