Share

59. Live streaming

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-20 06:26:19

Yukine menikmati helai demi helai bunga Soka Jawa tidak untuk mencicipinya seperti biasanya melainkan menghisap cairan pada pangkal bunga Soka Jawa tiap kali di cabut dari batangnya, besarnya hanya lebih besar daripada jarum namun rasa manisnya membuat Yukine tidak bisa berhenti. Yukine membuang bunga terakhir saat akan menaiki tangga di rooftop itu.

Saat sampai yang dilihatnya Geum sedang berkeliling seperti mencari sesuatu sedangkan adik perempuannya hanya duduk manis namun ekspresinya sangat jelek.

"Berhentilah bergerak aku pusing melihatmu!" seru Ischa yang sudah muak melihat Geum terus bergerak kesana kemari sejak tadi.

"Maka bantulah, jangan diam saja," sahut Geum sambil terus mencari kesemua sudut tempat itu.

"Aku sudah bertahun-tahun di sini dan sudah tidak pernah lagi melihat ulat merayap dari bawah hanya musim buah saja beberapa kali, tapi nona besar mu itu selalu saja kena ruam di sini karena ulat namun ulatnya pun aku tidak bisa menemukannya."

Ischa terus mengomel karena Geum sejak tadi mencari hewan kecil berbulu itu karena bulu-bulu halusnya akan membuat ruam tiap kali bersentuhan langsung. Geum tidak mendengarkan protes adiknya masih terus mencari keberadaan hewan kecil itu.

Karena sudah beberapa kali Yukine tiap kali datang akan terus ruam di tubuhnya yang membuat Geum menjadi bingung dan juga sedikit kurang nyaman, bagaimanapun nona itu terkena ruam di tempatnya.

"Atau mungkin kulitnya saja yang terlalu sensitif, kulitnya menyentuh bekas ulat yang meninggalkan bulunya itu juga bisa." Geum mencoba berpikir dengan segala kemungkinan yang ada.

"Biarkan saja jangan cari lagi, biarkan ulat-ulat itu membuat ruam sekujur tubuhnya agar tidak datang lagi kesini," gerutu Ischa dengan mencibir karena keberadaan Yukine yang sering datang ke sini membuat Ischa sedikit canggung hingga lebih memilih tidak datang daripada bertemu langsung dengannya.

Geum tidak terpengaruh akan hasutan adik perempuannya, laki-laki itu masih terus mencari bahkan sampai membalik barang-barang yang ada disana, tempat-tempat tersembunyi yang mungkin digunakan untuk ulat bersembunyi namun mau bagaimanapun Geum mencarinya tidak menemukan satupun ulat bulu di tempatnya.

Yukine tidak lagi menunggu dua orang itu menyadari kehadirannya yang dilakukannya menendang pintu besi itu dengan sedikit kekuatan namun itu sudah cukup membuat suara hingga dua orang itu menoleh padanya. Respon Ischa terkejut karena mendapati orang yang mereka bicarakan ada di sana namun untuk Geum laki-laki itu biasa saja dan malah langsung menghampiri Yukine.

"Kamu sudah datang?" ucap Geum.

"Ikuti aku!" seru Yukine dengan suara lirih namun laki-laki itu langsung mengekor di belakangnya.

"Kita akan kemana?" tanya Geum ketika mereka menuruni tangga.

"Melatih ototmu."

Geum bertanya dengan santai tidak berharap akan dijawabnya karena biasanya perempuan ini tidak begitu banyak bicara namun hanya menunjukkannya dengan tindakan.

"Kemana?" Karena mendapatkan respon Geum bertanya lagi namun kali ini Yukine malah berhenti melangkah dan laki-laki itu hampir menabrak tubuh perempuan itu untungnya Geum bisa mengerem dengan cepat jika tidak mungkin mereka berdua akan jatuh bersama dari tangga.

Yukine tidak mengatakan apa-apa namun hanya berbalik kemudian mendongak menatap Geum yang posisinya lebih tinggi terlebih perbedaan tinggi mereka membuat Yukine harus lebih mendongak sedikit lebih tinggi.

"Sorry," kata itu dengan cepat meluncur dari mulut Geum. Barulah Yukine kembali berjalan dengan normal kembali.

"Ok, masih ada kemajuan hari ini sudah mendapat respon satu kata," ujar Geum dalam hati kemudian kembali mengikuti kemana langkah kecil itu membawanya.

Selama beberapa bulan menjadi budak perempuan ini tidak seburuk yang dipikirkannya sejak awal. Wanita ini mudah disenangkan asalkan menurutinya tanpa banyak bicara dan bertanya. Kelakuannya juga tidak begitu buruk dan masih memanusiakan budak ini.

Yukine membawa Geum kesebuah pusat kebugaran bertemu dengan seseorang yang akan melatih kekuatan otot Geum selama beberapa waktu ini. Yukine meninggalkan tempat itu dan pergi sendiri, di jalan dirinya mendapatkan panggilan dari Khia Na.

"Apa?" tanya Yukine masih dengan berjalan.

"Aku sedang ada di mall kamu ingin beli sesuatu aku akan membelikan sekalian," jawab Khia Na yang masih ada di mobilnya di basement. Akhir-akhir ini mereka sering tidur bersama, kadang di rumah Khia Na kadang sebaliknya meskipun lebih sering di rumah Khia Na.

"Pembalut dan parfum itu," jawab Yukine dengan cepat.

"Parfum itu, sepetinya aku belum pernah melihatnya di jual bebas."

"Tidak perlu memaksakan ada beli jika tidak ada tidak perlu terlalu mencarinya."

"Kamu tidak ingin menanyakan pada Balryu dimana dia membelinya?"

"Yang ada malah dia akan membelikannya lagi, aku hanya ingin tahu dimana belinya dan di masa depan akun bisa membelinya sendiri jika stok ku habis." Yukine seperti sudah jatuh cinta pada parfum pemberian Balryu namun tidak mau merepotkan laki-laki itu untuk membelikannya.

"Terserahlah." Lagi-lagi Khia Na tidak begitu mengerti jalan pikiran temannya, perempuan itu tidak ingin menyusahkan saudaranya tapi sekarang menyusahkan dirinya untuk mencarinya.

Tapi Khia Na tidak terburu-buru untuk keluar dari mobil yang dilakukannya di dalam mobil melakukan streaming sambil membenahi riasannya meskipun hanya beberapa butir saja yang menonton itu sudah cukup untuk dirinya dijadikan teman bicara agar dirinya merasa tidak benar-benar sendirian.

Saat bicara dengan layar itu Khia Na melihat punggung seorang laki-laki yang tidak asing, laki-laki itu nampaknya selesai belanja dan memasukkan barang-barangnya di bagasi, Khia Na bermaksud untuk turun dan menyapanya tanpa sengaja menyentuh layar ponselnya hingga beralih ke kamera belakang.

"Tunggu sebentar, aku akan menyapa temanku," ujar Khia Na sambil menaruh ponselnya di atas dasboard namun malah salah fokus ke layar ponselnya yang menunjukkan keberadaan Kun.

"Oh kapan aku merubah menjadi kamera belakang?" tanya Khia Na pada dirinya sendiri tapi ketika akan beralih ke kamera depan lagi Khia Na malah melihat seorang wanita yang menghampiri Kun.

Wanita itu langsung berteriak sambil menangis juga membuat pakaian menjadi berantakan.

"Apa yang dilakukan wanita itu?" Khia Na bingung juga orang-orang yang menonton streaming apalagi Kun yang tidak tahu apa-apa langsung melihat seorang wanita di sampingnya menangis minta tolong.

Karena kegaduhan itu ada beberapa laki-laki yang tidak tahu datangnya dari mana langsung menyerbu ke arah Kun dan wanita itu.

"Ada apa?" tanya salah satu laki-laki yang baru saja datang.

Tempat itu yang awalnya cukup sunyi tiba-tiba menjadi gaduh karena kejadian ini. Wanita itu menangis dan bersimpuh di lantai mengatakan jika Kun melecehkan dirinya tentunya Kun tidak terima dan melakukan pembelaan namun suaranya sama sekali tidak didengar oleh 5 orang laki-laki yang baru saja datang malah salah satu dari mereka menyarankan untuk memanggil security.

Dua security datang dengan cepat tapi Kun tidak takut karena merasa jika dirinya tidak bersalah namun karena tidak memiliki bukti dirinya tidak bisa berbuat banyak akan dorongan dari orang-orang yang menekankannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   59. Live streaming

    Yukine menikmati helai demi helai bunga Soka Jawa tidak untuk mencicipinya seperti biasanya melainkan menghisap cairan pada pangkal bunga Soka Jawa tiap kali di cabut dari batangnya, besarnya hanya lebih besar daripada jarum namun rasa manisnya membuat Yukine tidak bisa berhenti. Yukine membuang bunga terakhir saat akan menaiki tangga di rooftop itu.Saat sampai yang dilihatnya Geum sedang berkeliling seperti mencari sesuatu sedangkan adik perempuannya hanya duduk manis namun ekspresinya sangat jelek."Berhentilah bergerak aku pusing melihatmu!" seru Ischa yang sudah muak melihat Geum terus bergerak kesana kemari sejak tadi."Maka bantulah, jangan diam saja," sahut Geum sambil terus mencari kesemua sudut tempat itu."Aku sudah bertahun-tahun di sini dan sudah tidak pernah lagi melihat ulat merayap dari bawah hanya musim buah saja beberapa kali, tapi nona besar mu itu selalu saja kena ruam di sini karena ulat namun ulatnya pun aku tidak bisa menemukannya."Ischa terus mengomel karena G

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   58. Bermain-main dengan nyawanya

    Keesokan harinya Yukine benar-benar membawa Khia Na pulang untuk menginap di rumahnya, pertama untuk membuat alibi karena Yukine tidak ingin Balryu terus curiga padanya, agar Yukine punya alasan lebih mudah untuk tidur di luar rumah tanpa harus menjawab deretan pertanyaan dari Balryu di masa depan.Sebenarnya Yukine ingin sekali kembali ke kota itu akan tetapi jika dilihat dari keadaannya sekarang itu jauh lebih sulit daripada waktu pertama kali kembali kala itu. Yukine ingat Balryu pernah berpesan jika laki-laki itu akan mengantarkan ke sana jika dirinya ingin pergi lagi. Apalagi saat ini Yukine dan Balryu sudah sangat dekat hampir tidak ada celah untuk dirinya pergi sendiri lepas dari pengawasan saudaranya itu."Waaaaaa ... aaaahhhh. Apa ini?" Mata Khia Na terbelalak tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ingatannya sudah terpatri dengan kamar Fe Fei yg sangat feminim namun yang dilihatnya sekarang sangat jauh dengan apa yang ada diingatannya.Khia Na langsung melemparkan tasnya

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   57. Almond atau ulat bulu

    Yukine menatap bungkusan di tangannya, makanan ini sudah dibelinya satu bulan yang lalu namun dirinya belum berani untuk membukanya apalagi menikmatinya.Suara seseorang merintih karena kedinginan terdengar dari samping, itu adalah Geum yang baru saja keluar dari bathtub masih seperti yang sudah-sudah itu bathtub penuh dengan es."Aku sudah melakukan ini berkali-kali namun masih saja tubuhku sulit beradaptasi," ujar Geum sambil pergi ke kamar mandi dengan bertelanjang dada.Laki-laki itu sudah sering menunjukkan tubuhnya pada perempuan yang hanya duduk layaknya seorang pengawas, Geum sama sekali tidak canggung padanya meskipun hanya menggunakan boxer. Yukine hanya meliriknya sekilas situasi seperti ini sudah berkali-kali dilihatnya sungguh tidak ada yang istimewa di matanya."Aku akan menghubungi gege dulu," gumam Yukine sambil membuat panggilan video tidak membutuhkan waktu lama panggilan itu terhubung."Ada apa?" sahut Balryu yang nampaknya sedang sibuk, laki-laki itu berjalan bers

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   56. Dua saudara kembar

    Di tempat terbuka yang layaknya lautan manusia ini dua saudara kembar itu tidak butuh ijin untuk bergabung bersama lima orang itu, tapi semua orang bisa melihatnya jika Anila sangat ketara jika ingin mendekati Balryu dengan berdiri di sisinya juga mangajukan pertanyaan-pertanyaan kecil pada Balryu. Setelan beberapa waktu berlalu perempuan itu mengatakan isi otaknya."Jika aku tidak mengenal kalian mungkin aku akan berpikir jika kalian adalah pasangan," ujar Anila yang mengomentari Balryu yang terus merangkul Yukine sejak kedatangannya sampai detik ini.Balryu menggunakan tangan kanannya untuk merangkul Yukine dan ketika merasa lelah maka akan menggantinya dengan kanan kirinya. Balryu masih harus menemani Anila berbicara yang ada di sebelah kanannya dari waktu ke waktu karena masih menghormati perempuan itu tidak sepenuhnya bisa mengabaikan begitu saja seperti yang dilakukannya pada wanita-wanita yang lain.Yukine sudah lelah melihat modus yang digunakan oleh Anila terlebih teringat a

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   55. Tiga bodyguard

    Yukine dan Khia Na seperti memiliki tiga bodyguard di belakang mereka, keduanya menikmati pertunjukan sedangkan tiga laki-laki itu nampak canggung dan kaku namun tampang mereka begitu mencuri perhatian terlebih itu Balryu yang membuat banyak orang melihat ke mereka meskipun itu hanya sekilas, tidak hanya gadis yang tertarik namun karena wajahnya sungguh enak dipandang bahkan ibu-ibu maupun laki-laki juga melihatnya."Aku merasa seperti idola, padahal mereka melihat Balryu bukan aku," bisik Khia Na ke Yukine sambil melirik ke arah Balryu."Kamu juga cantik, itu buktinya," ujar Yukine sambil melihat ada dua laki-laki yang nampaknya sejak tadi melihat kearah mereka."Sayang bukan seleraku," sahut Khia Na.Semakin malam ruang bergerak mereka semakin menyempit karena banyak orang yang baru berdatangan yang membuat mereka semakin berhimpitan namun tidak terasa karena suasana yang menyenangkan dan alunan musik yang semangat. Yukine melirik ke arah dua laki-laki itu yang nampaknya sedikit dem

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   54. Festival

    Tiba-tiba kepala Yukine merasa pusing melihat lautan manusia di depan matanya dan harus menemukan dua orang itu diantara manusia-manusia ini. Yukine tidak mau menggunakan otak dan matanya secara berlebihan untuk mencari keberadaan Khia Na dan Kun maka yang dilakukannya adalah mengirimkan pesan pada Khia Na."Aku ada didekat maskot sapi, di sebelah kiri pintu masuk."Dengan cepat Khia Na membalasnya. "Ok, aku dan Kun masih terjebak mencari tempat parkir."Yukine cukup lama menunggu dua manusia itu, Yukine dilanda kebosanan karena mereka tidak kunjung juga menunjukkan tampang mereka."Xiao Gui."Awalnya Yukine kira jika dirinya salah dengar, di lautan manusia seperti ini ada yang memanggilnya menggunakan panggilan itu. Yukine mengabaikan itu kepalanya tertunduk melihat sepatunya sendiri sambil terus berpikir keras, meskipun Yukine nampak tenang namun otaknya sangat berisik. Ada banyak hal yang dipikirkan, siasat demi siasat dikumpulkannya untuk menghadapi laki-laki bernama Alga yg ada d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status