Share

Bab 32. rasa bersalah

Author: Liazta
last update Huling Na-update: 2025-06-09 19:58:47

Hal ini yang membuat para karyawan yang melihatnya sangat gemas dan kagum. Bukan hanya wajah saja yang mirip, namun sikap dan gayanya sama seperti sang Daddy.

“Zolin, Daddy bisa sendiri, Sayang,” ujar Alvaro pelan saat mereka baru saja melewati ruang lobi.

Zolin menoleh cepat dengan tatapan penuh kewaspadaan. “Tapi Daddy sering lupa. Kata dokter, Daddy harus dijaga. Jadi Zolin ikut.”

Alvaro hanya bisa tersenyum kecil. Gadis kecil itu keras kepala. Sama persis seperti dirinya.

Mereka masuk ke ruang kerja. Alvaro langsung menuju meja kerjanya, namun sebelum sempat duduk, Zolin lebih dulu menarik kursi kecil yang sudah disiapkan untuknya di sudut ruangan, mengeluarkan kotak bekal, dan meletakkan sebotol air hangat di meja sang ayah.

“Ini bekalnya. Daddy cuma boleh makan yang Zolin bawa. Jangan makan gorengan dari pantry kantor ya,” katanya serius.

Alvaro tertawa kecil. “Baik, Sekretaris Zolin.”

Hari itu Alvaro harus menghadiri rapat penting dengan jajaran direksi dan investor utama. Kon
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 123

    Beberapa menit setelah Miranda keluar dari kamar Dewi...Langkahnya memburu, tubuhnya gemetar menahan ledakan emosi. Napasnya naik-turun tak beraturan. Suara sepatu hak tingginya menghentak keras lantai koridor rumah sakit, menggemakan denting kemarahan yang tak bisa ia sembunyikan. Perut besarnya tak menghalanginya untuk tetap tampil anggun—setidaknya di mata orang lain. Tapi di dalam dirinya, Miranda sedang sekarat oleh rasa malu.Pandangan orang-orang yang berseliweran di lorong rumah sakit terasa menusuk bagai pisau tajam. Ia bisa merasakan bagaimana mereka menggosipkan dirinya. Semua yang terjadi di ruangan tadi, penolakan Yurika, ucapan dingin Alvaro, penghinaan halus yang menyayat, semuanya membekas seperti luka bakar di hatinya.Dengan tangan yang masih gemetar, ia membuka pintu mobil dan masuk ke belakang kemudi. Bukannya langsung melaju, Miranda terdiam. Ia memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan gejolak di dadanya. Tapi sia-sia. Suara-suara di kepalanya terus berteriak

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 122

    Sementara itu, Yurika hanya tersenyum miring. Baginya, Miranda hanyalah salah satu dari sekian banyak wajah penjilat yang sudah terlalu sering ia temui. Ia tak terpengaruh sedikit pun oleh kata-kata manis itu.“Bagaimana kondisimu?” tanya Yurika, duduk di sisi tempat tidur sahabatnya. Tatapannya mengandung iba saat menatap wajah Dewi yang pucat.Meskipun Yurika kurang suka melihat sifat Dewi yang sombong dan angkuh, namun melihat kondisi temannya yang seperti ini, membuat ia merasa kasihan.Dewi mencoba tersenyum, meskipun tubuhnya terasa sangat sakit dan kepalanya masih berdenyut hebat.“Rasanya... sakit sekali,” bisiknya lirih.“Bagaimana ceritanya kamu bisa ditabrak mobil?” Ini bukan pertama kalinya Yurika menanyakan pertanyaan itu. Namun tak satu pun dari orang yang memberi kabar mampu memberikan jawaban yang masuk akal.Dewi tersenyum samar, lalu menjawab, “Aku nggak hati-hati. Nggak lihat ada mobil melintas.”Ia tak mungkin menceritakan soal pertengkaran dengan Randy. Hubungan r

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 121

    Miranda.Wanita itu berdiri, tersenyum manis seolah menyambut tamu agung. Gaun hamil yang dikenakannya memeluk tubuhnya dengan lembut, menegaskan usia kandungannya yang hampir mencapai akhir. Wajahnya dipoles sempurna, matanya berbinar, dan bibirnya melengkung dengan kepalsuan yang begitu mengganggu.“Saya senang... Syukurlah. Mami sangat menantikan kehadiranmu,” ucap Miranda lembut sambil mengulurkan tangan. “Sejak tadi beliau gelisah.”Alvaro menatap tangan itu. Ia diam. Ragu. Dalam pikirannya, seakan-akan tangannya akan terkena virus jika menyentuh kulit wanita itu. Namun, demi menjaga kesopanan, ia pun akhirnya menjabat tangan Miranda. Cepat. Dingin. Seperti formalitas yang memuakkan.“Sudah tugas saya menjenguk orang sakit,” sahutnya datar.Namun senyum Miranda tidak pudar. Justru semakin manis, seperti racun yang dibungkus madu. Tatapannya menggoda, menggeliat seperti ular. Bahkan lupa bahwa ada pria lain berdiri di sisi ruangan. Pria yang membuat dada Alvaro bergemuruh dengan a

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 120

    “Al, Mami sudah siap nih. Ayo kita pergi sekarang. Jangan tunggu malam,” suara Yurika terdengar dari arah belakang, menggema di ruang tamu yang tenang.Alvaro menoleh cepat, wajahnya terlihat kesal. Dengan langkah berat, ia bangkit dari kursi dan menghembuskan napas panjang, seperti hendak membuang rasa malas yang tak bisa ia lawan.“Bukannya tadi kamu yang menawarkan diri buat temani Mama?” gumamnya kesal, nyaris seperti ocehan yang sengaja dibiarkan terdengar.Yurika menatap putranya dengan kerutan di dahi. “Justru karena kamu sendiri yang nawarin, Al. Mama sebenarnya nggak mau ngajak kamu. Tapi kamu maksa. Sekarang malah ngeluh?”Wanita paruh baya itu sudah sangat mengenal karakter putranya. Alvaro tipe yang sulit beradaptasi, namun ada sisi lembut yang sering tersembunyi di balik sikapnya yang cuek. Karena itulah, saat Alvaro menawarkan diri untuk menemani, Yurika sedikit heran. Dan kini, saat melihat perubahan sikapnya, ia hanya bisa menghela napas dalam hati.“Iya, iya, aku ikut

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 119

    Alvaro duduk di ujung sofa panjang, mengenakan kemeja biru tua berlengan pendek yang membentuk tubuh atletisnya, dipadukan dengan celana jeans gelap yang sederhana namun elegan. Penampilannya tampak segar, seolah ia hendak pergi ke suatu tempat penting. Namun matanya, justru memancarkan kegelisahan yang sulit disembunyikan.Di tangannya, ponsel menyala. Sorot mata Alvaro tajam menatap layar, wajahnya serius, rahangnya mengeras. Di layar itu, terpampang pesan dari Dion, orang kepercayaannya."Mereka bilang kondisi Dewi belum stabil. Tapi ada sesuatu yang aneh. Ada seseorang yang terus memantau ruang ICU tempat ibu Dewi di rawat. Wanita yang memakai seragam perawat itu tampaknya menyembunyikan sesuatu."Namun lamunannya buyar saat suara ceria menyentaknya kembali ke dunia nyata.“Daddy, kenapa tampan sekali?” tanya Zolin polos, sambil memandang ayahnya dengan tatapan kagum dan pipi yang sedikit menggembung.Alvaro menoleh, senyum terbit di wajahnya. “Karena Daddy mau pergi sama Oma. Men

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 118

    "Maaf, Nyonya. Misi gagal."Suara wanita itu terdengar getir di seberang telepon. Ia berusaha tenang, tapi nada ketakutan tidak bisa disembunyikan.Miranda sontak berdiri dari duduknya. Tangannya mengepal, dan giginya mengatup rapat menahan amarah yang tiba-tiba meledak."Apa maksudmu gagal?!" bentaknya."Bukankah aku sudah katakan, kau hanya perlu menyuntikkan racun itu ke infus! Apa susahnya?! Tidak sampai satu menit, selesai! KERJA SEORANG PEMULA!"Matanya melotot. Nafasnya memburu seperti binatang buas yang lapar darah. Kemarahannya hampir tak terkendali.Namun suara wanita itu kini meninggi, tak lagi takut."Jangan seenaknya bicara, Miranda!" katanya keras. "Aku tidak punya kesempatan! Ruangan itu dijaga ketat! Kalau aku tetap memaksa, sama saja aku bunuh diri dan menyerahkan diriku ke polisi! Aku tidak mau dipenjara karena kamu! Dan satu lagi, uangmu TIDAK SEBANDING dengan resikonya!"Miranda membisu sejenak. Giginya bergemelutuk menahan gejolak yang kini mendidih dalam dadanya.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status