Home / Romansa / Tiba-tiba Menikah Dengan Mantan / Chapter 71 , Kecelakaan

Share

Chapter 71 , Kecelakaan

Author: Mariahlia
last update Last Updated: 2025-07-24 07:43:11

Langkah kaki Raka terdengar mantap menapak lantai marmer kantor pusat Raka Group pagi itu. Setelan jasnya rapi, hitam pekat dengan dasi abu gelap yang nyaris menyatu dengan kerah kemeja. Wajahnya tak menunjukkan emosi. Datar. Penuh wibawa. Sesekali karyawan yang melintas menyapanya dengan gugup.

"Selamat pagi, Pak Raka."

Raka hanya membalas dengan anggukan kecil dan terus berjalan menuju ruangannya di lantai dua. Aura dinginnya membuat siapa pun enggan bicara lebih dari satu kalimat.

Namun pagi itu, seorang wanita dengan rambut panjang bergelombang dan lipstik merah menyala menunggunya di lobi utama lantai dua. Dia berdiri menyandarkan tubuhnya di dinding kaca, sambil memainkan ujung rambutnya.

"Raka..." suara itu menggoda, lembut, dan sedikit mendesah.

Raka menghentikan langkahnya, mengangkat alis tanpa ekspresi.

"Zeze?"

Perempuan itu tersenyum lebar, tubuhnya langsung bergerak mendekat dengan langkah menggoda, dan tanpa canggung meraih lengan jas Raka, menyentuhnya seolah mer
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tiba-tiba Menikah Dengan Mantan   Chapter 96

    Suara hujan semalam memang sudah lama berhenti, tapi basahnya masih tinggal di udara, menempel seperti ingatan buruk yang tak mau pergi. Jakarta tak pernah benar-benar tidur, tapi di dalam taksi yang melaju di jalanan lengang itu, Nayara merasa seperti terlempar ke dunia lain. Dunia yang berbahaya.Amplop di pangkuannya terasa seperti bom yang siap meledak kapan saja. Jemarinya gemetar saat membolak-balik foto-foto itu. Raka. Raymond. Gedung asing. Catatan dengan tulisan tangan yang asing. Semua ini bukan hanya sekadar "masalah kantor" seperti yang selama ini Raka katakan.“Suamimu sudah memilih sisi. Tapi apakah itu sisi yang benar?”Kalimat itu terus bergema di kepalanya.Nayara menutup amplop itu buru-buru. Napasnya berat. Ia ingin menelepon Raka, menuntut penjelasan, tapi di saat bersamaan, suara pria di restoran itu mengingatkannya: "Jangan bilang siapa pun. Bahkan suamimu. Ini antara kita saja."Kenapa ia percaya pada orang asing itu? Kenapa ia bahkan datang sendirian?Tapi kala

  • Tiba-tiba Menikah Dengan Mantan   Chapter 95

    Suara hujan malam sebelumnya masih terasa di udara pagi itu, meski matahari sudah meninggi. Jakarta, seperti biasa, sibuk dengan lalu lintas dan hiruk pikuk. Tapi di rumah kecil Raka, dunia terasa bergetar di bawah permukaan. Nayara duduk di tepi ranjang, menggenggam ponselnya erat-erat. Nomor tak dikenal itu masih tersimpan di layar, menunggu apakah ia akan menekan call back. Kata-kata semalam terus terngiang di kepalanya. “Kami perlu bicara. Tentang suami Anda.” Suara itu tidak kasar, tidak mengancam. Justru tenang—dan itu membuatnya lebih menakutkan. Saat Raka keluar dari kamar mandi, dasi sudah terikat sempurna, Nayara buru-buru menyembunyikan ponsel di pangkuannya. “Mas, kita bisa bicara?” Raka berhenti, menatapnya. Ada garis kelelahan di wajahnya, lingkar hitam di bawah matanya. “Sekarang? Aku ada meeting pagi ini.” “Cuma sebentar.” Suara Nayara bergetar. “Kamu… ada masalah besar, ya? Sama Bima?” Raka kaku. “Kenapa kamu bilang begitu?” Nayara menggigit bibir. Ia ingin b

  • Tiba-tiba Menikah Dengan Mantan   Chapter 94

    Suara hujan tipis mengetuk jendela apartemen Bima. Dari kursi kerjanya, pria itu duduk sambil menatap layar ponsel. Ada rekaman CCTV yang ia ulang-ulang, memperhatikan setiap gerakan. Rekaman itu menampilkan seseorang masuk ke apartemennya semalam. Seseorang yang ia kenal. Raka. Wajah Bima tetap datar, tapi jemari tangan kirinya mengetuk-ngetuk meja, iramanya cepat. “Aku tahu kau bohong, adikku,” gumamnya pelan. Sebuah pesan masuk. Dari nomor yang hanya ia beri nama ‘S’. “Aku menemukan sesuatu. Kita perlu bicara.” Bima menutup ponselnya. Senyumnya samar, dingin. “Baiklah, kalau itu yang kau mau.” Sementara itu, di rumah… Nayara berdiri di dapur, menyiapkan sarapan, tapi pikirannya tak di sana. Raka di meja makan, mengenakan kemeja putih yang sama seperti biasa, tapi ada sesuatu di wajahnya—sesuatu yang membuat Nayara tak tenang. “Mas…” Nayara akhirnya membuka suara. Raka menoleh sambil merapikan jam tangannya. “Hm?” “Kita baik-baik saja kan?” Pertanyaan itu membuat gera

  • Tiba-tiba Menikah Dengan Mantan   Chapter 93

    Udara pagi Jakarta masih membawa sisa hujan semalam. Jalanan basah berkilau terkena pantulan lampu-lampu kendaraan yang padat merayap. Namun di dalam ruang kerja Raka, dunia terasa berbeda—hampa, berat, seperti langit-langit akan runtuh kapan saja. Ia duduk di depan meja kerjanya, jasnya sudah rapi, dasi terikat sempurna, tapi tangannya gemetar setiap kali ia mencoba menulis. Pikirannya kacau, seolah seluruh energi malam tadi belum benar-benar hilang. Di sakunya, ada goresan kecil di kulit akibat ujung flashdisk yang ia genggam terlalu erat saat keluar dari apartemen Bima. Luka kecil, tapi cukup mengingatkannya: semalam nyata. Ia baru saja mencuri sesuatu dari kakaknya sendiri. “Pak Raka?” suara sekretarisnya memecah lamunan. Raka menoleh cepat, hampir berlebihan. “Ya?” “Ini berkas untuk rapat jam sepuluh. Dan… ada seorang tamu menunggu di lobi. Katanya, Raymond.” Darah Raka seakan turun ke kaki. “Bilang saya akan turun.” Sekretaris itu mengangguk, lalu pergi. Raka menarik na

  • Tiba-tiba Menikah Dengan Mantan   Chapter 92

    Udara malam itu lebih dingin dari biasanya. Jakarta di tengah pekan selalu riuh, tapi di dalam mobil hitam yang melaju pelan di jalan kecil Menteng, dunia terasa sepi. Raka duduk di kursi penumpang, jari-jarinya menggenggam erat ponsel. Panggilan masuk dari Nayara sudah tiga kali ia abaikan. Ia tak sanggup mendengar suaranya sekarang. Raymond yang mengemudi tampak tenang, seolah mereka sedang dalam perjalanan biasa. Padahal bagi Raka, setiap detik terasa seperti hitungan mundur menuju jurang. “Masih ada waktu buat mundur,” kata Raymond sambil melirik sekilas. “Kalau kamu mau, aku bisa suruh supirku balikin kamu ke rumah sekarang.” Raka menghela napas panjang, menatap keluar jendela. “Kalau aku mundur… Bima nggak akan berhenti. Dia akan datang ke aku. Ke Nayara.” “Bagus.” Raymond tersenyum miring. “Kamu sudah mulai paham.” Raka tak merespons. Ia tahu Raymond hanya ingin memastikan dirinya tetap di jalur. Mobil berhenti di depan sebuah ruko tua tiga lantai dengan papan nama yang

  • Tiba-tiba Menikah Dengan Mantan   Chapter 91

    Udara di gedung parkir itu terasa pengap, meski malam sudah larut. Lampu neon yang menggantung di langit-langit hanya berkedip redup, menambah suasana mencekam. Raka berdiri kaku, kedua tangannya menggenggam amplop berisi foto-foto itu erat-erat, seolah nyawanya sendiri ada di dalamnya. Pria di depannya—yang mengaku sebagai orang yang paling dibenci Bima—masih duduk santai di dalam mobilnya. Jas abu-abu yang ia kenakan tampak mahal, tapi lebih dari itu, sorot matanya menunjukkan satu hal: ia terbiasa mengatur orang. “Duduk,” katanya, menunjuk kursi di sebelahnya. Raka ragu. “Kalau ini jebakan—” “Kalau aku mau mencelakai kamu, Raka, kamu udah nggak berdiri di sini sekarang.” Pria itu menyelanya cepat, suaranya datar tapi tegas. “Percaya sama aku, kalau Bima bisa mengancam kamu sampai seperti ini, aku lebih dari sekadar mampu menghancurkannya.” Kata-kata itu membuat jantung Raka berdetak lebih cepat. Dengan berat hati, ia membuka pintu dan duduk di kursi penumpang. Bau kulit

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status