Share

76. Mimpi buruk sepanjang malam

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-01 20:59:20

Yukine segera mematikan lampu kamarnya dan berbaring di ranjang seolah-olah sudah tidur ketika mendengar deru mobil keluarganya datang. Sayup-sayup Yukine mendengar keluarganya bicara sambil naik tangga menyebutkan namanya, Yukine pura-pura tertidur pulas ketika ibunya datang untuk melihatnya.

"Biarkan dia istirahat aku akan bicara padanya besok pagi," ucap Xiyun dengan setengah berbisik pada Bumantara.

Kedua orang tua itu pergi setelah dengan hati-hati menutup pintu. Yukine pura-pura tidur karena tidak ingin menjawab pertanyaan yang akan diajukan oleh kelurganya namun Yukine tidak pura-pura dengan rasa sakit di kepalanya. Yukine sedang memikirkan banyak hal di dalam kamarnya yang gelap.

Yukine mulai mengingat hal-hal yang tidak menyenangkan yang pernah dialaminya di waktu kecil. Waktu Yukine mulai bisa mengingat hingga keluarganya bercerai ternyata banyak hal yang telah dilupakan. Perlakuan kasar ibunya yang suka main tangan serta suaranya yang tinggi memarahinya setiap hari dan juga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   114. Pitaloka

    Satu Minggu menjadi hari damai untuk Rimbi karena laki-laki itu sudah tidak lagi datang ke rumahnya, tidak menghubunginya juga tidak muncul di toko bunga miliknya, dengan itu Rimbi sedikit menaruh harapan juga sedikit kepercayaan pada Yukine karena telah membuat satu minggunya menjadi damai tanpa adanya laki-laki itu yang selalu menjadi momok di dalam kehidupannya.Padahal bukan kedamaian sejati yang terjadi karena Yukine belum sempat melakukan apapun pada monyet bekantan itu karena laki-laki itu terus mengurung dirinya di rumah karena perampokan tempo hari kemudian selanjutnya Haura membuat keributan besar pada keluarga itu.Yukine tidak melihatnya langsung karena sedang sibuk dengan kuliahnya dan hanya mendengarkan cerita dari Geum bagaimana ibu kandungnya membuat perhitungan pada satu keluarga itu. Jika hanya mulut Haura yang marah mungkin itu tidak begitu berpengaruh namun mereka merasa tertekan ketika semua fasilitas dan sokongan dana dari Haura di tarik keseluruhan itu sangat be

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   113. Dia pergi

    Terserah apa yang kamu bilang," ucap Balryu sambil melepaskan dasinya yang seperti mencekik lehernya dan membuangnya begitu saja setelah itu Balryu melepaskan jasnya juga membuka dua kancing kemejanya yang membuatnya sedikit lebih lega namun itu tidak banyak membantu karena isi otaknya begitu penuh. Balryu menyalakan rokoknya tidak mempedulikan Imran yang sedang marah padanya.Hampir setengah jam mereka masih bertahan di ruangan itu tanpa ada seorangpun yang bicara maupun meninggalkan tempat itu, Imran marah namun tidak bisa berbuat banyak pada Balryu yang sedang dalam suasana hati yang buruk, jika sekarang Imran pergi maka kesalahpaham ini akan berbuntut panjang. Ketika semua batang rokok telah habis terbakar barulah Balryu bangkit dari duduknya dan berniat pergi namun segera berhenti setelah Imran membuka mulutnya lagi."Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" tanya Imran.Akan tetapi Balryu tidak menanggapi dan tidak tahu bagaimana harus mengatakannya, kegelisahannya dan kekhawatiran

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   112. Ini terlalu berat

    Balryu baru saja masuk ke dalam gedung dan langsung disambut oleh Imran yang nampak khawatir sekaligus lega dalam bersamaan."Kamu dari mana saja? Sejak tadi aku menghubungimu namun tidak ada yang mengangkat," ujar Imran setengah menarik lengan Balryu agar mengikutinya masuk ke dalam ruang meeting.Menggunakan tangan satunya yang bebas Balryu menepuk sakunya dan benda itu tidak ada di sana barulah teringat jika telah melempar ponselnya sendiri di rumah."Kami sudah menunggumu selama satu jam, untung saja mereka masih mau menunggumu jika bukan kamu mungkin mereka sudah pergi sejak awal." Imran terus bicara sampai mereka sampai di depan ruangan itu.Langkah Imran sedikit melambat ketika Balryu menarik tangannya sendiri yang membuat Imran bingung."Sepertinya aku tidak bisa ikut meeting," gumam Balryu pelan."Kenapa?" "Aku akan mengacaukan meeting ini," ucap Balryu masih dengan suara lemah tanpa semangat."Kita sudah membahas sebelumnya jika mereka mau 30% maka semuanya baik-baik saja.

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   111. Asrama

    Balryu berlari dengan sekuat tenaganya keluar dari ruang kerjanya bahkan tidak sabar menunggu pintu lift terbuka setelah mendapatkan telpon dari ibunya, sambil menunggu pintu itu terbuka Balryu terus menghubungi seseorang, seseorang yang baru saja membuat keputusan besar tanpa membicarakan hal itu padanya terlebih dahulu."Xiao Gui ayo angkat," gumam Balryu sambil menunggu panggilan itu terhubung namun entah sudah berapa kali Balryu membuat panggilan pada Yukine, perempuan itu masih tidak mengangkatnya.Balryu segera masuk lift dan tombol itu terus ditekannya agar benda besar itu membawanya turun. Perjalanan dari kantor ke rumah hanya membutuhkan waktu 10 menit namun Balryu merasa hari ini begitu banyak hal yang membuatnya merasa lama. Sesampainya di rumah Balryu segera berlari dan mendapati pintu rumah mereka tidak terkunci dan segera berlari namun langkanya melambat ketika melihat perempuan itu menuruni tangga dengan sebuah koper.Yukine terkejut akan kedatangan Balryu yang tiba-tib

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   110. Video call

    Balryu mendengar kembali instrumen yang sama dari kamar Yukine dan bayangan dimana perempuan itu menari di dalam kegelapan terlintas kembali dibenaknya, Balryu tidak ingin melihatnya langsung mengingatnya saja membuat hatinya sakit jadi Balryu yang baru saja kembali dari bekerja langsung masuk kamarnya untuk membersihkan diri.Baru selesai membersihkan diri ponselnya sudah berdering itu panggilan video dari keluarganya. Panggilan yang semakin hari semakin jarang dilakukan, saat Balryu bergabung di dalam panggilan video itu semua anggota keluarganya sudah lengkap bahkan perempuan yang tadi sudah mematikan semua lampu di kamarnya kini sedang sibuk menyisir rambutnya."Ibu dapat cuti dua hari." Xiyun membuka pembicaraan."Tapi aku tidak bisa di rumah," jawab Bumantara dengan lesu."Bagaimana bisa kamu tidak bisa di rumah kita sudah membicarakan ini sebelumnya," protes Xiyun."Ibu ayah, ini hanya ulang tahunku setiap tahun masih bisa merayakannya," ucap Balryu menengahi ibu dan ayahnya.Y

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   109. Sepasang high heels merah

    Balryu melirik seorang wanita yang sedang menangis di lantai dan jadi tontonan banyak orang di depan pintu restoran itu namun tidak seorangpun yang datang menghampirinya. Beberapa waktu yang lalu Balryu baru saja selesai meeting namun melihat kedatangan Yukine seorang diri, Balryu ingin menyapa dan menghampirinya namun di mejanya masih ada orang lain meskipun meeting telah usai agak tidak pantas pergi begitu saja dan laki-laki itu berniat menghampiri Yukine setelah makan dengan orang-orang itu selesai."Sampai jumpa lagi," ujar Balryu pada orang-orang itu.Akan tetapi ketika semua orang di mejanya telah bubar Balryu kalah selangkah dengan seorang wanita yang sudah menghampiri Yukine lebih dulu jadi Balryu kembali duduk di tempatnya, jarak mereka tidak terlalu jauh hingga memungkinkan untuk Balryu mendengar percakapan mereka, meskipun tidak berniat untuk menguping namun Balryu sangat penasaran tentang wanita yang nampaknya tidak asing itu namun Balryu tidak mengenalnya.Balryu mendenga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status