MasukBalryu dan dokter Halaong duduk berdampingan menonton acara sport sedangkan Yukine berbaring di sisi yang lain menikmati kacang almond dengan satu tangan sedangkan tangannya yang lain sibuk dengan ponselnya. Dokter Halaong banyak bicara pada Balryu tentang acara yang mereka tonton sedangkan lelaki itu menjawab dengan seadanya, emm, ya tidak, mungkin, aku tidak tahu, terus seperti itu karena jari dan pandangannya hanya tertuju pada ponselnya. "Sebenarnya kamu mendengar paman atau tidak?" tanya dokter Halaong pada Balryu yang sudah merasa kesal karena diabaikan oleh anak itu. "Tidak, maksudnya aku mendengar paman bicara," sahut Balryu dari samping."Tapi kamu tidak menontonnya karena sibuk dengan ponselmu." Pria tua itu nampak kesal."Ya," jawab Balryu tanpa merasa bersalah."Sebenarnya apa yang begitu penting di ponselmu itu?""Sejak kapan paman punya kebiasaan mengintip privasi orang, aku saja tidak pernah melakukannya padamu." Balryu menutup ponselnya sendiri agar pamannya tidak me
"Aku juga masih ingat jika Xiao Gui suka sekali dengan bunga dan buah bahkan buah liar sekalipun dan kamu dokter Ma sudah berapa kali aku melihat sendiri bagaimana kamu sangat menyukai dua hal itu, bahkan cara makan kalian sama persis, kalian makan dengan pipi mengembung seperti kelinci."" ... ""Sampai sini aku masih tidak terlalu berpikir jauh, mungkin kamu sudah sangat hati-hati tapi kamu melakukan kesalahan tanpa kamu sadari kamu pernah menggunakan parfum yang sama seperti parfum yang pernah aku berikan pada Xiao Gui. Parfum itu cukup istimewa meskipun orang mampu untuk membelinya mereka tidak mudah untuk mendapatkan karena tidak semua toko parfum menjualnya."Di sini Yukine terbelalak dan berpikir kapan dirinya pernah teledor seperti itu. Yukine sudah berhati-hati namun tetap saja memiliki celah ini."Kau ingat ketika aku bersujud padamu hanya demi memperbaiki hubungan kita, perasaan familiar saat kamu abaikan bisa aku rasakan seperti ketika Xiao Gui mengabaikan aku. Saat di Mos
Balryu kembali ke rumah menggunakan kendaraan umum sesampainya di depan rumah Balryu meringankan langkahkan agar tidak menimbulkan suara bahkan ketika masuk Balryu sangat pelan, pandangannya langsung tertuju pada seorang perempuan yang duduk di atas meja dengan memunggunginya, perempuan itu sedang asik dengan ponselnya di sampingnya ada dimsum yang masih mengepul dan juga microwave yang masih berputar dengan sesuatu di dalamnya. Perempuan itu mencomot satu di dimsum melahapnya semua sekali suap kemudian menggunakan kedua tangannya lagi untuk bermain dengan ponselnya. Balryu perlahan mendekatinya dan dapat melihat dengan jelas bagaimana Ruy Forest begitu lincah sedang berduel dengan seseorang. Tangan ini masih terlihat kaku namun gaya bertarungnya Balryu sangat familiar. Suara dari microwave menunjukkan jika makanan yang di panaskan telah siap membuat perempuan itu mendongak sesaat namun malah terkejut karena baru menyadari ada seseorang yang telah lama berdiri di sampingnya. "Aaaa
Balryu duduk sambil menutup matanya menggunakan tangannya sebagai penyangga kepalanya sendiri di sebuah ruangan yang penuh dengan alat make up wanita dan beberapa pakaian wanita yang berjejer rapi, tempat itu sepi hanya ada Balryu seorang, lelaki itu duduk dengan sabar menunggu seseorang melakukan sesuatu untuknya di luar sana. Sofa berwarna putih itu begitu lembut dan nyaman jika bukan karena Balryu penuh dengan pikirannya mungkin lelaki itu bisa tertidur dengan cepat di sofa itu.Di permukaan lelaki itu nampak tenang penuh dengan kendali namun otaknya begitu berisik dengan potong-potong memori yang tumpang tindih hingga Balryu kesulitan untuk membedakan keduanya, lelaki itu sampai kesulitan memilih karena kedua terlalu identik bahkan sering mengategorikan hal itu hanya sebuah imajinasinya sendiri."Sepertinya aku akan gila, semakin aku memikirkannya semakin aku tidak mengerti." Setelah menunggu cukup lama akhirnya pintu itu dibuka dengan keras Balryu juga membuka matanya ketika men
Selama tiga malam Yukine membutuhkan bantuan dari instrumen untuk bisa membuatnya tidur, entahlah semakin memikirkannya Yukine semakin tidak mengerti mengatakan Balryu berubah setelah bertemu di acara itu. Benar kata Xiyun jika seseorang harus berpikir keras menebak apa yang dipikirkan oleh lelaki itu karena lelaki itu tidak mengeluh dan tidak mengutarakan isi otaknya.Dipagi harinya Yukine bangun kesiangan seperti biasanya karena tidak ada seseorang pun yang membangunkannya. Yukine keluar perlahan dari kamarnya setelah hanya mencuci wajahnya, Yukine pergi mencari sesuatu untuknya makan tidak ada seorangpun yang ada di ruang tengah biasanya dokter Halaong dan Balryu akan menghabiskan waktu mereka di sana. "Apakah mereka semua pergi?" gumam Yukine pelan menuju dapur mencari sesuatu yang dapat dimakan di dalam lemari pendingin. Yukine mengambil sepotong kue dan apel besar berwarna merah membawanya ke ruang tengah sambil menonton tayangan olahraga. "Tuan putri kita ternyata sudah bangu
Bahkan sesampainya mereka di rumah lelaki itu masih tidak membuka mulutnya hanya langsung membawa Yukine kembali ke kamar tanpa menanyakan apapun ataupun apa yang telah dilakukan Yukine di tempat itu. Pria tua itu juga tidak ada di rumah yang membuat Yukine semakin canggung dan tidak tahu harus bersikap seperti apa pada Balryu.Rumah itu terlihat bagitu sunyi padahal Yukine yakin jika lelaki itu berada di kamarnya. Awalnya Yukine akan merasa bahagia setelah mendapatkan apa yang diinginkannya pergi ke acara itu dan mendapatkan barang seperti yang dinginkan namun itu tidak sepadan jika dibandingkan dengan kemarahan Balryu yang tiba-tiba menolak untuk berkomentar. Yukine membuka paper bag itu dengan wajah masam menemukan printilan kecil tentang ASMARALOKA, Tumblr itu jauh lebih bagus daripada ekspetasinya namun dari semua yang didapatkannya tidak satupun yang membuatnya bahagia. Karena itu pula Yukine kesulitan untuk tidur seharusnya setelah lelah bepergian tidur telap itu hal wajar kin







