Keiko keluar dari ruang HRD setelah menyerahkan surat pengunduran diri. Dia tahu apa yang dia lakukan sekarang, sudah tidak bisa lagi menjadi pilihannya. Berjalan tanpa focus sehingga menabrak Jonatan yang sedari menunggunya di depan pintu bagian bedah. Keiko masih berjalan melewati Jonatan tanpa menyadari keberadaan Jonatan. Jonatan yang dilewati begitu saja merasa tidak terima, yang kemudian langsung menarik tangan Keiko dan menariknya dalam pelukannya.Keiko langsung terkejut dengan Tindakan Jonatan, dan spontan melepas pelukan Jonatan karena tidak ingin diketahui yang lain.“ Apa yang kamu lakukan?’’ gerutu Keiko sambil membelalakkan mata nya kepada Jonatan.‘’ Aku hanya memelukmu,’’ jawab Jonatan.‘’ Apa kamu sadar ini dimana?’’ tanya Keiko dengan kesal.“ Tentu saja aku sadar, kamu yang sedari tidak saat, bahkan melewatiku begitu saja tanpa melihatku,’’ protes Jonatan.Keiko melihat sekitar dan menyadari memang dirinya yang salah.“ Maaf,’’ ucap Keiko.‘’ No problem,’’ jawab Jon
2 tahun kemudianWaktu terus berjalan tanpa henti, dan tanpa ujung. Tanpa kabar dan jejak. Keiko menghilang begitu saja tanpa kabar. Rasya pun juga tidak bisa menemukan Keiko. Jonathan menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya, lebih dingin dan bahkan tidak memperdulikan dirinya sama sekali. Pekerjaan dia lakukan tanpa mengenal waktu, operasi bedah setiap saat bahkan di tengah malam pun dia lakukan, sehingga keluhan di dokter residen bermunculan karena harus bekerja mengikuti ritme Jonathan sebagai dokter utama.“Ohh tidak lagi, keadaan pasien ini juga tidak begitu mendesak untuk dilakukan operasi, kenapa harus sekarang,”gerutu salah satu dokter residen yang sering menjadi asisten dalam operasi Jonatan.“berdoalah agar penyiksaan ini segera berhenti,”ucap salah satu rekannya sambil menepuk bahunya. “ayuks segera persiapan,”“Andai dr Keiko masih ada disini, mungkin tidak akan seperti ini,”ucap salah satu perawat.Jonatan mendengar ucapan perawat itu tanpa senyaja dan membuat perawat
Laboraturium penelitian Psikologi Jerman "Apa kamu yakin Kei, ini akan sangat beresiko sekali untuk penyakitmu?" tanya Jeniver saat Keiko tiba-tiba mengajukan diri dan bersedia untuk dijadikan eksperimen obat untuk penyakit alzaimer. "Tentu aku sangat yakin, selama ini kita hanya menguji nya pada tikus kecil ini, kita tidak benar-benar tau apa yang dialaminya, dan bagaimana obat ini bereaksi kepada manusia sesuangguhnya. ku harap jika itu bisa langsung di ujikan ke manusia, obat ini akhirnya bisa menjadi obat terbaik untuk penyakit alzaimer. berkorban untuk kebahagian orang banyak,"jawab Keiko dengan optimis. "Tapi Kei, penyakitmu bisa saja bertambah parah, bahkan lebih cepat dari umumnya? kemungkinan terburuk sebelum obat ini selesai, kamu bisa saja,,.."Jeniver tidak menyelesaikan ucapannya karena takut. "it's oke, aku tahu resiko apa yang aku ambil saat ini."ucap Keiko tersenyum kepada Jeniver. Dalam hati Keiko, tidak masalah jika penyakitnya akan berkembang lebih cepat karena e
"Apa kamu harus benar-benar melakukan ini Kei?" tanya Haffa sebelum menyuntikkan sampel obat pertama kepada Keiko. "Lakukan Kak, "ucap Keiko dengan senyum keyakinan.Dengan berat hati Haffa menyuntikkan sampel uji coba obat yang sudah jadi. Keiko tidak menunjukkan ekspresi apapun dalam wajahnya. Dalam tahap awal, obat ini cukup baik reaksinya. Haffa bisa sedikit bernafas lega. dalam 1 minggu Keiko mendapatkan 4 kali suntikan. selama ini tidak ada reaksi signifikan dalam tubuh Keiko. di hari ketujuh, saat hari libur, Keiko tiba tiba merasa tidak mengingat apapun kejadian yang baru saja dia alami. Jeniver mencacat semua yang di alami Keiko saat itu, bahkan Keiko tidak mengingat Jeniver. mendapat kabar dari Jeniver, Haffa langsung datang ke asrama dan melihat kondisi Keiko. Keiko sudah berbaring tertidur saat Haffa datan. Haffa dan Jeniver mencatat semua yang Keiko alami hari ini dengan details untuk melihat variabel yang salah. Keiko terbangun dari tidurnya, dan melihat Haffa dan Jen
Siang malam Haffa mengerjakan penelitian ini tanpa beristirahat sama sekali. satu minggu ini, dia tidak keluar sama sekali dari LAB. Jannifer yang menemani Keiko di asrama menceritakan perjuangan Haffa untuk riset ini. biarpun terkadang Jennifer hanya berbicara sendiri karena Keiko dalam keadaan tidak sadar akan dirinya, Jennifer tetap menceritakan semua dengan detail. satu persatu Haffa mengurai formula dan menganalisis formula yang pas untuk obat ini, Haffa menganalisis data dari hasil sampel obat yang kemarin gagal dan mencari celah menyatukan formula yang dianggapnya berhasil. Satu bulan berlalu, dan akhirnya Haffa berhasil menyatukan sampel ke 4 ini. dia menatap layar PC nya dan menatap dengan jeli setiap molekul yang ada. dia sangat berharap obat ini akan berhasil. ***Jonatan termenung di sudut kamarnya dan terus menatap langit yang gelap dengan hiasan lampu yang menerangi di setiap penjuru. sambil meneguk wine nya, dia terus menunggu dan menunggu kabar keberadaan Keiko.Dr
"Apa kamu punya hubungan khusus dengan Keiko?"tanya Haffa Jonatan masih bergulat dengan pikirannya sendiri dan tidak menghiraukan pertanyaan Haffa. "Apa yang terjadi pada nya Fa?"tanya Jonatan yang terbangun dari pikirannya." Alzaimer,"jawab Haffa singkat."Sejak kapan?" tanya Jonatan"Sekitar 3 tahun yang lalu, Keiko sudah mengalami gejala Alzaimer Jo, aku bertemu dengan nya sebagai pasienku dulu,"jawab Haffa.Jonatan bergulat dalam pikirannya, tiga tahun yang lalu, itu berarti saat dia masih bersama dengan Keiko dulu, apa ini alasan Keiko meninggalkannya dulu. Jonatan merasakan frustasi yang dalam dalam hati nya. selama ini dia berusaha membenci Keiko karena telah meninggalkannya. namun pada kenyataannya dia lah yang tidak pantas untuk Keiko. karena saat bersama nya dulu, dia bahkan tidak mengetahui jika Keiko mengalami gejala alzaimer. "Keiko sudah beberapa kali menunjukkan gejala itu saat bersama ku dulu, tapi aku mengabaikannya tanpa memperhatikannya, suami macam apa aku ini,
satu minggu berlalu, rumah selesai di renovafi dengan kilat oleh Jonatan. rumah ini di desain seperti keinginan Keiko dulu. selama seminggu ini Jonatan merawat Keiko dan membuat Keiko bisa nyaman dengan kehadirannya, bairpun dia tidak mengenali nya. Jonatan menemui Haffa dan meminta Haffa meninjau rumah mereka yang baru sehingga rumah itu aman untuk Keiko. Haffa masuk ke rumah Jonatan dan melihat desain rumah itu. untuk membuat rumah dengan desain ini dalam waktu singkat, uang yang di keluarkan Jonatan tidak lah main main. namun dengan desain keselamatan rumah ini sudah cukup aman untuk Keiko tinggali. "Aku benar-benar kagum padamu Jo,"ucap Haffa setelah selesai mengecek seluruh ruangan. Jonatan hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu. "Aku akan memindahkan Keiko besok,"ucap Jonatan. "Oke, aku akan mengatur perawat untuk mengecek Keiko setiap hari nya nanti,"ucap Haffa. "Tidak perlu setiap hari, cukup sepekan sekali saja," ucap Jonatan. Haffa mengerutkan keningnya. "Apa k
Keiko dan Haffa melihat Jonatan datang dan menghampiri mereka. Keiko berpura-pura tidak mengingat Jonatan seperti sebelumnya. Dalam hati Keiko, emosi nya kini bercampur aduk. ada rasa rindu akan sosok Jonatan yang sangat dia cintai. ingin rasanya dia memeluknya, dan menangis dipelukannya. namun satu sisi, dia tidak mau melihat Jonatan ada disini. dia tidak mau Jonatan melihatnya dalam keadaan seperti ini, karena itu hanya akan menghancurkannya. Haffa memeriksa berkas Keiko dan menyerahkan nya kepada Jonatan. sambil memberikan arahan untuk Jonatan dalam perawatan Keiko. dia akan kembali esok pagi dan mengecek Keiko kembali. Haffa pergi setelah menatap Keiko dengan dalam. Jonatan menangkap tatapan Haffa dan Keiko yang merespon nya seolah mereka berkomunikasi. Jonatan hanya tersenyum tipis melihat itu, namun dia berusaha menyembunyikannya. ada rasa sakit yang tiba-tiba menusuk di hati Jonatan. Jonatan tahu Keiko dalam keadaan sadar saat ini, namun Keiko hanya berpura-pura tidak menging