Share

Bab 14

Surya menggeleng dan menjawab, "Nggak ada."

"Apa tujuanmu mendekati ayahku?" tanya Dalin.

Tepat pada saat ini, sebuah suara menggema di pesta.

"Kepala Distrik Militer Provinsi Andaru, Jenderal Dalin Wijaya telah tiba."

Pernyataan ini seketika memicu kegemparan, lalu diikuti dengan tepuk tangan yang berlangsung cukup lama.

Sosok terkemuka sepertinya, telah datang ke pernikahan Adhi dan Maya. Hal ini membuat semua orang makin menghormati kedua orang itu.

Dalin mengerutkan keningnya, wajahnya tampak tidak suka.

Surya dengan tenang berkata, "Nggak semua orang mau menggunakan Keluarga Wijaya. Bagiku, keluarga kalian nggak ada gunanya."

Amarah pun muncul di wajah Dalin. Dengan suaranya yang berat, dia berkata, "Kalau begitu kenapa kamu sengaja mendekati ayahku dan bermain-main dengannya menggunakan seni bela diri? Kamu harus tahu, aku sudah sering berurusan dengan orang sepertimu."

"Benarkah?" Surya meneguk minumannya, lalu berkata, "Mengingat kontribusi ayahmu, aku hanya ingin memperpanjang umurnya beberapa tahun. Apa kamu dapat memercayaiku?"

"Tentu saja nggak," jawab Dalin dengan nada dingin.

Surya menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu, nggak ada lagi yang bisa aku katakan."

"Kamu harus menerima konsekuensi atas tindakanmu," ucap Dalin.

Surya sedikit menegakkan tubuhnya dan berkata dengan lembut, "Aku nggak melanggar hukum."

"Ini urusan keluargaku dan aku akan menanganinya secara pribadi. Tenang saja, aku nggak akan menggunakan wewenangku untuk menekanmu," ucap Dalin.

Surya tiba-tiba tersenyum, dia lalu berkata dengan perlahan, "Wewenangmu nggak menakutiku. Kalau kita membicarakan tentang strategi, kamu juga bukan tandinganku. Lebih baik kamu cepat pergi supaya reputasimu nggak ternodai."

"Sombong sekali." Meskipun Dalin punya kemampuan untuk menahan diri, kemarahannya sudah memuncak. "Aku sudah berlatih bela diri sejak kecil dan menghabiskan puluhan tahun di militer. Kamu kira beberapa kata dapat menakutiku?"

"Kamu bisa coba," balas Surya tanpa terlihat takut sedikit pun.

Saat itu, sebuah suara bergema lagi.

"Kepala Distrik Mando, Pak Abi Wirawan telah tiba."

Para tamu seketika bertepuk tangan dengan begitu meriah, menganggu pembicaraan Dalin dan Surya.

Ketika suara tepuk tangan mereda, Dalin pun sudah tampak lebih tenang. "Sepertinya kita harus mencari tempat untuk berbicara."

"Aku nggak masalah." Surya berkata, "Tetapi, aku punya urusan yang harus diselesaikan di sini. Begitu urusan di sini selesai, aku akan melayanimu kapan saja."

"Aku akan menunggumu." Dalin bersandar di kursi, matanya menatap wajah Surya.

Surya tidak memedulikan pria itu, dia hanya terdiam dan memandang panggung yang ada di tengah.

Sekarang sudah hampir pukul 12 dan sebagian besar tamu sudah datang. Seorang selebriti lokal naik ke panggung dan berkata di mikrofon, "Semuanya, merupakan kehormatan bagiku untuk menjadi pembawa acara pernikahan Pak Adhi dan Bu Maya. Tolong berikan ucapan selamat kepada kedua pengantin."

Suara tepuk tangan memenuhi tempat acara, lalu setelah beberapa saat tepuk tangan pun mereda. Sang pembawa acara melanjutkan, "Sekarang Pak Abi Wirawan, Kepala Distrik Mando, dipersilakan maju ke depan untuk memberikan ucapan selamat."

Abi pun maju dengan ditemani suara tepuk tangan yang meriah, dia lalu tiba di depan mikrofon.

"Semuanya." Abi tersenyum dan berkata, "Grup Sukajaya selalu menjadi perusahaan terkenal di Distrik Mando, mereka penyumbang pajak yang besar. Mereka telah berkontribusi pada perkembangan Distrik Mando dan bahkan seluruh Kota Juwana. Di sini, aku nggak hanya mewakilkan diriku, melainkan seluruh Distrik Mando untuk mengucapkan selamat kepada kedua pengantin."

Suara tepuk tangan yang terdengar bagaikan ombak yang menabrak pantai.

Tepuk tangan itu berlangsung cukup lama sebelum sang pembawa acara menghampiri mikrofon dan berkata, "Sekarang, pengantin baru dipersilakan untuk memberikan ucapan terima kasih mereka."

Adhi dan Maya berjalan sambil bergandengan tangan, mereka lalu berdiri di depan mikrofon.

Adhi mengangguk dan tersenyum kepada seluruh tamu, dia berkata, "Di sini, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah menghadiri pernikahan kami. Ini merupakan kehormatan bagiku. Aku dengan tulus berterima kasih kepada kalian semua."

Setelah para tamu bertepuk tangan, Adhi memberikan mikrofonnya pada Maya.

Dengan hati yang bersemangat, Maya membungkuk hormat kepada para tamu, lalu dia mulai berbicara, "Pertama, aku ingin berterima kasih kepada kalian semua karena telah bergabung bersama kami di hari yang spesial ini. Aku amat berterima kasih. Di sini, ada beberapa kata yang ingin aku sampaikan pada kalian."

Para tamu pun terdiam, menunggu kata-kata dari sang pengantin wanita.

"Aku percaya, banyak orang yang tahu bahwa aku pernah menjalani pernikahan yang nggak membahagiakan."

Ketika berbicara, air mata membasahi mata Maya. Semua orang pun mulai berbisik-bisik.

Keluarga Lintang juga memiliki reputasi yang cukup terkenal. Semua orang di sini adalah bagian dari dunia bisnis, tentu saja mereka tahu tentang pernikahan Maya yang sebelumnya.

Maya menahan air matanya dan melanjutkan, "Ketika Surya menikahiku 3 tahun yang lalu, dia selalu malas dan mengabaikan tugasnya sebagai suami. Dia nggak dapat memenuhi tanggung jawabnya, dapat dikatakan dia bukan pria sejati. Oleh karena itu, aku pun terpaksa bercerai dengannya. Tetapi, takdir mempertemukan wanita lemah ini dengan Adhi. Dia bertanggung jawab dan dapat diandalkan, dia adalah seorang suami yang sempurna."

Saat ini, Maya menjadi bersemangat dan berapi-api.

"Aku akan mengabdikan seluruh hidupku untuk merawat Adhi, membantunya mencapai keberhasilan baik dalam karir maupun kehidupannya. Ini adalah janji dan sumpahku pada Adhi. Aku meminta kalian semua untuk menjadi saksi komitmen kita."

Setelah Maya selesai berbicara, tepuk tangan yang meriah seketika menggema.

Begitu tepuk tangannya mereda, orang-orang mulai berbisik dan membicarakan Surya.

Namun saat ini, Surya tampak tenang dan hanya meneguk minumannya.

Dalin menyeringai dan berkata, "Sepertinya nggak salah untuk memanggilmu penipu."

"Belum tentu. Terkadang apa yang kita lihat belum tentu benar, apalagi yang hanya kita dengar," ucap Surya dengan santai.

Dalin berkata, "Di saat seperti ini pun kamu masih bisa tenang, aku jadi mengagumimu sedikit."

Sementara itu di atas panggung, pembawa acara kembali berkata di mikrofon, "Selanjutnya, Konsorsium Pelita, Divisi Aerovia, Kantor Pusat Provinsi Andaru, Bu Linda Kaluna dipersilakan naik ke atas panggung untuk mengucapkan selamat dan memulai acara pernikahan."

Sekali lagi, terdengar suara terkejut dan berbisik dari para tamu.

Siapa yang tidak tahu betapa terkenalnya Konsorsium Pelita. Meskipun Linda hanyalah CEO untuk salah satu cabangnya, statusnya lebih tinggi dari Kepala Distrik Mando.

Semua orang tahu, berdirinya Konsorsium Pelita di Kota Juwana difasilitasi oleh para pejabat provinsi yang secara langsung membuat koneksi dengan Konsorsium Pelita. Berkat usaha mereka, Konsorsium Pelita akhirnya mendirikan cabangnya di Kota Juwana. Kekuatan dan pengaruh Konsorsium Pelita sungguh luar biasa.

Sebenarnya, Linda adalah pembicara pertama di pernikahan ini. Namun, Abi adalah perwakilan para pejabat, sehingga dia maju lebih dulu. Kalau tidak, giliran Abi pasti akan diletakkan di akhir.

Saat ini, Linda mengenakan sebuah gaun putih bulan. Dia pun berjalan dengan anggun ke depan mikrofon.

Adhi dan Maya, serta para tamu yang hadir segera bertepuk tangan.

Tepuk tangan saat ini jauh lebih meriah daripada saat kedua pengantin muncul panggung.

Ketika suara tepuk tangan mereda, Linda tersenyum tipis dan berkata pada mikrofon, "Terima kasih atas dukungan kalian semua. Sejujurnya, sepasang pengantin baru inilah yang memintaku untuk berbicara. Aku mungkin nggak cukup berkualifikasi untuk para tamu terhormat yang hadir di sini."

Mendengar ini, para tamu pun tersenyum.

Bu Linda terlalu rendah hati. Semua orang di sini tahu bahwa yang paling terhormat di sini adalah dia.

Namun Linda berkata, "Izinkan aku mengundang pemilik sebenarnya dari Konsorsium Pelita, Pak Surya Pratama, untuk mengucapkan beberapa kata pada kalian semua."

Semua orang pun terheran. Apa yang sedang terjadi? Apa mereka tidak salah dengar?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status