LOGIN"Kamu?" Geum terkejut melihat siapa yang mengetuk pintunya, laki-laki itu tersenyum cerah. "Kamu tahu aku baru kembali dan langsung mencariku?" tanya Geum dengan senyuman mengembang. "Lapar?" Yukine tidak berbasa-basi."Lumayan, aku belum makan apapun." "Datanglah ke tempat ku bantu aku habiskan makanan." "Sekarang?" Geum kembali terkejut.Yukine mengangguk kecil kemudian kembali dan tanpa pikir panjang Geum mengikuti perempuan itu kembali tapi Geum sama sekali tidak menyangka jika tempat itu begitu ramai. "Duduklah," Yukine menyuruh Geum duduk di samping Pitaloka. Dua orang itu saling pandang dan sama-sama sedikit terkejut. Meskipun sudah bertahun-tahun tapi mereka masih bisa mengenali masing-masing."Apa kalian saling kenal?" tanya Yukine memancing mereka berdua. "Tidak, aku hanya tahu jika dia pernah bekerja di toko bunga," jawab Geum sambil duduk."Ya, aku hanya tahu tapi tidak kenal, dia sering terlihat di sekitar toko bunga selalu beberapa Minggu saat itu. Tapi sampai seka
Balryu menaruh tubuh perempuan itu di antara kakinya dan mereka berdua memainkan ASMARALOKA dengan akun Big Gui, lebih tepatnya Yukine hanya menonton Balryu menunjukkan kemampuannya yang sesungguhnya menggunakan karakter beruang itu. Lelaki itu menaruh dagunya di pundak pihak lain dan begitu nyaman memainkan permainan itu berlama-lama. "Mereka datang," ujar Yukine ketika mendengar seseorang memasukkan pin ke pintu apartemen mereka. "Biarkan saja, ini masih sangat seru," jawab Balryu tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya."Biarkan aku pergi." Yukine ingin pergi dari dekapan lelaki itu namun Balryu semakin mempererat pelukannya hingga Yukine tidak berdaya untuk pergi sampai Imran dan seorang wanita berdiri dengan patuh di belakang laki-laki itu datang."Apa ini?" seru Imran langsung berteriak melihat kemesraan Balryu dan Yukine. "Kau menyuruhku datang bersama dengan Pitaloka hanya untuk menyaksikan kemesraan kalian?""Apa yang salah?" "Kamu masih bertanya?" "Kami pengantin
Yukine berjalan pelan dengan bantuan tongkatnya sedangkan Geum lebih banyak bicara dari pada sebelumnya ketika mereka makan, laki-laki itu berjalan di sisi kanannya sambil bercerita juga mempraktekkan sesuatu hingga berpindah ke sisi kiri Yukine, laki-laki itu juga mengitari perempuan itu kadang di depannya juga kadang di belakangnya. Meskipun laki-laki itu terus bergerak mengelilinginya perempuan itu tidak merubah ritme jalannya, Yukine tetap berjalan santai meksipun Geum di depannya perempuan itu masih akan melangkah biasa hingga laki-laki itu minggir dengan sendirinya. Mulut dan tubuh Geum semuanya bergerak namun Yukine masih terus mendengarkan dan sesekali menanggapi dengan ekspresi wajahnya, Geum yang begitu antusias menceritakan pengalamannya bertahun-tahun menjadi tentara bayaran di negara Mosa cukup menarik untuk didengarkan."Dia seperti anjing yang sedang mengitari tuannya," komentar seorang laki-laki yang berdiri di balkon melihat adegan ini. "Kamu tidak cemburu pada lak
Balryu membawa Yukine ke salah satu apartemen milik Imran, sejak saat itu Balryu lebih sering bekerja dari apartemen dengan alasan tindak ingin meningkatkan Yukine sendirian, sedangkan Imran malah lebih sering berkunjung dengan membawa begitu banyak pekerjaan untuk lelaki itu.Balryu dan Imran sedang berdiskusi di sofa panjang dengan banyak berkas yang memenuhi meja dan tidak satupun dimengerti oleh Yukine. Perempuan itu duduk di samping Balryu hanya melihat dan mendengar mereka berdiskusi membuatnya sangat bosan, Balryu tidak mengijinkan dirinya keluar seorang diri membuat Yukine benar-benar jenuh. Jika ketika Yukine sendirian di rumah perempuan itu akan bermain ASMARALOKA tapi sekarang ada Imran di sini Yukine tidak ingin laki-laki itu mengetahui rahasianya."Kamu ingin makan sesuatu?" Balryu bertanya pada perempuan yang sejak tadi hanya diam tidak bersuara ataupun menguyah sesuatu. Balryu bisa membacanya sangat jelas jika perempuan itu sedang dilanda kebosanan hebat.Yukine menggel
Yukine tersenyum sangat lebar menyambut kedatangan Balryu, perempuan itu bersikap manja di depan lelaki itu, Balryu langsung memeluk perempuan itu dengan erat. dadanya berdegup kencang sepertinya lelaki ini kembali secepat yang ia bisa bahkan tubuhnya sampai berkeringat."Kamu tidak apa-apa?" tanya laki-laki itu sambil menaruh kepalanya di sisi wajah perempuan itu.Perempuan itu menggeleng pelan sambil tersenyum melihat betapa khawatirkan lelaki ini padanya, Balryu memeriksa seluruh tubuh perempuan dari atas sampai bawah hingga mengelilinginya untuk mematikan meskipun tidak ada luka tapi ada bercak darah di mana-mana membuat Balryu semakin khawatir padanya. "Ini darah mereka," kata Yukine pelan. "Bagaimana dengan kakimu?" "Ini baik, aku tidak menggunakan kaki kiriku yang sakit untuk melawan mereka." "Baguslah jika baik-baik saja." Yukine tersenyum lebar pada laki-laki itu hingga rasa gugup dan kekhawatiran Balryu berkurang banyak."Aku akan melihat mereka dulu."Balryu pergi ke
Balryu mengucek matanya yang lelah dan berniat untuk istirahat sejenak, mengistirahatkan matanya juga punggungnya yang telah berjam-jam digunakan untuk memandangi layar dan tulisan kecil-kecil. Sambil beristirahat Balryu membuat panggilan video pada orang yang ada di rumah. "Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Balryu pada Yukine yang sepertinya berada di dapur sedang membelakangi microwave yang masih sedang berputar. "Menunggu itu panas," jawab Yukine sambil mengarahkan kamera pada microwave. Balryu tersenyum melihat Yukine yang nampaknya belum mandi hanya menata rambutnya dengan asal dengan sebuah sumpit, mulut perempuan itu sedang menikmati sebatang es krim yang mudah sekali lumer. "Sepertinya hari ini aku akan pulang lebih awal dari pada kemarin karena semuanya hampir selesai." Yukine hanya mengangguk sambil menikmati es krimnya. "Ingin makan sesuatu? Aku akan membelinya ketika pulang.""Tidak perlu, aku sedang tidak berselera makan," jawab Yukine dengan malas tapi masih men







