Glen berkendara dengan pikiran risau, sudah lebih dari seminggu ia tidak mendengar kabar Jane. Tidak biasanya Jane menghilang tanpa berita sama sekali. Semarah apapun ia pada Glen, biasanya hanya berselang dua hari dia pasti menghubungi kembali. Entah itu untuk minta maaf, atau sebaliknya justru mengomel panjang kali lebar jadi luas.
Semua tempat yang sering dikunjungi oleh Jane pun sudah ia datangi, namun hasilnya nihil. Tidak ada satupun orang yang mengetahui keberadaan Jane.
Satu per satu rumah sakit pun sudah Glen datangi, tapi ia tidak menemukan satu pun data pasien bernama Jane Ariesta.
Satu-satunya orang yang belum Glen tanyai tentang Jane adalah Cherry. Setelah Glen memaafkan semua kesalahan Cherry, mereka kembali bersama. Glen tahu kekasihnya itu tidak menyukai kedekatannya dengan Jane, karena itulah sebisa mungkin Glen menahan diri untuk tidak menyebut nama Jane di depan Cherry.
Namun, mengingat baru-baru ini Cherry berbuat jahat kepad
Beberapa jam sebelumnya. Di gedung The Caldwell Indonesia, Aaron berusaha untuk menuntaskan semua perkerjaannya lebih awal. Sejak Jane tinggal bersamanya, Aaron memang tidak betah berlama-lama berada di luar rumah. JIka bukan untuk meeting, atau sesuatu yang penting Aaron tidak akan datang ke kantor. Selagi perkerjaan itu bisa dilakukan dari rumah secara online, maka dia akan memilih cara itu. Pukul 3 sore, Aaron sudah menuntaskan semua perkerjaannya. Itu berarti dia bisa pulang 2 jam lebih awal dari jam kerja normal karyawan lainnya. Dengan perasaan tidak sabar, Aaron segera bangkit dari kursinya kemudian berjalan ke luar ruangan, menuju meja salah satu staff yang ada di depan pintu ruangannya. "Aku pulang lebih awal. Jika ada sesuatu yang penting, hubungi via email saja. Jangan hubungi nomor pribadiku," pesannya dengan tegas. "Baik, Sir. Saya akan ingat pesan Anda dengan baik." Aaron berlalu dengan cepat, tidak sabar ing
Suasana hening menyelimuti ruangan itu beberapa saat. Kata-kata yang meluncur begitu tiba-tiba dari mulut Aaron terdengar bagaikan petir di siang hari di telinga Jane. Jane kaget, bingung, kepalanya mendadak terasa kosong. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Apakah Aaron baru saja mengatakan dirinya untuk menyamar menjadi orang orang lain? Tanya Jane dalam hati. "Tunggu, apa maksudmu? Mulai hari ini aku adalah Luna? Siapa Luna? Mengapa aku harus menyamar menjadi dirinya?" Jane mencecar Aaron dengan pertanyaan. Aaron sudah memprediksi, Jane pasti kaget dan bingung mendengar kata-katanya tadi. Aaron memperbaiki duduknya. Kali ini ia berbicara dengan ekspresi yang sangat serius. Tatapannya lurus menembus manik Jane, kemudian menguncinya agar gadis itu bisa fokus untuk mendengar penjelasannya lebih lanjut. "Luna adalah identitas baru kamu, Jane. Kamu tidak menyamar, hanya sedikit berkamuflase agar bisa bersembunyi dengan aman. Saat ini,
Aaron tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Jantungnya berdetak kencang ketika tiba-tiba melihat Jane sudah berada di atas kedua pahanya. Lengannya yang ramping bergelayut manja pada leher Aaron yang mendadak kaku tak mampu bergerak. Tubuh Aaron seketika menegang ketika bibir Jane yang lembut dan kenyal itu menyentuh pipi dan keningnya berkali-kali. Sungguh Aaron tidak menyangka Jane yang selama ini selalu bersikap canggung dan terlihat menjaga jarak, kali ini justru datang sendiri menghampirinya, bahkan menghujaninya dengan ciuman. Padahal, sebelumnya di hari pertama Jane berada di rumah itu, Aaron sempat melewati batas dan mencium bibir Jane dengan penuh hasrat. Namun, Jane tidak menunjukkan reaksi apapun. Hingga Aaron tersadar dan melepaskan ciumannya, Jane hanya diam tanpa ekspresi ataupun suara. Hal itu membuat Aaron diliputi rasa penyesalan sepanjang hari. Ia juga khawatir perbuatannya itu akan membuat Jane berubah pikiran, sehingga membatalkan keputusannya
Aaron beranjak dari tempat duduknya, hendak bersiap-siap. Namun getaran ponsel di dalam sakunya membuat langkahnya terhenti. Ia mengeluarkan ponsel itu, melihat nama Chris tertera di layarnya. Aaron menjawab dengan santai, namun beberapa saat kemudian ekspresinya berubah, ia terlihat sangat serius. Sepertinya Chris sedang mengabarkan sesuatu yang sangat penting. Mimiknya terus berubah sepanjang Chris berbicara. "Baiklah, nanti kita bicarakan lagi. Aku dan Jane akan segera berangkat. Pastikan semuanya sudah tersedia. Kau tahu, kan. Aku tidak suka menunggu lama," tegasnya. Setelah itu, ia meraih kunci mobilnya, lanjut mengajak Jane untuk pergi. Aaron mengemudikan Bentley Continental GT miliknya dalam kecepatan sedang, sementara di sampingnya Jane duduk dengan gelisah. Dia sulit untuk menyembunyikan rasa gugupnya ketika mengingat kata-kata Aaron sebelum berangkat tadi. Dengan jelas Aaron mengatakan bahwa dirinya harus menggunakan riasan khusus agar Cherry tidak me
Sesaat Jane merasa jantungnya berhenti berdetak. Ia tidak menyangka Cherry akan menodongnya dengan pertanyaan yang paling ia takuti itu. Tenggorokannya tercekat, bulir-bulir keringat mulai membasahi telapak tangannya. Namun, ia kembali teringat kata-kata Aaron beberapa saat sebelum mereka berpisah tadi. "Jangankan Cherry, bahkan pihak imigrasi sekalipun tidak akan bisa mengenalimu saat ini." Ingat akan kata-kata Aaron yang begitu meyakinkan, kepercayaan diri Jane pun pulih kembali. Dengan tenang Jane menjawab, "Anda bukan yang pertama berkata begitu, Nona. Sepertinya wajah saya memang pasaran." Jane mencondongkan badannya, lebih dekat kepada Cherry, kemudian berbisik, "Anda mungkin tidak percaya, tapi banyak orang yang bilang saya ini mirip Lara Croft di film Tom Raider itu, lho." Cherry mendelik, memandangi Jane dengan tatapan tidak percaya, kemudian tertawa dengan kerasnya. "Aish ... pasti ada masalah dengan penglihatan mereka," ujarnya masi
Tubuh Jane mendadak terasa ringan, bagai melayang di udara. Tidak menyangka jika hari itu ia akan mendengar pengakuan cinta dan dilamar dalam satu waktu sekaligus. Dicintai oleh seorang Aaron Caldwell? Wow! Wanita mana yang tidak akan merasa bahagia?Laki-laki dengan fisik sempurna, ditambah lagi dengan kekayaan berlimpah yang ia miliki, fakta itu membuat Aaron Caldwell menjadi laki-laki paling diinginkan di atas permukaan bumi ini. Dan laki-laki seperti itu menyatakan cintanya pada Jane, bahkan memintanya untuk menjadi satu-satunya wanita yang berbagi hidup dengannya, bagaimana Jane tidak akan merasa tersanjung? Tapi, semua kesempurnaan yang tampak di depan matanya kini justru membuat Jane merasa takut. Ia takut nantinya akan merasakan kekecewaan yang besar, karena biasanya di balik sesuatu yang memberikan harapan yang besar terletak juga potensi kekecewaan yang besar. Di saat itu terjadi, Jane pasti satu-satu pihak yang berada dalam posisi yang tidak b
Musim dingin telah tiba, kota New York memutih ditutupi salju. Sempat mengalami delay karena cuaca buruk, pesawat yang membawa Jane dan Aaron akhirnya mendarat dengan mulus di landasan John F Kennedy International Airport. Butiran-butiran salju menyambut kedatangan Jane ketika ia menjejakkan kaki di kota yang dijuluki The Big Apple itu. Hawa dingin menerpa wajahnya, membuat Jane merasa membeku dalam seketika. Jane beruntung, karena Aaron sudah mempersiapkan semuanya. Sebelum berangkat, ia memastikan Jane telah mengenakan mantel dan juga syal tebal menutupi leher. Tidak lupa sarung tangan hangat, dan penutup telinga yang terbuat dari wol. Aaron mengerti, ini adalah kali pertama Jane berhadapan dengan musim dingin, jadi dia ingin Jane tetap merasa nyaman. Dari bandara, mereka langsung menuju apartment. Sepertinya Aaron memang sudah mempersiapkan segala sesuatunya jauh sebelum kedatangan Jane. Ketika sampai di apartment itu, Jane mendapati sebuah kamar sudah dis
Cherry tersentak, kaget beserta bingung mendengar pertanyaan Glen yang begitu tiba-tiba. "Mengapa Glen tiba-tiba menanyakan Jane?" tanya Cherry di dalam hati. "Jane? Aku sudah lama tidak mendengar kabarnya. Mengapa tiba-tiba kau menanyakannya?" jawab Cherry, balik bertanya. "Kau yakin tidak membohongiku?" tanya Glen lagi dengan ekspresi tidak percaya. "Demi Tuhan, Glen. Aku tidak bohong. Kita sudah lama hilang kontak. Aku tidak tahu di mana Jane berada.' "Lalu ... bagaimana kau menjelaskan sketsa-sketsa ini? Lihat tanggalnya, masih baru, Cher." "Iya, sketsa-sketsa itu memang masih baru. Maksud kamu apa sih, Glen? Aku tidak mengerti." "Sketsa ini dibuat oleh Jane, kan? Kau memakai jasanya untuk peluncuran rancangan terbaru, kan?" "Tidak! Kau salah. Sketsa ini dibuat oleh orang lain, bukan Jane," sanggah Cherry yakin. Tapi Glen tetap tidak percaya. "Tidak mungkin. Tarikan dan goresannya pensilnya, aku hafal sekali