Share

Seperti apa

Ponsel Radit berdering sesegera Radit melirik lalu mengangkatnya ternyata yang menelepon itu adalah Elga harga mengajak Radit ke diskotik.

"Dit kalau nggak halo eloh tidak sampai datang Berarti benar kalau cuman cowok pecundang!!"ucap Elga sembari mematikan ponselnya itu.

Radit Tengah siap-siap di kamar Radit sengaja diam-diam pergi tanpa memberi tahu ke semua orang yang ada di rumahnya.

Bahkan Julie tidak mengetahui Radit pergi dari rumahnya itu.  Namun hingga sampai malam tiba Radit belum kunjung pulang Julie memutuskan untuk menghubungi Vino sahabat Radit.

Akan tetapi Vino juga tidak tahu di mana keberadaan Radit  berada Julie menyuruh Vino untuk datang ke rumah Radit.

Mereka berdua pergi mencari Radit.

"Julie,gimana kalau kita ke diskotik saja!" ucap Vino memberi masukan Seraya menstater mobilnya.

"Vin kita? maksud kamu aku sama kamu!Kamu nggak lagi ngajakin aku dugem kan?"tanya Julie bingun.

"ahk,eloh.Radit benar kalau eloh itu suka nyolot yah.  Kita ke diskotik buat cari Radit bukannya mau dugem!" jelas Vino Seraya menghidupkan tape mobilnya.

"Memangnya Radit suka pergi ke diskotik ya?" tanya Julie penasaran.

"Enggak, biasanya Radit punya momen saja kan pertama kalinya dia bertemu dengan Tika di diskotik" jelas Vino yang asyik menyetir mobilnya itu.

"Oh, Tika itu suka kelabing ya? pantes semua cowok kepincut sama kecantikannya" ucap Julie meradang.Dia begitu mendengus.

"Sudahlah enggak usah dibahas kamu  itu jauh lebih cantik kali ketimbang cewek itu kamu rela ninggalin kuliah kamu demi tanggung jawab gue salut dengan loh, kamu  anak Om Rangga kan?" ucap Vino panjang lebar Seraya bertanya pada Julie. 

"Kok kamu tahu Vin?" ucap Julie sedikit terkejut.

"Dulu Om Rangga sering mampir ke rumah Papa kamu teman dekat Papa aku waktu SMA dulu ya sama lah kayak aku sama Radit"jelas Vino renyah.

Di sisi lain Radit memang tengah berada di diskotik. Dia ditantang oleh Elga dan juga teman-temannya untuk minum awalnya Radit menolak.

Tapi Elga mengancam akan menyakiti Tika.  Radit langsung menerima tantangan dari Elga untuk minum karena itu menyangkut akan cintanya terhadap Tika. 


Terlihat mata Radit sudah memerah Elga dan teman-temannya habis-habisan mengerjai dirinya karena mereka tahu Raditya itu bukanlah peminum.




Mobil yang ditumpangi oleh Juli dan juga Vino Berhenti Di pelataran diskotik terlihat mereka menelusuri ke dalam Diskotik tersebut.



Sementara Radit sudah mabuk dan tak sadarkan diri membuat Vino merasa Jengah melihat ulah Elga yang dulu adalah sahabat mereka berdua.



"Ehk,  dasar cowok gila. Kamu itu memang  cowok kacangan ya!"ujar Julie nyolot mendorong Elga seketika.



Teman-teman Elga tidak suka dengan kedatangan Julie dan Vino Vino pun berkelahi dengan gerombolan itu.




Terlihat Vino babak belur dipukuli oleh teman-teman Elga. Julie Tak Kuasa karena ia adalah seorang wanita Julie pun langsung  menghubungi polisi setempat hingga polisi itu tiba di lokasi dan langsung mengamankan Elga dan juga teman-temannya.





Julie bisa bernafas dengan lega karena Elga dan juga teman-temannya itu digiring ke penjara karena Ari mengantongi sejenis heroin.




Julie dan Vino langsung membawa Radit ke rumah sakit Radit harus diopname karena overdosis.


Julie tak kuasa Ia Langsung menangis tersedu-sedu. Bagaimana tidak saat itu Radit sudah tidak sadarkan diri dia telah ditangani oleh dokter setempat.



"Dit, kamu harus kuat ya! Kita pernah mengalami ini sebelumnya" ucap Julie lirih  mengusap-ngusap kening Radit.



"Jul"ucap Radit terbata.


Julie kembali menunggui Radit hingga Radit siuman. Terlihat Julie tertidur di samping Radit.Vino yang melihatnya tidak kuasa untuk membangunkan Julie yang tertidur nyenyak walau posisinya duduk menyamping ke arah Radit akhirnya Vino memutuskan untuk pulang saja.




Pagi itu Radit terbangun dari tidurnya dia mengawasi Julie yang tertidur pulas di sampingnya.



Raditya ingin mengusap kepala Julie namun ia ragu dan dia mengurungkan tangannya itu.



Julie pun terbangun dari tidurnya.


"Dit,kamu sudah bangun! syukurlah"ucap Julie girang.



"Gue kepengen sendiri dulu,  gimana kalau loh pulang saja. Nggak enak melihat loh hanya memakai baju tidur seperti ini!" ucap Radit Mencari Alasan.



Julie terdiam dan menangis.

"Kenapa sih Dit, kamu itu selalu egois. Aku tahu kok bukan karena bajuku ini Dit, kamu itu sadar nggak sih Dit,  kalau setiap kali kamu itu ngomong kamu itu cuman buat aku ini sakit saja!lisak tangis Julie menangis dan berlalu pergi meninggalkan Radit.




"Maafkan aku Jul,aku tidak kuasa menguasai kamu lagi. Elga benar kalau aku ini memang laki-laki yang pencundang!"ucap Radit menghempaskan tubuhnya di bed tidur rumah sakit tersebut.




Di rumah Julie Tengah mengepaki semua pakaiannya. Ia ingin pulang saja namun Mbok kira melarangnya karena cuman Julie yang mengerti keadaan Radit.



Entah mengapa mendengar perkataan Mbok Ira membuat Julie mengurungkan niatnya untuk pulang ke Jakarta.



Ia pun kembali ke rumah sakit hal yang sama dilontarkan oleh Radit padanya namun Julie masih saja tetap bersikeras menunggui Radit.



"Dasar cewek aneh!" Ketus Radit.

" Aneh yang mana dari kamu?justru kamu yang aneh!"ucap Julie sekenanya.


" Dit, kamu tuh harus yakin. Mungkin Tika itu bukanlah pilihan yang tepat untuk kamu buktinya ketika kamu sakit saja dia acuh sama kamu"ucap Julie pelan.



" Tapi gue benar-benar cinta sama dia Jul, gue nggak bisa kehilangan dia Jul! " ucap Radit membuat Julie terperangah mengawasinya.



" Iya, kamu benar.Kamu memang sangat mencintainya karena itu kamu harus semangat.Aku yakin kok, ketika kaki kamu bisa melangkah dengan Bebas kembali dia akan kembali sama kamu !"ucap Julie meradang.



Mengapa mengatakan kata-kata yang begitu menyemangati Radit membuat Julie merasa terdampar. Dia tidak tahu arahnya dia merasa pelik hingga Ia Kehilangan Arah rasanya seakan membohongi dirinya sendiri.


3 Hari Berlalu Radit pun kembali ke rumah adik masih sama dia masih tetap dingin terhadap Julie.


Julie mendapat telepon dari dosennya Julie tidak bisa mengelak akhirnya Julie meminta izin pada Radit untuk pulang ke Jakarta karena banyak waktu yang tertunda.


Radit tidak puasa dia pun mengizinkan Julie untuk pulang. Di kampus Julie dia kuliah seperti biasa hari itu  Julie tampak lesu.



Entah apa yang ia pikirkan hingga sampai malam tiba Julie masih sama, dia tetap Murung dan mengurung dirinya di kamar.



Terlihat dia menghempaskan tubuhnya itu di atas ranjangnya yang empuk.



"Dit aku cinta sama kamu!" lirik Julie tertatih dia menangis.



Di sisi lain Radit juga memikirkan hal yang sama terlihat Radit terhadap jendela kamarnya.



"Jul, gue butuh loh.  Hidup gue sepi banget tanpa loh" lirih Radit monolog sendiri.



bersambung.....





Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status