Share

60. Mas-mas

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-20 19:39:20

Lima laki-laki itu sama sekali tidak mau mendengarkan ucapan Kun dan hanya berpihak pada wanita itu yang terus menangis. Bahkan dari mereka akan memukuli Kun untuk saja security segera melerai. Mungkin jika tidak ada dua security itu keadaan semakin kacau dan runyam. Meskipun Kun dapat melawan mereka akan tetapi keadaan itu akan berbuntut panjang.

"Pak tolong cek cctv, sungguh aku tidak melakukan apapun," ujar Kun pada security. Setiap basement pasti ada kamera pengawas.

"Tapi maaf, cctv di area ini masih dalam perbaikan," jawab security dengan amat menyesal.

Kun tidak perna putus asa seperti ini, dirinya bisa memberikan saksi jika dirinya tidak melakukan apapun namun dia kalah jumlah juga tidak memiliki bukti untuk menguatkan ucapannya. Kun lupa mimpi apa semalam hingga hari ini menjadi orang yang tertuduh seperti ini.

Orang-orang itu masih terus banyak bicara bahkan ada yang menuntut Kun ganti rugi dengan membayar sejumlah uang untuk wanita itu tentu saja Kun menolaknya karena merasa tidak melakukan kesalahan kenapa dirinya harus mengeluarkan uang untuk wanita itu. Uang bukanlah masalahnya akan tetapi jika dirinya ganti rugi bukankah itu berarti dirinya mengakui jika dirinya melakukan pelecehan itu.

"Ganti rugi padanya, kamu laki-laki brengsek tidak bertanggung jawab!" seru laki-laki itu seakan melihat dengan kepalanya sendiri ketika Kun melecehkan wanita itu.

"Pak, aku sama sekali tidak menyentuh wanita itu lalu bagaimana caranya aku melecehkannya?" Kun bukanlah orang yang suka berdebat hanya saja saat ini mungkin dirinya butuh membela dirinya sendiri.

"Tolong tenang." Security itu mencoba melerai kedua belah pihak yang ngotot akan pendapat mereka sendiri.

"Aku lebih suka kita bawa ini ke polisi daripada harus ganti rugi." Kun mengambil keputusan karena dirinya hanya sendirian.

"Anak muda. Aku peringatkan kamu kamu di sini hanya mengeluarkan sedikit uang namun jika ini dibawa ke polisi urusannya akan lebih panjang dan kamu akan lebih banyak kehilangan uang." Salah satu dari mereka mencoba menasehati re nada lembut dan membujuk namun tidak tidak berpengaruh terhadap keputusan Kun.

Khia Na melihat kondisi itu dan sudah tidak bisa lagi hanya menonton kemudian keluar menghampiri orang-orang itu. Kun adalah orang pertama yang menyadari kehadirannya kemudian orang-orang itu yang langsung diam tidak menyangka jika masih ada orang lain di sana. Para laki-laki itu saling melihat satu sama lain.

"Siang pak," sapa Khia Na pada security itu. "Kebetulan aku sejak awal di sini dan melihat semuanya."

"Kamu melihat bagaimana laki-laki ini memecahkan wanita itu?" tanya security pada Khia Na.

"Tidak aku hanya melihat wanita ini tiba-tiba datang dan menangis minta tolong padahal mas-mas ini tidak melakukan apapun."

"Kenapa kamu membantunya seharusnya kamu membantu korban pelecahan." Seorang laki-laki masih saja ingin membantu wanita penipu ini.

"Aku bisa menjadi saksi jika mas-mas ini tidak bersalah," sahut Khia Na.

"Apa buktinya? Seorang saksi pun masih harus punya bukti."

"Kebetulan bukan hanya aku saksinya masih ada saksi yang lain," jawab Khia Na.

Orang-orang itu cukup terkejut dan langsung melihat ke sekeliling mereka untuk memastikan keberadaan orang lain namun benar-benar hanya ada mereka di tempat itu.

"Mana? Teman-temanmu?"

"Itu!" Khia Na menunjuk ponselnya yang ada di atas dashboard. "Kebetulan aku sedang live streaming BAPAK bisa memeriksanya."

Khia Na menekan kata bapak pada laki-laki itu karena orang itu masih saja terus menekan Kun dan membela wanita penipu itu dengan membabi buta.

"Mari periksa," ujar security itu.

Khia Na akan membawa security itu mengambil ponselnya namun para laki-laki itu tiba-tiba panik dan langsung pergi seraya memberikan kode satu sama lain begitu juga dengan wanita itu segera beranjak dan pergi begitu saja dengan langkah cepat.

"Hei ...?" Khia Na berteriak ketika menyadari ketika mereka semua pergi begitu saja tidak menunggu Khia Na mengambil ponselnya.

Ternyata sudah ada mobil yang menunggu wanita itu juga lima pria itu, setelah semua masuk ke dalam mobil, mobil itu segera pergi dengan kecepatan tinggi.

"Dasar komplotan penipu," gerutu Khia Na sambil kesal melihat ke mobil yang telah pergi itu.

"Hampir saja kami tertipu, nampaknya ini modus penipuan baru," ujar security itu sambil menggelengkan kepalanya melihat para penipu itu meloloskan diri.

Dua security itu tidak lagi mempedulikan tentang ponsel Khia Na dengan melihat respon para komplotan penipu itu sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa Kun tidaklah bersalah. Kedua security itu pergi setelah semua selesai hingga tinggal mereka berdua.

"Mas-mas itu," ujar Kun menirukan ucapan Khia Na waktu memberikan kesaksian pada dua security itu.

"Kadang pura-pura tidak kenal juga dibutuhkan, jika aku mengaku kenal kamu mungkin mereka tidak akan mudah percaya padaku."

"Baiklah. Mas-mas ini berterima kasih telah dibantu," ucap Kun pada Khia Na dengan sopan seakan ini adalah pertemuan pertama mereka.

"Dasar mas-mas menjengkelkan," sahut Khia Na. "Lagipula kamu sudah pernah membantuku wajarlah jika aku juga membantumu."

Merekapun mengobrol sebentar sebelum berpisah, Kun akan pulang setelah selesai berbelanja dan Khia Na masih akan masuk karena baru saja datang. Khia Na baru menyadari jika orang yang menonton live streaming tiba-tiba menjadi banyak.

"Kapan ini menjadi banyak?" Khia Na bingung sendiri melihat penonton yang berkomentar di live streamingnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   65. LC nya juga sedang demam

    Geum berbaring beralaskan rerumputan matanya terpejam bukan karena mengantuk namun rasa lelah karena sejak siang sampai sore menyelam di sungai yang dalam hingga kulitnya memucat dan keriput."Ayo pulang," ujar Yukine. Perempuan itu tidak tega melihat Geum yang nampak kelelahan."Kita butuh waktu untuk sampai stasiun, kita bisa ketinggalan kereta terakhir." Geum tidak menyahut tapi bangkit dari bumi dan menatap nona besarnya itu."Kita jauh-jauh datang kemari dan akan pulang dengan tangan kosong?""Masih ada banyak waktu di masa depan. Aku masih ada mata kuliah yang tidak bisa aku tinggal besok.""Maka pulanglah sendiri, aku akan tetap disini.""Geum ...?!"Ini adalah pertama kalinya Yukine memanggil nama laki-laki itu secara langsung."Aku tidak punya hal yang harus aku lakukan, anggap saja aku sedang latihan," ucap Geum sambil menyunggingkan senyum."Aku tidak sedang becanda!" ucap Yukine tidak senang dengan tanggapan Geum."Aku juga tidak sedang bercanda," jawab Geum sedangkan se

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   64. Kerangka manusia

    Geum menatap hamparan perkebunan yang luas dan hijaunya pegunungan, matanya sangat dimanjakan melihat pemandangan indah di pagi hari, sebenarnya matanya masih mengantuk namun ketika melihat pemandangan yang indah dari gerbong dan hangatnya sinar matahari yang baru saja muncul hatinya merasa jauh lebih baik.Melihat jika perempuan di sampingnya begitu serius dengan buku tebalnya Geum sedikit menarik tirai agar pandangan perempuan itu jauh lebih baik saat membaca. Geum melirik isi buku itu namun segera tidak berminat selain itu tertulis dengan bahasa inggris ada juga gambar yang menunjukkan sebuah sel-sel yang tidak dimengerti olehnya."Aku lapar," ujar Geum lirih pada Yukine yang masih fokus dengan bukunya.Yukine tidak menjawab namun mengeluarkan uang tunai menyerahkannya pada Geum tanpa sedikitpun menggeser pandangannya. Geum pergi sebentar kemudian kembali dengan membawa tiga makanan berat yang hangat dan beberapa makanan ringan. Yukine dan Geum duduk berhadapan tentu saja makanan i

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   63. Ayah dengan dua anak

    Yukine malah tersenyum mendengar Khia Na menjadi pahlawan untuk Kun karena ketidaksengajaan."Jika tidak ada kamu mungkin Kun akan rugi banyak," ucap Yukine."Itu hanya kebetulan." Kemudian Khia Na teringat satu hal lagi. "Kun menghubungiku bertanya apakah kamu akan hadir di ulang tahun Salsa?" ucap Khia Na setengah berbisik."Siapa Salsa?" Yukine malah bertanya."Bagaimana aku tahu? Kalian punya teman bernama Salsa?""Ingatanku buruk tentang mengingat nama orang baru.""Hubungi Kun sendiri tanyakan itu padanya, sejak semalam dia sudah menghubungimu namun kamu abaikan.""Benarkah? Bahkan aku lupa dimana aku menaruh ponselku." Yukine meraba dirinya sendiri untuk mencari ponselnya kemudian ingat jika baru saja menggunakan itu untuk bermain game bersama Balryu."Ponselku ada di ruang tengah," ucap Yukine sambil menunjukkan gigi depannya. "Kalian sering berhubungan?" tanya Yukine."Berhubungan apa?" suara Khia Na meninggi sampai dua laki-laki ada di dapur menoleh pada mereka."Maksudnya K

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   62. Kalian tidak seperti adik kakak

    "Itu tidak bisa dimakan, ada beberapa dari mereka yang beracun," ucap Balryu seakan tahu isi otak adik perempuannya.Yukine melihat kearah Balryu dengan kening berkerut namun tidak mengatakan apapun kemudian kembali melihat semua foto-foto itu. Namun Balryu masih menjelaskan beberapa jenis jamur yang beracun karena tahu jika adik perempuannya ini suka penasaran dengan hal-hal seperti ini. "Saat di alam hindari jamur yang memiliki warna yang mencolok dan yang memiliki cincin. Ada juga yang mengeluarkan cairan kemungkinan besar mereka mengandung racun yang berbahaya." Yukine hanya mengangguk-angguk mendengar edukasi dari Balryu."Aku membutuhkan anggaran cukup besar untuk membuat dunia jamur," ucap Balryu nampak tidak berdaya namun cukup puas dengan hasil akhirnya."Tapi itu sebanding dengan hasilnya, ini sangat indah.""Kamu menyukainya?""Sepertinya dunia jamur menjadi tempat favoritku di ASMARALOKA.""Baguslah jika kamu menyukainya. ASMARALOKA masih akan terus diperbarui menjadi le

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   61. Dunia jamur

    Yukine bermain dengan ponselnya di balkon, jam di pojok kiri layar ponselnya menunjukkan pukul 02:11 mata Yukine sangat cerah dan sudah tidak bisa tertidur lagi setelah mimpi buruk. Ini bukan pertama kalinya Yukine terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk namun lebih sering terjadi ketika dirinya tidur dengan orang lain. Melihat ke dalam kamarnya sendiri ada gundukan yang tertutupi oleh selimut tebal. Itu adalah Khia Na yang tidur di tempat tidurnya, kenapa Yukine masih bertahan sampai detik ini mau tidur dengan perempuan itu hanya untuk memiliki alasan tidur di luar dan tidak pulang jika waktunya sudah tiba. Meskipun sudah berkali-kali tidur dengan Khia Na nyatanya Yukine masih belum terbiasa dengan keberadaan orang lain di sampingnya saat tidur. "Belum tidur?" Sebuah pesan dalam game online muncul ketika Yukine baru saja bermain-main dengan karakternya. "Sudah bangun," jawab Ruy Forest. "Jam segini? Sudah bangun?" balas Big Gui. "Terbangun tidak bisa tidur lagi." "Mi

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   60. Mas-mas

    Lima laki-laki itu sama sekali tidak mau mendengarkan ucapan Kun dan hanya berpihak pada wanita itu yang terus menangis. Bahkan dari mereka akan memukuli Kun untuk saja security segera melerai. Mungkin jika tidak ada dua security itu keadaan semakin kacau dan runyam. Meskipun Kun dapat melawan mereka akan tetapi keadaan itu akan berbuntut panjang."Pak tolong cek cctv, sungguh aku tidak melakukan apapun," ujar Kun pada security. Setiap basement pasti ada kamera pengawas."Tapi maaf, cctv di area ini masih dalam perbaikan," jawab security dengan amat menyesal.Kun tidak perna putus asa seperti ini, dirinya bisa memberikan saksi jika dirinya tidak melakukan apapun namun dia kalah jumlah juga tidak memiliki bukti untuk menguatkan ucapannya. Kun lupa mimpi apa semalam hingga hari ini menjadi orang yang tertuduh seperti ini.Orang-orang itu masih terus banyak bicara bahkan ada yang menuntut Kun ganti rugi dengan membayar sejumlah uang untuk wanita itu tentu saja Kun menolaknya karena meras

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status