共有

Bab 18 Api Dalam Dada

作者: Liazta
last update 最終更新日: 2025-06-01 20:47:40

Langit mulai runtuh di mata Amora. Awan hitam bergulung liar, angin mengibas-ngibas ujung rambutnya yang kusut, namun tidak ada yang lebih ribut dari pikirannya sendiri. Sudah satu jam lebih ia duduk di kursi roda, membeku di depan gerbang rumah yang dulu ia sebut rumah, tempat ia pernah merasa dicintai.

Bel ditekan lagi, keras dan berulang. Tangannya gemetar karena marah dan dingin. Tapi tak ada tanda kehidupan dari dalam sana. Hanya keheningan yang menjawab, seperti rumah itu telah berubah menjadi kuburan.

Sampai akhirnya, klik.

pagar terbuka, dan keluarlah Dewi, sang mami mertua, dengan raut wajah menyeramkan.

Tapi bukan itu yang merobek dada Amora.

Di belakang wanita itu, berdiri sosok yang membuat udara berhenti bergerak. Miranda. Wanita yang pernah menjadi sekretaris suaminya. Wanita yang kini menggantikan posisi Amora di ranjang dan ruang makan.

“Ngapain kau datang ke sini?!”

Suara Dewi menghantam seperti cambuk. Tidak ada basa-basi. Tidak ada sopan santun. Seperti seekor anjin
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 21. Tidak menyerah

    "Uang yang di ATM itu?" suara Miranda terdengar ringan, nyaris mengejek. "Sudah habis, Amora. Aku belikan pakaian, tas, barang-barang buatku. Maaf kata mas Randy aku boleh habiskan. Ini kartu ATM nya?" Miranda berkata dengan nada sedih dan kemudian memberikan ATM kosong ke pada Amora.Satu-satunya harapannya adalah uang pemberian Yusuf, yang masih tersisa di rekeningnya. Tapi semua itu direnggut tanpa belas kasihan.Amora terdiam. Dada sesak. Napasnya tercekat oleh kenyataan yang disodorkan Miranda. Tatapan wanita itu dingin dan tanpa rasa bersalah."Itu uang dari papi. Itu milik aku!" Amora berseru, nyaris berteriak. Tapi suaranya tenggelam di tengah amarahnya sendiri."Papi? HA! Dia sudah mati, dan kamu juga sudah kami singkirkan dari keluarga ini!" Dewi menyahut. Dalam sekejap, tangannya mendorong Amora dengan kasar. Tubuh Amora terjatuh menghantam lantai marmer. Amora merintih kesakitan. Tubuh lemah yang baru selesai operasi, luka operasi yang sudah terbuka dan berdarah kembali,

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 20 Masih berharap

    Kalimat itu menusuk lebih dalam dari sembilu. Berkali-kali Amora mendengarnya, dan tetap saja, rasa perihnya tak pernah berkurang.“Amora, mulai detik ini, kau bukan lagi istriku. Aku jatuhkan talak untukmu.”Suara Randy terdengar tegas, tanpa ampun.Amora tertawa. Tawanya lirih tapi nyaring. Amora sedang mentertawakan dirinya sendiri. Amora mentertawakan kebodohannya yang rele berkorban demi menyelamatkan manusia berhati keji seperti Randy. Dewi memandangnya geram. “Apa yang kamu tertawakan?!” Bentakan itu disusul tamparan keras yang mendarat di pipi Amora.Amora sudah tidak merasakan sakit ketika tamparan yang begitu sangat keras mendarat di pipinya.“Kenapa? Kau kira aku akan menangis dan sujud memohon?!” Amora menatap lurus ke mata Dewi. Mantan mertuanya, wanita yang dulu ia panggil Mami dengan penuh hormat.Kini, tak ada lagi rasa itu. Hatinya sudah mati rasa.Dewi terdiam.Amora sudah seperti orang gila. Datang ke rumah itu bermodal dengan tenaga dan juga keringat. Dia hanya m

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 19 Pengusiran

    “Pergi kamu! Kamu tidak lagi menjadi bagian dari keluarga Sanjaya!” Suara Dewi menggema tajam seperti cambuk di udara sore yang dingin. Tatapannya dingin, menusuk lurus ke jalan di depan rumah, seolah Amora hanyalah bayangan yang tak pantas ditatap. Amora terdiam. Tidak ada satu pun pertanyaan keluar dari bibir Dewi, bahkan sekadar menanyakan cucunya—darah dagingnya sendiri—apakah masih hidup atau sudah mati. Tidak. Tidak ada simpati. Hatinya batu. “Apa kau tidak dengar!?” Dewi tiba-tiba mendorong kursi roda Amora dengan kasar. Rodanya terseret keras di atas lantai teras hingga hampir membuat Amora terjungkal. Tubuhnya berguncang, tetapi Amora menegakkan kepala. Dia menahan air matanya. “Mami, jangan buru-buru nyuruh Amora pergi...” Miranda melangkah santai, senyumnya tajam seperti belati. “Soalnya… aku belum kasih dia undangan,” katanya, suaranya manis tapi dingin. “Kamu yakin mau undang dia?” tanya Dewi curiga, menoleh pada menantunya. “Tentu, Mih,” Miranda ters

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 18 Api Dalam Dada

    Langit mulai runtuh di mata Amora. Awan hitam bergulung liar, angin mengibas-ngibas ujung rambutnya yang kusut, namun tidak ada yang lebih ribut dari pikirannya sendiri. Sudah satu jam lebih ia duduk di kursi roda, membeku di depan gerbang rumah yang dulu ia sebut rumah, tempat ia pernah merasa dicintai.Bel ditekan lagi, keras dan berulang. Tangannya gemetar karena marah dan dingin. Tapi tak ada tanda kehidupan dari dalam sana. Hanya keheningan yang menjawab, seperti rumah itu telah berubah menjadi kuburan.Sampai akhirnya, klik.pagar terbuka, dan keluarlah Dewi, sang mami mertua, dengan raut wajah menyeramkan.Tapi bukan itu yang merobek dada Amora.Di belakang wanita itu, berdiri sosok yang membuat udara berhenti bergerak. Miranda. Wanita yang pernah menjadi sekretaris suaminya. Wanita yang kini menggantikan posisi Amora di ranjang dan ruang makan.“Ngapain kau datang ke sini?!”Suara Dewi menghantam seperti cambuk. Tidak ada basa-basi. Tidak ada sopan santun. Seperti seekor anjin

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 17 Gerbang yang Tak Lagi Terbuka

    Langit siang itu cerah, awan menggantung tenang tanpa ancaman panas. Mungkin karena hujan yang turun tiga hari berturut-turut, udara menjadi lebih sejuk dan damai. Tapi damai itu tidak berlaku bagi Amora.Dengan tubuh lemah dan luka yang belum pulih, ia menggerakkan kursi rodanya perlahan. Roda-roda itu berderit halus di atas aspal yang masih sedikit basah. Di tangannya, tak ada peta kertas, hanya kenangan samar dari aplikasi MAPS yang sempat ia lihat ketika paket datanya masih aktif. Sekarang, tanpa GPS dan tanpa siapa pun yang menemani, ia hanya mengandalkan ingatan dan tekad.Ingin rasanya mengeluh, menangis, bahkan berteriak atas semua yang ia alami. Tapi Amora tahu, keluhan tidak akan membawa ke mana-mana. "Mengeluh itu hanya memperberat langkah," kata Yusuf yang kini hanya bisa ia temui dalam doa.“Papi, Mora kangen,” bisiknya lirih, seolah angin bisa menyampaikan rindunya ke langit.“Kenapa Mora cuma dikasih bahagia sebentar? Andaikan Papi masih ada, Mora pasti nggak sendirian

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 16 Bayangan Amora

    Randy duduk termenung di tepi jendela, matanya menatap kosong ke arah kursi roda di sudut ruangan. Kursi itu diam membisu, namun dalam diamnya, ia menyimpan begitu banyak kenangan. Termasuk sosok istri kecilnya yang pernah mewarnai hari-harinya. Bayangan perjuangan Amora merawatnya ketika dalam keadaan lumpuh, kini kembali terlihat di pelupuk matanya.Amora.Nama itu terbisik pelan dalam benaknya. Gadis kecil berusia sepuluh tahun yang dulu tak pernah lelah merawatnya, memperhatikannya, bahkan ketika Randy terus-menerus menolaknya.Ia bukan adiknya. Bukan juga keluarganya. Tapi perhatian gadis itu terasa seperti hangatnya mentari pagi yang lembut menyapa tubuh yang menggigil.Amora bukan datang begitu saja. Ia dibawa oleh sang Papi, Yusuf, dari sebuah panti asuhan. Tapi alasan di balik keputusan itu bukan sekadar niat mulia.Dua tahun sebelum Amora diadopsi, Yusuf mencium kejanggalan di panti asuhan yang didanainya. Panti itu, yang sebelumnya menampung 25 anak, tiba-tiba hanya memilik

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status