Share

65. LC nya juga sedang demam

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-22 21:22:08

Geum berbaring beralaskan rerumputan matanya terpejam bukan karena mengantuk namun rasa lelah karena sejak siang sampai sore menyelam di sungai yang dalam hingga kulitnya memucat dan keriput.

"Ayo pulang," ujar Yukine.

Perempuan itu tidak tega melihat Geum yang nampak kelelahan.

"Kita butuh waktu untuk sampai stasiun, kita bisa ketinggalan kereta terakhir."

Geum tidak menyahut tapi bangkit dari bumi dan menatap nona besarnya itu.

"Kita jauh-jauh datang kemari dan akan pulang dengan tangan kosong?"

"Masih ada banyak waktu di masa depan. Aku masih ada mata kuliah yang tidak bisa aku tinggal besok."

"Maka pulanglah sendiri, aku akan tetap disini."

"Geum ...?!"

Ini adalah pertama kalinya Yukine memanggil nama laki-laki itu secara langsung.

"Aku tidak punya hal yang harus aku lakukan, anggap saja aku sedang latihan," ucap Geum sambil menyunggingkan senyum.

"Aku tidak sedang becanda!" ucap Yukine tidak senang dengan tanggapan Geum.

"Aku juga tidak sedang bercanda," jawab Geum sedangkan senyumnya sudah lenyap. "Aku tidak tahu kerangka siapa yang sedang kamu cari mungkin itu seseorang yang penting untukmu."

"Tidak perlu memaksakan diri sekuat apapun kamu berusaha itu hanya sebuah kerangka sedangkan kamu masih punya darah dan daging yang hidup. Menemukan ataupun tidak itu tidak akan merubah apapun."

"Tenang saja aku tidak akan melakukannya malam ini, malam ini aku akan beristirahat dengan baik dan akan aku lanjutkan besok pagi-pagi sekali, aku sudah berlatih dengan baik tidak lagi takut dingin," ucapan Geum nampak santai namun Yukine tahu jika laki-laki di depannya ini bicara dengan sungguh-sungguh.

Yukine tidak mengatakan apapun lagi hanya melihat wajah laki-laki itu yang sudah tidak meneteskan air lagi.

"Pulanglah, aku akan menghubungimu jika ada kabar baik."

Yukine masih berdiri di tempatnya tidak beranjak.

"Kamu bisa ketinggalan kereta. Aku akan baik-baik saja disini sendirian. Meskipun aku tidak familiar dengan kota ini tapi aku bisa baca dan tulis."

"Kamu akan tidur dimana?" Akhirnya Yukine membuka mulutnya.

"Aku bisa tidur dimana saja, seorang pria tidur di pinggir jalan pun tidak akan ada yang melirik. Sudahlah jangan pikirkan aku pergi saja."

"Cari tempat tidur yang nyaman."

"Hotel terlalu bagus untukku mungkin aku akan mencari homestay di sekitar sini."

Tanpa bicara lagi Yukine pergi namun masih menoleh kebelakang dan laki-laki itu memberikan kode supaya Yukine lekas pergi.

"Dasar brengsek, kau buat aku malah memikirkanmu," umpat Yukine namun masih mentransfer sejumlah uang pada laki-laki itu.

Dan benar saja setelah Yukine sampai, otaknya seperti tertinggal di sana tapi itu segera sedikit lebih baik saat Geum mengirimkan pesan.

"Tempat ini lumayan." Geum mengirimkan pesan berserta dengan sebuah foto kamar homestay yang didapatkannya.

Yukine hanya membacanya namun tidak membalasnya. Pihak lain nampaknya sudah terbiasa mendapatkan bahu dingin dari Yukine alih-alih marah Geum malah mengirimkan pesan lagi.

"Aku akan bertanya satu hal. Kapan orang itu meninggal? Kamu begitu yakin jika hanya tinggal kerangka."

"2 tahun."

"Mungkin aku perlu memperluas pencarian bagaimanapun itu sudah cukup lama bisa saja terbawa oleh arus."

Yukine tidak membalas malah memejamkan matanya, tubuhnya lelah namun pikirannya jauh lebih lelah. Hatinya malah goyah takut jika Geum tidak menemukan sisa-sisa dirinya yang ada di dasar sungai.

Dua hari kemudian Yukine berniat menyusul Geum untuk membawa laki-laki itu kembali namun niatnya terjeda ketika orang yang terus di pikirkan mengirimkan sebuah pesan bergambar.

"Ini hanya potongan tulang belikat, aku harap masih ada yang lain."

Yukine tidak membalas pesan seperti biasa, saat ini perasannya campur aduk.

"Ini sedikit lebih jauh dari jembatan dan arusnya sedikit lebih baik. Aku akan segera memberi kabar lagi jika menemukan sesuatu." Pesan lain dari Geum datang lagi.

Namun di hari kelima Geum kembali mengirimkan pesan lagi. "Aku demam hari ini tidak ada kabar."

Melihat jika Geum demam Yukine masih tidak membalasnya tapi langsung menghubungi orang itu.

"Kenapa kamu telpon?" Geum bingung karena tiba-tiba Yukine telpon ketika mendengar jika dirinya demam.

"Ini hanya demam biasa karena berhari-hari terus menyelam tapi sebenarnya alasannya bukan itu, semalam di sini hujan jadi air menjadi keruh jika aku menyelam akan sia-sia saja. Aku bisa libur hari ini."

"Beli makanan yang enak," sahut Yukine lirih.

"Itu pasti, bolehkah aku karaoke?"

"LC nya juga sedang demam tidak bisa melayani mu."

"Kalau begitu aku akan pergi ke club," suara Geum semakin rendah karena sebelum dirinya selesai bicara panggilan telepon itu sudah terputus.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   65. LC nya juga sedang demam

    Geum berbaring beralaskan rerumputan matanya terpejam bukan karena mengantuk namun rasa lelah karena sejak siang sampai sore menyelam di sungai yang dalam hingga kulitnya memucat dan keriput."Ayo pulang," ujar Yukine. Perempuan itu tidak tega melihat Geum yang nampak kelelahan."Kita butuh waktu untuk sampai stasiun, kita bisa ketinggalan kereta terakhir." Geum tidak menyahut tapi bangkit dari bumi dan menatap nona besarnya itu."Kita jauh-jauh datang kemari dan akan pulang dengan tangan kosong?""Masih ada banyak waktu di masa depan. Aku masih ada mata kuliah yang tidak bisa aku tinggal besok.""Maka pulanglah sendiri, aku akan tetap disini.""Geum ...?!"Ini adalah pertama kalinya Yukine memanggil nama laki-laki itu secara langsung."Aku tidak punya hal yang harus aku lakukan, anggap saja aku sedang latihan," ucap Geum sambil menyunggingkan senyum."Aku tidak sedang becanda!" ucap Yukine tidak senang dengan tanggapan Geum."Aku juga tidak sedang bercanda," jawab Geum sedangkan se

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   64. Kerangka manusia

    Geum menatap hamparan perkebunan yang luas dan hijaunya pegunungan, matanya sangat dimanjakan melihat pemandangan indah di pagi hari, sebenarnya matanya masih mengantuk namun ketika melihat pemandangan yang indah dari gerbong dan hangatnya sinar matahari yang baru saja muncul hatinya merasa jauh lebih baik.Melihat jika perempuan di sampingnya begitu serius dengan buku tebalnya Geum sedikit menarik tirai agar pandangan perempuan itu jauh lebih baik saat membaca. Geum melirik isi buku itu namun segera tidak berminat selain itu tertulis dengan bahasa inggris ada juga gambar yang menunjukkan sebuah sel-sel yang tidak dimengerti olehnya."Aku lapar," ujar Geum lirih pada Yukine yang masih fokus dengan bukunya.Yukine tidak menjawab namun mengeluarkan uang tunai menyerahkannya pada Geum tanpa sedikitpun menggeser pandangannya. Geum pergi sebentar kemudian kembali dengan membawa tiga makanan berat yang hangat dan beberapa makanan ringan. Yukine dan Geum duduk berhadapan tentu saja makanan i

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   63. Ayah dengan dua anak

    Yukine malah tersenyum mendengar Khia Na menjadi pahlawan untuk Kun karena ketidaksengajaan."Jika tidak ada kamu mungkin Kun akan rugi banyak," ucap Yukine."Itu hanya kebetulan." Kemudian Khia Na teringat satu hal lagi. "Kun menghubungiku bertanya apakah kamu akan hadir di ulang tahun Salsa?" ucap Khia Na setengah berbisik."Siapa Salsa?" Yukine malah bertanya."Bagaimana aku tahu? Kalian punya teman bernama Salsa?""Ingatanku buruk tentang mengingat nama orang baru.""Hubungi Kun sendiri tanyakan itu padanya, sejak semalam dia sudah menghubungimu namun kamu abaikan.""Benarkah? Bahkan aku lupa dimana aku menaruh ponselku." Yukine meraba dirinya sendiri untuk mencari ponselnya kemudian ingat jika baru saja menggunakan itu untuk bermain game bersama Balryu."Ponselku ada di ruang tengah," ucap Yukine sambil menunjukkan gigi depannya. "Kalian sering berhubungan?" tanya Yukine."Berhubungan apa?" suara Khia Na meninggi sampai dua laki-laki ada di dapur menoleh pada mereka."Maksudnya K

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   62. Kalian tidak seperti adik kakak

    "Itu tidak bisa dimakan, ada beberapa dari mereka yang beracun," ucap Balryu seakan tahu isi otak adik perempuannya.Yukine melihat kearah Balryu dengan kening berkerut namun tidak mengatakan apapun kemudian kembali melihat semua foto-foto itu. Namun Balryu masih menjelaskan beberapa jenis jamur yang beracun karena tahu jika adik perempuannya ini suka penasaran dengan hal-hal seperti ini. "Saat di alam hindari jamur yang memiliki warna yang mencolok dan yang memiliki cincin. Ada juga yang mengeluarkan cairan kemungkinan besar mereka mengandung racun yang berbahaya." Yukine hanya mengangguk-angguk mendengar edukasi dari Balryu."Aku membutuhkan anggaran cukup besar untuk membuat dunia jamur," ucap Balryu nampak tidak berdaya namun cukup puas dengan hasil akhirnya."Tapi itu sebanding dengan hasilnya, ini sangat indah.""Kamu menyukainya?""Sepertinya dunia jamur menjadi tempat favoritku di ASMARALOKA.""Baguslah jika kamu menyukainya. ASMARALOKA masih akan terus diperbarui menjadi le

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   61. Dunia jamur

    Yukine bermain dengan ponselnya di balkon, jam di pojok kiri layar ponselnya menunjukkan pukul 02:11 mata Yukine sangat cerah dan sudah tidak bisa tertidur lagi setelah mimpi buruk. Ini bukan pertama kalinya Yukine terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk namun lebih sering terjadi ketika dirinya tidur dengan orang lain. Melihat ke dalam kamarnya sendiri ada gundukan yang tertutupi oleh selimut tebal. Itu adalah Khia Na yang tidur di tempat tidurnya, kenapa Yukine masih bertahan sampai detik ini mau tidur dengan perempuan itu hanya untuk memiliki alasan tidur di luar dan tidak pulang jika waktunya sudah tiba. Meskipun sudah berkali-kali tidur dengan Khia Na nyatanya Yukine masih belum terbiasa dengan keberadaan orang lain di sampingnya saat tidur. "Belum tidur?" Sebuah pesan dalam game online muncul ketika Yukine baru saja bermain-main dengan karakternya. "Sudah bangun," jawab Ruy Forest. "Jam segini? Sudah bangun?" balas Big Gui. "Terbangun tidak bisa tidur lagi." "Mi

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   60. Mas-mas

    Lima laki-laki itu sama sekali tidak mau mendengarkan ucapan Kun dan hanya berpihak pada wanita itu yang terus menangis. Bahkan dari mereka akan memukuli Kun untuk saja security segera melerai. Mungkin jika tidak ada dua security itu keadaan semakin kacau dan runyam. Meskipun Kun dapat melawan mereka akan tetapi keadaan itu akan berbuntut panjang."Pak tolong cek cctv, sungguh aku tidak melakukan apapun," ujar Kun pada security. Setiap basement pasti ada kamera pengawas."Tapi maaf, cctv di area ini masih dalam perbaikan," jawab security dengan amat menyesal.Kun tidak perna putus asa seperti ini, dirinya bisa memberikan saksi jika dirinya tidak melakukan apapun namun dia kalah jumlah juga tidak memiliki bukti untuk menguatkan ucapannya. Kun lupa mimpi apa semalam hingga hari ini menjadi orang yang tertuduh seperti ini.Orang-orang itu masih terus banyak bicara bahkan ada yang menuntut Kun ganti rugi dengan membayar sejumlah uang untuk wanita itu tentu saja Kun menolaknya karena meras

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status