Share

Tiba-Tiba Menikah!
Tiba-Tiba Menikah!
Penulis: PHANTOM

Pelunas Utang

Tatapan tajam yang Anna terima sesaat setelah dia memasuki ruangan ini tidak akan membuatnya goyah. Anna justru balas menatap pemilik mata tajam tersebut.

“Selamat pagi, Tuan William. Perkenalkan saya Anna Florence. Mungkin ini terdengar sedikit lancang, tapi saya memohon kepada Tuan agar menghapuskan semua utang ayah saya. Sebagai gantinya, saya akan bekerja untuk Anda,” jelas Anna panjang lebar dengan sedikit rasa takut, akan tetapi Anna berhasil menutupinya.

Ucapan konyol, namun berani. Pria paruh baya itu menarik sudut bibirnya ke atas. Gadis mungil itu rela bertemu dengannya dan menawarkan diri sebagai ganti utang sang ayah. Menarik sekali.

“Kau yakin, Nona? Mungkin kau harus bekerja seumur hidup agar bisa menebus utang yang dipinjam ayahmu.”

Anna sangat tahu itu. Namun, hanya ini satu-satunya cara yang terpikirkan olehnya.

Bagaimanapun, melihat kondisi keuangan keluarganya saat ini, sangat tidak mungkin bagi keluarganya membayar utang senilai tiga miliar dolar.

“Baiklah!” tegas William tanpa ragu.

Semudah itu? Itu tidak mungkin. Pasti ada sesuatu yang diinginkan dari pria paruh baya di hadapannya ini. Anna harus ingat bahwa di dunia ini tak ada yang gratis!

“Sepertinya usiamu tidak terlalu jauh dengan putraku. Berapa usiamu, Nona?” William melihat penampilan Anna dari atas hingga bawah.

“Usia saya dua puluh satu tahun."

Entah mengapa firasat Anna makin buruk. Mengapa pula pria tua itu menanyakan usianya? Bahkan dia membawa-bawa putranya.

“Anna, aku akan menghapus semua utang ayahmu.”

William memainkan bolpoin di tangannya secara memutar berulang kali.

Sementara itu, Anna dengan cepat membungkukkan badan dan berterima kasih.

“Sebagai gantinya, kau harus menikah dengan putraku.”

“Ah ... iya,” ucap Anna spontan tidak sadar dengan ucapannya.

Tunggu! Apa yang dikatakannya barusan? Menikah?! Pacaran saja belum pernah dan sekarang Anna malah disuruh menikah!

Bak disambar petir, Anna syok hingga kehilangan kata-kata setelah mendengar perkataan yang tidak masuk akal keluar dari mulut William Dominic.

Mengapa pula Anna harus menikah dengan anak William Dominic?

“Ta—tapi itu tidak masuk ak-”

“Kalau begitu kau boleh pulang. Diskusi kita sudah berakhir.” William memotong ucapan Anna seolah-olah dia tidak menerima penolakan! 

Anna berjalan ke luar ruangan dengan badan yang lesu. Dia merutuki kebodohannya karena menemui William Dominic dan mendapat masalah baru.

Persetan dengan utang itu! Bagaimana mungkin Anna harus menikah dengan orang yang bahkan belum dia temui sebelumnya?!

Bagaimana jika pria yang akan dia nikahi adalah pria berengsek, jelek, gendut, dan sebagainya? Anna bahkan sudah takut saat memikirkannya.

Sesampainya di rumah, Anna langsung menemui Andrew dan mengatakan bahwa dia tidak perlu khawatir lagi dengan utang itu. Sebab, Anna sudah menyelesaikan masalahnya dengan bersedia menikahi putra keluarga Dominic.

Andrew menangis dan membujuk Anna agar menarik kembali keputusannya.

“Nak, apa kau yakin dengan keputusanmu? Kau tidak perlu melakukan itu, Nak. Ayah akan mencari cara untuk membayar utang itu,” kata Andrew sedih.

Anna memeluk Andrew erat. 

“Ayah tidak perlu khawatir, Anna akan baik-baik saja. Anna janji!”

***

Pagi hari ketika di kampus, Anna tidak bisa fokus sama sekali pada mata kuliah karena masih memikirkan tentang pria yang harus dinikahinya.

Anna menyesal karena dirinya menemui William Dominic saat itu, bagaimana jika saat itu Anna tidak pergi? Pasti tidak akan jadi serumit ini bukan? Padahal dia hanya berniat menolong ayahnya, meskipun semuanya jadi kacau dan tidak sesuai rencana.

Anna menghela napas berulang kali, dan terus melamun di tengah pelajaran.

“Na ... Anna ... Anna?!” Grace - teman baik Anna menyenggol tangannya hingga membuyarkan lamunannya. 

"Profesor bertanya padamu," bisik Grace pelan. 

Profesor yang sedang mengajar adalah Edgar. Edgar menyadari bahwa Anna tidak memperhatikan pelajarannya dan sengaja bertanya pada Anna.

“Maaf, Profesor, bisa diulang pertanyaannya?” ucap Anna ragu-ragu sambil memaksakan tawa.

'Aish! Memalukan!' batin Anna menggerutu. 

“Sebelum pulang, datanglah ke ruanganku!"

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nani Lestari
Semoga selalu lanjut sampai selesai ceritanya, tidak berhenti ditengah-tengah.
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status