Share

24

"Pak, Tuan muda sudah kembali." ucap jay kepada Hermawan. "Apakah kita perlu memindahkan Keiko ke rumah sakit cabang?" Tanya Jay.

Hermawan tersenyum tipis mendengar ucapan Jay.

"Tidak perlu Jay, aku ingin tahu, apakah Keiko bisa membangkitkan ambisi Jonatan. Biarkan mereka sementara ini." Ucap Hermawan.

"Baik Tuan." Jawab jay singkat tanpa banyak bertanya. 

Hermawan sudah tidak muda lagi untuk sibuk mengurusi urusana percintaan Jonata. Bagi Hermawan, Jonatan harus disiapkan untuk menajdi penerus Perusahaannya karena dia adalah satu-satu nya keturunan nya.

"Kamu hanya memiliki sedikit sisi lembut ibu mu Jo, aku yakin kamu lebih dominan dengan sifatku. Aku akan menunggumu untuk memimpin perusahaan ini dengan hebat, karena aku yakin kana kemampuanmu." Hermawan berguman sendiri.

"_"

"Paman, bisa kah kamu menolongku?" Ucap Jonatan kepada dokter Elex yang sedang duduk dan memeriksa berkas. 

"Bantuan apa? tumben kamu meminta bantuanku?" Tanya dokter Alex merasa heran.

Jonatan memberikan sebuah kertas yang berisi resume Keiko. 

"Pindahkan dia ke devisi bedah." Ucap Jonatan tanpa basa-basi. Dokter Alex melihat resume Keiko dan tersenyum tipis.

"Apa hubunganmu dengan dia?" Tanya dokter Alex. "Apakah dia wanita yang membuatmu menjadi seorang dokter itu?" Tanya dokter Alex sambil menganalisis.

Jonatan menunggingkan senyum sinisnya. "Paman hanya perlu memindahkan dia, tidak perlu terlalu banyak tahu." Ucap Jonatan sedikit memaksa.

"Lalu apa yang akan aku dapatkan?" dokter Alex mencoba bernegosiasi dengan Jonatan.

"Apapun yang kamu minta." Ucap Jonatan. 

Ada senyum puas di wajah dokter Alex, karena dia bisa membuat Jonatan menuruti permintaannya.

"Oke, aku pegang janjimu. Akan ku beri tahu permintaanku nanti. kupon ini aku simpan.dan jangan mencoba untuk ingkar." ucap dokter Alex mengingatkan.

"Aku tidak akan melupakan janjiku." Ucap Jontan menegaskan.

Kemudian dokter Alex menelphone bagian HRD, dan meminta Keiko di pindahkan di devisi bedah.

"_"

Pemindahan Keiko sebenarnya sudah menjadi rencana dokter Alex. dokter Alex sudah mendiskusikan Keiko sebelum Jonatan memintanya. Kepintaran dan kecekatan Keiko menjadi sorotan bagi kepala kepala devisi yang ada di rumah sakit. dokter Alex juga sudah meminta pertimbangan dokter bedah lain untuk membuat Keiko berada di devisi ini, namu rencana itu masih tertunda kerena kesibukan dokter Alex. 

Kini setelah Jonatan secara langsung yang memintanya, tanpa pikir panjang dokter Alex menyetujui. sekali mendayung dua, tiga pulau terlampaui. Keiko masuk di devisi Bedah sesuai rencana awal, dan Alex mendapatkan kupon permintaan dari Jonatan. 

Senyuman kemenangan di pegang dokter Alex saat itu, dan tanpa mengelak Jonatan dengan sukarela memberikan kupon itu.

Keiko berjalan menuju ruangan dokter Alex.

Tok tok tok 

Keiko mengetuk pintu ruangan dokter Alex. 

"Permisi dok." Sapa Keiko.

Dokter Alex yang sedang mengecek handphone nya, segera membalas sapaan Keiko. 

"Keiko." Balas dokter Alex dengan ekspresi gembira.

"Akhirnya kamu masuk kesini juga." Ucap dokter Alex. Keiko merasa senang dengan sambutan dokter Alex.

"Selamat datang di devisi bedah." Ucap dokter Alex sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

Keiko membalas uluran tangan dokter Keiko. 

"Terima kasih dok." Balas Keiko.

"Aku sangat senang memiliki dokter residen yang pandai dan cekatan seperti mu. Devisi bedah benar-benar membutuhkan dokter seperti mu." Puji dokter Alex.

"Dokter terlalu melebihkan, saya hanya dokter yang baru belajar kok dok." Ucap Keiko.

"Ini sifat yang saya suka. Tidak sombong dan profesional. Sekali lagi selamat bergabung." Ucap dokter Alex.

" Terimakasih dok." Balas Keiko.

"Baiklah, silahkan kamu ke ruangan sebelah untuk menemui dokter pembimbing mu. Dia yang akan menemanimu untuk melalukan operasi, dalam arti kamu sebagai asisten nya." Ucap dokter Alex.

"Baik dok, terima kasih. Saya undur diri." Ucap Keiko sambil membungkukkan badannya dan pergi dari ruangan dokter Alex.

Seorang dokter residen, hanya bisa menjadi asisten di meja operasi. Operasi utama tetap dilakukan oleh dokter senior. 

Keiko berjalan menuji ruang sebelah, dan mengetuk pintu. 

Tok.. Tok.. Tok... 

Keiko masuk kedalam ruang tersebut. 

"Permisi dok, saya Keiko dokter residen bimbingan anda yang baru." Ucap Keiko. Keiko penasaran dokter seperti apa yang membimbingnya. Semoga dia tidak mendapatkan dokter yang kolot dan keras kepala. 

Hanya mencoba peruntungan. Keiko melihat ke arah dokter di meja kerjanya yang menghadap di arah yang berlawanan. 

" Masuk." Ucap dokter itu. 

Keiko merasa tidak asing dengan suara tersebut, tapi masih tidak mau mengakui dalam hatinya. Keiko berdiri tepat di depan meja dokter itu. Dokter itu memutar arah duduk nya tepat dihadapan Keiko. 

Keiko terdiam cukup lama melihat dokter yang ada dihadapan nya itu. 

"Kenapa kamu memandangiku sepetti itu. Apa aku sangat tampan sehingga membuatmu terdiam seperti itu." Ucap dokter itu.

Dokter itu berdiri dari tempat duduknya, dan menghampiri Keiko yang masih terdiam. 

"Selamat datang dokter Keiko." Dokter itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. 

Keiko yang masih terdiam, tersadar dan menyambut uluran tangan dokter itu. 

"Terimakasih dokter Jo, mohon bimbingan nya." Ucap Keiko sambil menjabat tangan dokter itu yang tidak lain adalah Jonatan. 

Mendapati respon jabat tangan Keiko, secara spontan Jonatan menarik tubuh Keiko yang kecil dalam pelukannya. 

"Aku sangat merindukanmu Kei." Ucap Jonatan yang memeluk Keiko dengan erat. 

Keiko melakukan pemberontakan dengan berusaha melepaskan pelukan Jonatan. Namun semakin dia memberontak, Jonatan semakin erat memeluk nya. Akhirnya Keiko hanya pasrah menerima pelukan Jonatan. 

"Aku sudah menjadi dokter ahli spesial bedah seperti yang kamu inginkan dulu. Sekarang aku tidak akan melepaskanmu lagi." Ucap Jonatan. 

Jonatan memegang dagu Keiko dan mencium bibir mungil Keiko. Keiko hanya menerima ciuman itu dengan diam. Dia tahu dirinya juga menginginkan itu. Rasa rindunya kepada Jonatan seakan tidak bisa dia tahan lagi. Namun dia tidak berani untuk meluapkannya. 

Beberapa saat, akhirnya Jonatan melepaskan ciuman dan pelukanya. Dengan wajah bahagia yang terlihat di wajah Jonatan. 

"Berhenti lah bengong, dan ikut aku ke ruang operasi sekarang." Ucap Jonatan sambil mengelus rambut Keiko. 

Keiko masih bengong, dan belum fokus. 

Menyadari Keiko yang masih terbengung. Jonatan menjitak dahi Keiko.

"Aauuuu sakit." Ucap Keiko sambil memegangi dahi nya. 

"Itu hukuman karena tidak mendengarkan ku. Ayukss berangkat, pasien sudah menunggu kita di ruang operasi" Ucap Jonatan. 

"Baik dok." Ucap Keiko spontan. Keiko mengikuti langkah kaki Jonatan yang mulai beranjak ke ruang operasi. 

1 jam operasi berlanjut. Keiko menatap Jonatan melakukan operasi dengan sangat profesional. Dalam hatinya dia sangat bangga dengan pencapaian Jonatan. 

Keiko juga membantu Jonatan untuk memperlancar operasi. Karena ini operasi besar, pengangkatan tumor otak, butuh konsentrasi tajam dan kehati hatian. 

Keiko mengusap keringan Jonatan seperti yang dilakukan asisten operasi. 

"Terimakasih." Ucap Jonatan. 

Kehangatan sikap Jonatan di ruang operasi membuat yang lain kaget. Dokter Jonatan yang terkenal dingin, bersikap hangatvkepada Keiko. Bahkan bersikap sangat lembut. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status