Share

77. Menunggu

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-02 08:45:25

Balryu tahu jika nafsu makan Yukine cukup besar namun tidak pernah sampai nambah ketika sarapan. Bumantara sudah selesai dengan telponnya dan kembali makan baru tahu jika Balryu sudah selesai namun Yukine belum. Xiyun sudah selesai dan pergi ke dapur. Yukine masih terus makan dengan perlahan sampai suara akan muntah terdengar keluar dari mulut Yukine.

"Berhenti," ucap Bumantara spontan melihat Yukine akan muntah.

Balryu yang ada di sampingnya juga terkejut mendengar Yukine akan muntah, langsung mengecek suhu tubuhnya.

"Apakah merasa tidak nyaman?" tanya Balryu.

"Tidak," jawab Yukine pelan sambil meletakan sendoknya.

Bumantara hanya terdiam melihat putrinya yang telah berhenti makan dan mengusap bibirnya dengan tisu hanya diam tidak mengatakan apapun, Bumantara seperti merasa dejavu teringat kembali saat Yukine tidak ingin makan bubur saat sakit namun Xiyun menyuruhnya makan bubur hingga membuat Yukine memuntahkan semua isi perutnya.

Yukine bangkit dan mengambil tasnya, Balryu mengikut
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   105. Merampok

    Rimbi terus menerus melihat keluar dari waktu ke waktu jika tidak melihat keluar maka wanita itu akan memperhatikan jarum jam yang bergerak sangat lama malam ini untuknya."Ada apa dengan Kak Rimbi?" bisik Pitaloka pada Yukine."Tidak apa-apa, sebaiknya kamu pulang dulu." Yukine bicara dengan santai seperti tidak terjadi apa-apa, memang jika semua ada dalam kendali semuanya akan baik-baik saja."Toko masih akan tutup satu jam lagi," Pitaloka nampak bingung melihat Yukine, meskipun Yukine karyawan baru entah mengapa malam ini seperti Pitaloka yang menjadi juniornya."Toko akan tutup sekarang dan libur tiga hari.""Benarkah? Kak Rimbi tidak mengatakannya?" Awalnya Pitaloka cukup senang mendengar libur apalagi tiga hari namun sedikit bingung."Benar.""Baiklah aku akan berkemas sekarang." Sebenarnya Pitaloka ingin mengkonfirmasi langsung pada atasannya namun sepertinya situasinya tidak sesuai jadi Pitaloka mencari aman.Yukine tersenyum dan ikut berkemas juga meskipun tidak banyak barang

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   104. Merengek

    Rimbi masih saja gelisah karena tidak dapat pergi menemui Alga walaupun Yukine sudah membujuknya untuk tetap tinggal namun Rimbi masih saja berusaha untuk mengambil kunci dari Yukine."Jika aku tidak segera kembali dia akan marah dan datang kemari, Alga akan berulah di sini.""Dia pernah melakukan itu?""Tidak," jawab Rimbi sedikit lebih lirih."Dia mengancam seperti itu?" "Ya. Dia pasti akan melakukannya dan aku tidak ingin mengambil resiko, bagaimana jadinya jika terjadi sesuatu pada toko milikku?""Kita lapor polisi saja.""Tidak jangan!""Kenapa?""Melapor ini ke polisi tidak akan menyelesaikan masalah.""Bagaimana kamu tahu jika belum mencobanya, laki-laki itu masih saja menggunakan trik lama untuk mengendalikan para wanita-wanita.""Aku hanya ingin pergi sebentar dan tidak akan terjadi masalah.""Sampai kapan akan terus seperti ini, apakah tidak lelah?""Aku lelah," gumam Rimbi namun segera melanjutkan bicaranya, "Tapi itu lebih baik dari laki-laki itu marah dan melakukan yang

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   103. Rimbi

    Geum menatap buket bunga di tangannya, buket yang dibeli oleh Yukine di tempat Rimbi dengan asal namun laki-laki itu sampai tidak bisa berkata-kata menerima pemberian Yukine."Ini untukku?" Geum memastikan jika dirinya tidak salah paham."Emm.""Dalam rangka apa kamu memberikan aku bunga?" tanya Geum dengan tersenyum juga salah tingkah." ... ""Aku tidak sedang ulang tahun, hari ini juga tidak ada yang istimewa."" ... "Karena terlalu senang mendapatkan bunga Geum sampai lupa melihat wajah Yukine yang mengerut karena otak bodoh orang di depannya. Itu juga bukan salah Geum karena selama hidup 25 tahun laki-laki besar itu belum pernah menerima bunga dari siapapun, meskipun tampak konyol seorang laki-laki mendapatkan bunga namun Geum masih sangat bahagia akan tetapi kebahagiaan laki-laki itu terhenti ketika Yukine memukul kepala Geum menggunakan sepatunya."Kenapa kamu memukulku?" tanya Geum sambil memegangi kepalanya yang sakit karena pukulan Yukine."Agar membuat otakmu berfungsi kem

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!    102. Monyet bekantan

    Sudah satu Minggu Geum menjadi makanan nyamuk di tempat itu bahkan sudah berteman dengan seorang juru parkir yang tidak jauh dari gang tempat tinggal wanita korban dari Alga, Geum malah mendapatkan informasi juga dari juru parkir itu tentang Alga yang cukup sering terlihat di kawasan itu."Aku sudah dapat rekamannya."Geum mengirimkan pesan pada Yukine juga beberapa informasi tentang perempuan itu."Namanya Rimbi punya toko bunga yang tidak jauh dari tempat tinggalnya."Hampir setiap hari ada hal baru tentang korban monyet bekantan itu, hal kecil maupun rutinitas. Geum menggunakan sebutan monyet bekantan untuk Alga karena untuk kode juga karena tidak sudi memanggil penjahat kelamin itu dengan namanya bukan tanpa alasan Geum memanggil Alga dengan binatang itu, kelakuannya mirip dengan binatang yang memiliki kebiasaan kawin 20 jam dalam sehari dan terus tegang. Meskipun fakta itu tidak sepenuhnya benar namun Geum sudah menyakini itu jika penjahat kelamin itu bisa kawin berkali-kali dala

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   101. Nona besar

    Yukine dan Geum tidak ingin cepat kembali, perempuan itu sudah mengisi perutnya dan punya cukup energi hanya sekedar untuk berjalan-jalan, mereka terus berjalan menikmati hiruk-pikuk kehidupan malam. Cukup ramai sampai mereka harus hati-hati agar tidak terjadi tindakan kejahatan karena semakin ramai orang maka akan di manfaatkan oleh oknum-oknum yang ingin melancarkan aksinya.Geum berjalan sedikit lebih dekat pada Yukine di dalam keramaian meskipun masih tidak berani terlalu dekat meskipun beberapa waktu yang lalu baru saja menggendong nona besarnya ini. Karena terlalu fokus pada Yukine sampai tanpa sengaja Geum menabrak seorang wanita belum sempat Geum bereaksi wanita itu langsung meminta maaf."Maaf aku tidak sengaja, maafkan aku ... maafkan aku," ujar wanita itu dengan gugup."Aku yang menabrak mu," ucap Geum."Tidak aku yang salah, maafkan aku." Wanita itu masih bersikukuh minta maaf padahal jelas-jelas Geum yang tidak berhati-hati."Aku yang seharusnya minta maaf." Geum benar-be

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   100. Buah tangan dan buah liar

    Balryu sedang bicara dengan Imran di kursi belakang tentang pekerjaan, situasi jalan yang sedikit macet membuat lalu lintas begitu membosankan, saat di lampu merah mobil itu berhenti cukup lama. Balryu hanya terus mendengarkan Imran yang banyak bicara namun ketika melihat lalu lalang orang yang menyebrang pandangannya tertuju pada seorang laki-laki yang sedang mengendong seseorang. Balryu tersenyum tipis karena mengingatkan itu pada adik gadisnya.Namun senyuman itu membeku ketika memperhatikan wajah yang sangat familiar itu dan adegan yang tidak asing. " Fe Fei?" gumam Balryu tidak percaya.Saat orang yang menggendong perempuan itu berhasil menyebrang bersama banyaknya orang dan berjalan lebih dekat ke mobil mereka, Balryu semakin yakin jika itu adalah adik perempuannya yang lebih membuat Balryu terkejut adalah mengenali laki-laki itu, laki-laki yang sama yang pernah di pukul oleh Yukine hanya dengan satu pukulan sudah tersungkur."Apa ini?" tanya Balryu pada dirinya sendiri kemudian

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status