Share

Bab 150 Nyonya Muda

last update Last Updated: 2025-08-23 18:03:14
Aqeela mengikuti Jesi menuju dapur Perusahaan khusus ruangan Bramasta. Pria itu selalu mendapatkan kopi hangat terbaik.

“Apa yang mau Anda buat?” tanya Jesi membuka lemari penyimpanan.

“Apa yang ada di dalam sini?” Aqeela memperhatikan isi kulkas.

“Hm. Siapa yang memanfaatkan ini semua?” tanya Aqeela.

“Kadang saya dan Beni. Jika tidak habis akan diberikan kepada petugas kebersihan dan penjaga Gedung,” jawab Jesi.

“Oooh.” Aqeela memilih sayur segar.

“Apa ada minimarket lengkap di bawah?” tanya Aqeela. Gadis itu membutuhkan bahan lain untuk membuatkan makanan yang banyak dan beraneka ragam.

“Anda mau membeli apa Nyonya?” Jesi benar-benar takut membawa Aqeela keluar dari kantor.

“Bahan membuat cemilan,” ucap Aqeela.

“Aku rasa Tuan Bramasta tidak akan setuju.” Jesi terlihat khawatir.

“Aku akan memberitahunya. Kakak tunggu di sini.” Aqeela kembali ke ruangan Bramasta. Dia melihat sang suami yang fokus pada berkas dan membubuhkan tanda tangan.

“Om,” sapa Aqeela lembut dan pergerakan tanga
Fit Tree Fitri

Terima kasih. Semoga suka. Hari ini update 3 Bab. Hehehe.

| 31
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Kembali kasih ...️
goodnovel comment avatar
Milaekawati
terimakasih kk...di tunggu ke lanjutan nya
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Eng Ing Eng. semeriah apa yaa? ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 157 Kamar Pengantin

    Aqeela masuk ke kamar dan mengambil ponsel yang ada di atas meja. Dia duduk di sofa dan melihat pesan serta panggilan dari Bramasta. Gadis itu segera menghubungi Bramasta.“Aqeela, apa fungus ponsel kamu?” Bramasta langsung memberikan pertanyaan ketika sang istri terhubung dengannya.“Maaf, aku jarang membawa ponsel ketika tidak sedang bekerja,” jawab Aqeela.“Aqeela, sekarang kamu punya suami. Pria yang ingin selalu mendengar suara dan melihat wajah kamu setiap waktu,” tegas Bramasta.“Apa harus seperti itu?” tanya Aqeela dengan polosnya.“Oh God. Padahal dia wanita dewasa. Apa gadis ini tidak mengerti rasa cinta, suka dan rindu?” Bramasta sangat ingin mengigit bibir Aqeela yang bertanya dengan mudahnya. Gadis itu benar-benar tidap mengerti tentang sebuah hubungan dari pasangan yang saling mencintai.“Apa yang kamu lakukan?” tanya Bramasta.“Aku hanya berbicara dengan papa,” jawab Aqeela.“Baiklah. Aku hanya mau memastikan kamu baik-baik saja.” Bramasta memperhatikan Aqeela dari laya

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 156 Terlihat Polos

    Anggara melihat dua putrinya masuk bersama dan diikuti seorang wanita asing masuk ke dalam ruangannya. Pria itu memperhatikan dalam kebingungan.“Alina dan siapa kamu?” tanya Anggara.“Saya, Blade. Pengawal pribadi Nyonya Aqeela,” jawab Blade.“Hahaha. Bramasta benar-benar melindungi Aqeela.” Anggara tersenyum. Dia yakin dan percaya bahwa wanita itu adalah anak buah Bramasta.“Alina, apa yang membuat kamu datang ke perusahaan Papa?” Anggara menarik tangan Aqeela dari Alina. Menjauhkan putri keduannya dari anak pertama.“Pa. Aku rindu Aqeela,” ucap Alina.“Ibu jahat akan melahirkan anak yang kejam,” tegas Anggara.“Pa, aku juga putri Papa.” Alina bersimpuh di kaki Anggara.“Aku tahu. Putri yang lahir dari perempuan kejam yang penuh dengan siasat dan pemikiran licik,” ucap Anggara.“Kembalilah ke Marlina. Kamu sudah mendapatkan segalanya. Ayo Aqeela.” Anggara membawa Aqeela keluar dari ruang kerj dan Blade mengikuti dari belakang.“Pa!” teriak Alina yang ditinggal sendirian.“Aqeela, ban

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 155 Pengawal Pribadi

    Aqeela merasa setiap ucapan Alina menyiratkan makna yang cukup menyakitkan. Dia telah merebut Anggara dari kakaknya. Apalagi gadis itu juga menjadi pengantin Bramasta yang awalnya akan menikah dengan Alina.“Aqeela. Sekarang kamu pasti sudah sangat bahagia. Kamu mendapatkan kasih sayang dan cinta dari papa serta memiliki suami yang seorang Bramasta Winarta. Pria yang sangat aku dan banyak wanita dambakan. Kamu sangat beruntung, Aqeela.” Alina memegang pipi Aqeela. Wanita itu menangis. Wajahnya terus basah karena air mata dengan bibir yang mengukir senyuman.“Maafkan aku, Kak.” Aqeela menghapus air mata Alina dengan lembut.“Kenapa minta maaf? Kamu tidak salah. Bramasta sendiri yang memilih kamu. Walaupun awalnya Kakak benar-benar sedih hingga terpukul. Berpikir kamu yang merayu Bramasta,” ucap Alina. “Sekarang, Kakak benar-benar ikut bahagia hingga menangis seperti ini. Maaf, Kakak terlalu senang.” Alina mengambil tisu dan mengusap pipinya sendiri.“Kakak akan menyempurnakan kebahagia

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 154 Ke Kantor Papa

    Bramasta yang telah rapi pergi ke kamar Aqeela untuk mengajak sarapan. Pria itu membuka pintu yang tak lagi terkunci. Dia melihat sang istri masih meringuk di atas kasur.“Sayang, apa kamu masih tidur?” Bramasta mencium pipi Aqeela.“Om.” Aqeela sudah mandi. Dia benar-benar malas sehingga kembali lagi rebahan di kasur.“Apa kamu sakit?” Bramasta menyentuh dahi Aqeela.“Tidak. Aku hanya mau malas-malasan saja,” ucap Aqeela.“Berselimut dengan suhu ruangan berada pada titik terendah.” Bramasta memperhatikan Aqeela.“Biar sejuk.” Aqeela tersenyum. Dia kembali memejamkan mata dan memeluk gulingnya.“Aqeela, apa kamu lupa besok kita akan merayakan pesta penikahan kita?” tanya Bramasta dengan berbisik.“Baru besok. Bukan hari ini,” ucap Aqeela.“Hari ini kamu akan pulang ke rumah papa Anggara.” Bramasta mencium telinga Aqeela.“Benar.” Aqeela dengan cepat duduk.“Aaah.” Hidung mancung Bramasta terjedot kepala Aqeela.“Maaf. Apa sakit?” Aqeela memeriksa hidung Bramasta yang merah.“Merah.” Aq

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 153 Luka di Balik Senyuman

    Bibi menyajikan kue buatan Aqeela di atas meja. Semua orang cukup bingung karena tidak pernah makan makanan yang dijajakan di pinggir jalan.“Ini semua kue buatan Aqeela khusus untukku, tapi karena kalian datang. Aku izinkan untuk mencicipi,” ucap Bramasta merangkul Aqeela yang duduk di sampingnya.“Benarkah?” Jolia yang selalu hidup mewah segera mencicipi kue buatan Aqeela. Dia tidak peduli dengan nama dan jenis yang tidak biasa dilihatnya.“Apa nama kue ini?” Jolia memasukan bakwan jagung ke dalam mulutnya.“Ini pernah ada di menu restaurant kayakanya,” ucap Jolia.“Enak. Aqeela benar-benar istri idaman.” Jolia tersenyum. Wanita itu mencicipi semua kue buatan Aqeela. “Siapa yang membantu kamu membuat kue ini, Aqeela? Apa bibi?” tanya Jolia.“Sekretaris Om Bram. Kak Jesi,” jawab Aqeela.“Apa? Hari ini kamu menemani Bram di kantor.” Mata Jolia berbinar. Dia terlihat jelas sangat senang karena Aqeela dan Bramasta sudah sangat menempel. Berbeda ketika baru menikah, terlihat jelas sang m

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 152 Ciuman yang Candu

    Aqeela dan Bramasta tiba di rumah. Keduanya berjalan masuk bersama. Menaiki tangga dengan nada yang sama.“Kamu mau kemana, Aqeela?” Bramasta memegang tangan Aqeela yang akan pergi ke kamar.“Kamarku,” ucap Aqeela.“Kamar kamu?” Bramasta memicingkan matanya. “Tidak ada kamar kamu lagi, Aqeela, tetapi kamar kita.” Bramasta menunjukkan pintu kamarnya. “Kamar itu kan untuk tidur bersama saja,” ucap Aqeela dengan polosnya. “Apa?” Bramasta menggaruk kepalanya yang tidak gatal.“Aqeela kamar bersama bukan hanya tentang tidur, tetapi semuanya,” jelas Bramasta.“Oh.” Aqeela mengangguk.“Ikut aku.” Bramasta menarik tangan Aqeela masuk ke kamarnya.“Aku mandi dulu. Tubuhku berkeringat dan kotor.” Aqeela melepaskan tangannya dari pegangan Bramasta dan langsung masuk ke kamar mandi.“Hm.” Bramasta melepaskan jas dan membuka dasi serta kancing kemeja. Dia suduk di sofa. Membuka ponsel dan memeriksa grup bisnis serta Perusahaan.“Halo, Nave. Ada apa?” tanya Bramasta menerima panggilan dari pengaw

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status