Share

apakah ayah

Sesampainya di rumah sakit kami segera bergegas menemui Mas Ikbal di ruang perawatannya.

Kami menunggu beberapa saat di kursi tunggu kali setelah diperbolehkan, kami bisa masuk.

Dari ujung koridor terlihat para santri berkumpul dan beberapa dari mereka terlihat sedih dan tegang, dari pintu masuk ruangan kelas VIP itu, kudapati kedua mertua Mas Ikbal sedang menungguinya, Uminya terlihat menyeka air matanya berkali-kali, sembari menatap Mas Ikbal putra angkatnya itu.

Mas Ikbal terlihat merintih kesakitan sedang beberapa orang mengipasi sambil sesekali mengucapkan kata menghibur agar Mas Ikbal tenang dan tidak terus mengadu kesakitan.

Kini Mas Ikbal dirawat menggunakan alat bantu pernapasan dan dia terlibat begitu lemah dan tak berdaya.

"Assalamualaikum," sapaku pelan.

"Waalaikum salam," jawab mereka hampir bersamaan.

Kuhampiri ranjang Mas Ikbal sambil kugendong putrinya. Aku tahu saat itu kami tak boleh membawa anak kecil ke rumah sakit tapi karena memohon pengecualian maka dengan izi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status