Share

selamat tinggal

"Apa?! Gawat?"

"Iya, Mbak. Mas ikbalnya udah gawat sekali ini, sebaiknya Mbak Jannah bawa Raisa,' jawab suara dari seberang sana.

Kulirik jam dinding dan waktu menunjukkan pukul setengan tiga pagi, putriku yang terlelap di sampingku rasanya tak tega untuk membangunkannya.

"Mungkin dia cuma down, sebentar lagi akan stabil," kataku mencoba menghibur diri sendiri dan lawan bicaraku.

"Gak, Mbak, Mas Ikbal sudah kehilangan kesadaran, denyut jantungnya sudah sangat lemah, Mbak, segeralah datang," pinta santri itu dengan nada bergetar.

"Benarkah?"

"Sungguh, demi Allah, Mbak. Mbak Soraya dan orang tua mereka telah menangis di sana, setelah dokter memberikan gelengan pelan pertanda semuanya akan berakhir," jawabnya.

"Dari mana nereka begitu tahu dan yakin Mas Ikbal akan meregang nyawa," kataku gusar dan gemas.

"Mbak datang aja ke sini dan lihat sendiri," pintanya.

Ku tutup penggilan, tercenung sesaat, memikirkan tentang Mas Ikbal. Kelebatan wajahnya muncul seolah ingin mengucapkan selamat ti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
gmf macrofun
walo bwt keslhn yg bkin jannah dan anaknya menderita tp ikutan sedih pas iqbal meninggal,, hiks,, hiks,,
goodnovel comment avatar
Arianto Chen Tan
akhirnya pengkhianatnya mati, tinggal soraya kapan matinya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status