Kabar mengenai Alessa yang tidak melakukan tantangan sesuai perjanjian telah menyebar di seluruh kampus. Saat ini Alessa tidak hanya ditatap menggelikan oleh teman-teman satu fakultasnya, tapi juga fakultas lain.
Saat Alessa pergi ke mana saja di area kampus, ia akan mendapatkan tatapan mengejek lalu kemudian ia merasa bahwa orang-orang di sekitarnya mulai berbisik-bisik.
Beberapa di antara mereka yang memiliki konflik dengan Alessa menyerang Alessa dengan fakta bahwa Alessa adalah wanita pengecut.
Alessa sangat marah, ia pergi ke kamar mandi bersama dengan dua temannya.
“Alessa, apakah kau baik-baik saja?” tanya salah satu teman Alessa.
“Baik-baik saja kepalamu!” marah Alessa. Ia sudah seperti ini dan temannya masih bertanya apakah ia baik-baik saja. Bukankah jawabannya sudah sangat jelas.
“Ini semua karena ulah pelacur Skyla!” Alessa menyalahkan Skyla padahal itu semua terjadi karena ulahnya sendiri. Ia yang tidak bisa menepati kata-katanya, tapi ia bersikap seolah ia adalah korban.
“Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja setelah membuatku dihina oleh semua orang, Skyla!” Alessa berkata penuh dendam.
Wanita itu kemudian meninggalkan kedua temannya tanpa mengatakan apapun.
**
Skyla masih dalam suasana hati yang buruk. Malam ini ia memutuskan untuk pergi ke club malam bersama dengan Richelle.
Kedua wanita itu kini berada di lantai dansa. Mereka dikelilingi oleh banyak laki-laki. Wajah mereka sangat cantik dengan penampilan yang menarik, tentu saja aka nada banyak pria yang memperhatikan mereka.
Di lantai atas, mata elang Shael sedang melihat kea rah Skyla. Sebuah kebetulan ia bertemu dengan Skyla di sini. Malam ini Shael sedang bertemu dengan rekan bisnisnya, dan saat ia datang ia sudah melihat keberadaan Skyla.
Hal yang paling dibenci oleh Shael adalah miliknya diganggu oleh orang lain.
“Kakak Pertama, apa yang sedang kau lihat?” Alvaro mengikuti pandangan Shael. Ia menemukan Skyla di tengah kerumunan orang-orang di lantai dansa.
Alvaro melihat kembali ke arah Shael, ia bisa merasakan kemarahan dari sahabatnya. Ia berharap tidak ada orang sial yang menyentuh Skyla, jika tidak orang itu pasti akan kehilangan tangannya.
Rekan bisnis Shael tidak begitu memperhatikan karena pria itu sedang sibuk dengan taburan serbuk putih di atas meja yang ia hisap.
“Barang ini sangat bagus.” Pria itu berkata dengan puas.
“Kapan aku seorang Shael menjual barang jelek.” Shael berkata dengan angkuh.
“Kau benar, kualitas barangmu adalah yang terbaik dari yang baik. Itulah sebabnya aku sangat suka bekerja sama denganmu.” Pria itu tersenyum senang. Setelahnya ia memiringkan wajahnya ke samping lalu mencium wanita bayaran yang disediakan oleh Alvaro untuk menemani pria itu.
Orang-orang itu terus berbincang, sementara Skyla dan Richelle, keduanya telah kembali ke tempat duduk mereka.
Skyla meminta bartender untuk mengisi gelasnya lagi begitu juga dengan Richelle.
Seorang pria yang diikuti oleh empat pria lain mendekati Skyla. Pria itu berdiri di sebelah Skyla, ia meraih rambut Skyla lalu menciumnya dengan mesum.
“Cabul sialan!” Skyla mengumpat, ia segera turun dari tempat duduknya dan menatap galak bajingan yang sudah mengganggunya.
Pria itu tersenyum memuakan, Skyla benar-benar merasa sangat jijik.
“Nona cantik, ayo bersenang-senang denganku.” Pria itu mengangkat tangannya lalu kemudian membelai bahu telanjang Skyla.
Skyla segera menampar wajah pria itu dengan keras. “Jangan pernah berani menyentuhku dengan tangan kotormu, menjijikan!” Ia memarahi pria itu.
Suasana di klub malam itu sangat bising dan ramai, jadi keributan kecil di sana tidak terlalu diperhatikan oleh orang-orang di sekitar.
Pria yang tadinya menyeringai mesum kini memegang wajahnya, ia merasa sangat terhina. Tatapan matanya yang tadinya cabul kini memancarkan kemarahan.
“Pelacur sialan! Beraninya kau menamparku!” Pria itu marah, ia mencekik leher Skyla.
“Bajingan sialan, lepaskan temanku!” Richelle memegangi tangan pria itu berusaha menolong Skyla, tapi pria di belakang pria yang mencekik Skyla segera mendorong Richelle dengan kasar sampai Richelle terduduk di lantai.
Skyla sangat marah, ia mengambil botol di atas meja bartender secara acak lalu kemudian memecahkannya pada kepala pria yang mencekiknya.
Keributan kecil itu akhirnya mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitar.
Cekikan di leher Skyla terlepas, wanita itu bisa bernapas dengan normal sekarang. Namun, bahaya yang lebih besar mengancamnya sekarang.
Darah segar mengalir dari kepala pria yang mencari masalah dengean Skyla.
“Apa yang kalian tunggu! Dapatkan pelacur sialan itu! Malam ini aku akan membuatnya menangis di bawahku!” geramnya.
Empat orangnya segera bergerak maju. Skyla masih memegang potongan botol. Ia mengarahkan ujung runcing botol itu ke depan, tatapannya saat ini begitu waspada.
“Richelle, hubungi pengawalku!”
Richelle segera mengambil ponsel Skyla yang ada di meja, ia kemudian menelpon pengawal Skyla dengan tergesa. “Cepat datang ke sini!”
Dua pria bergerak menyerang Skyla. Skyla terus mengayunkan pecahan botol di tangannya pada dua orang yang hendak menyerangnya.
Ia benar-benar tidak merasakan takut sama sekali. Malam ini, ia harus keluar dari tempat ini hidup-hidup bersama dengan Richelle.
Setelah beberapa perjuangan, Skyla berhasil melayangkan tendangan ke dua pria itu dengan keras, kini gentian dua pria lainnya yang menyerang Skyla.
Dari atas, Shael menonton dengan tenang. Landaknya sekarang sedang menggunakan bulu-bulu tajamnya untuk melakukan pertahanan diri.
“Kakak pertama, haruskah aku mengirim tim keamanan ke sana?” Alvaro bertanya pada Shael.
“Tidak perlu.” Shael ingin menonton lebih banyak.
Pengawal Skyla datang kemudian, mereka segera membantu Skyla mengatasi orang-orang yang menyerangnya.
Keempat pria itu berhasil dikalahkan, mereka semua terbaring di lantai dengan beberapa tulang yang patah. Jelas, empat orang itu bukan tandingan pengawal Skyla.
“Ayo tinggalkan tempat ini.” Skyla tidak bisa berada di sini lebih lama lagi.
“Ya, Nona.”
Richelle segera memeluk tangan Skyla, ia tidak memiliki keberanian seperti Skyla. Ia bukan penakut, tapi menghadapi situasi seperti ini nyalinya menciut.
Pria yang diserang oleh Skyla tidak bisa menerima Skyla pergi begitu saja. Ia telah menghubungi kakaknya tadi untuk meminta bantuan. Dan bantuan itu akan segera tiba dalam beberapa saat lagi.
Di parkiran klub malam itu, Skyla, Richelle dan dua pengawalnya dihadang oleh puluhan orang dengan tampang gangster.
“Aku ingin wanita jalang itu dalam keadaan hidup!” Pria yang diserang oleh Skyla berkata pada sekumpulan orang di depan Skyla.
Skyla merasa bahwa akhir ini hidupnya benar-benar sial. Ia telah bertemu dengan pria cabul yang sangat menjengkelkan sebelumnya, dan sekarang ia masih harus menghadapi pria cabul lainnya.
“Nona, kami akan mengatasinya. Saat ada kesempatan segeralah masuk ke dalam mobil dan tinggalkan tempat ini.” Salah satu pengawal Skyla berkata pada Skyla.
“Baik.” Skyla mengerti.
Mereka kini dikepung, dua pengawal Skyla mulai menghadapi para gangster yang menginginkan Skyla.
Skyla juga membantu pengawalnya, sementara Richelle, ia hanya berdiri dengan tatapan waspada.
Skyla kalah jumlah, kali ini yang datang cukup terlatih dan sulit untuk dikalahkan. Selain itu para gangster ini juga menggunakan senjata, ada yang menggunakan tongkat dan ada juga yang menggunakan pisau.
Dua pengawal Skyla telah dilumpukan, salah satu di antara mereka mengalami luka tusukan.
Sekarang hanya tersisa Skyla dan Richelle. Keduanya saling berpegangan tangan.
“Wanita jalang, kau sudah tamat!” Pria yang kepalanya berdarah menatap Skyla dengan bengis. Ia memerintahkan orangnya untuk menangkap Skyla.
Pada akhirnya Skyla masih tertangkap setelah berjuang cukup keras.
Rambut wanita itu dicengkram dengan kuat oleh pria yang menggoda Skyla tadi.
“Kau akan membayar mahal atas tindakanmu padaku, Pelacur!” Pria itu mengeratkan cengkramannya sampai membuat kulit kepala Skyla terasa seperti akan lepas.
“Aku akan membawa jalang ini, kalian bisa bersenang-senang dengan jalang yang lain.”
“Bajingan! Jangan berani menyentuh temanku!” Skyla berkata dengan marah, situasinya sudah seperti ini, tapi ia masih memiliki keberanian.
“Skyla! Skyla!” Richelle ketakutan saat dua pria memeganginya dengan wajah cabul.
Orang-orang itu tidak memedulikan ucapan Skyla dan seruan histeris Richelle. Mereka beranjak untuk pergi, tapi saat berbalik mereka menghadapi Shael, Alvaro dan dua belas pengawal Shael.
“Lepaskan dia!” Shael berkata pada pria yang mencengkram rambut Skyla dengan kasar.
“Siapa kau, hah! Jangan ikut campur urusanku!” marah pria itu.
“Kau menyentuh seseorang yang seharusnya tidak kau sentuh.” Suara Shael terdengar berat dan dalam.
Pria di depan Shael merasakan aura tidak biasa Shael, tapi ia memiliki banyak pasukan di belakangnya. Ia tidak perlu takut.
“Habisi mereka semua!” Pria itu memberi perintah pada orang-orangnya.
Shael mendengkus begitu juga dengan Alvaro, orang-orang rendahan ini bermimpi ingin menghabisi mereka.
Kaki jenjang Shael mengarah pada dada pria yang mencengkram rambut Skyla, itu adalah sebuah tendangan yang sangat kuat hingga pria itu memuntahkan seteguk darah.
Rasa sakit membuatnya melepaskan cengkramannya pada rambut Skyla. Kemudian ia terhuyung ke belakang dan jatuh.
Shael mendekati pria itu, ia kemudian meletakan kakinya di atas pria itu dan menginjaknya dengan kuat hingga pria itu merasa kesulitan bernapas.
“Orang yang bisa menghabisiku belum lahir sampai detik ini!” Ia semakin menginjakan kakinya di dada pria itu.
Shael kemudian menjauhkan kakinya, ia berjongkok dan meraih tangan pria yang sudah sangat kesakitan itu. “Tanganmu telah mengotori milikku.” Lalu kemudian suara ‘krak’ terdengar bersamaan dengan lolongan kesakitan dari pria malang di bawah Shael.
Tidak hanya satu tangan, Shael juga mematahkan tangan yang lain. Setelah tangan, ia menginjak kaki pria itu dan juga mematahkannya.
Shael tidak memiliki niat untuk membunuh pria itu, ia ingin pria itu ingat selama sisa hidupnya bahwa ia telah menyinggung orang yang seharusnya tidak ia singgung.
Pengawal Shael telah membuat puluhan orang yang menyerang Skyla tadi terbaring di lantai dengan tulang-tulang yang patah.
Skyla dan Richelle benar-benar terkejut dengan pemandangan mengerikan ini. Richelle bahkan jatuh tidak sadarkan diri karena melihat begitu banyak darah.
tbc
Selama satu minggu, Skyla dan Shael menghabiskan waktu mereka berdua saja.Saat ini Skyla sedang berdiri di balkon kamar yang langsung menghadap ke laut. Wanita itu menatap jauh ke depan.Udara dingin memeluk tubuh Skyla, tapi itu tidak membuatnya kedinginan melainkan merasa begitu segar.Di kamar, Shael baru saja bangun. Pria itu mendekati Skyla, memeluk Skyla dari belakang. “Selamat pagi, Istriku,” suara Shael terdengar serak. Pria itu memberikan kecupan di pipi Skyla.“Selamat pagi, Suamiku.” Skyla memiringkan wajahnya lalu memberikan ciuman balasan untuk Shael.“Apakah semalam aku menyakitimu?” Shael bertanya lembut.Skyla menggelengkan kepalanya. “Kau tidak menyakitiku sama sekali.”Shael merasa lega, semalam ia kehilangan kendali dan menjadi lebih liar dari malam sebelumnya. “Aku akan membuatkan minuman hangat untuk kita dulu.”“Ya.”Shael melepaskan pelukannya dari tubuh Skyla, ia masuk ke dalam lalu membuat kopi untuk dirinya sendiri dan susu hangat untuk Skyla.“Terima kasih,
Pintu kamar Shael terbuka sesaat suara ketukan terdengar dari sana. Sosok Ron masuk dengan tergesa, wajah pria itu terlihat menyimpan rasa gugup.“Tuan, pihak rumah sakit menghubungi saya dan mengatakan bahwa Nona Skyla mengalami henti jantung.”Shael yang sedang merokok segera mematikan rokoknya. Pria itu bergegas meninggalkan kamarnya. “Pergi ke rumah sakit!”“Baik, Tuan.”Selama dalam perjalanan wajah Shael tampak sangat muram. Skyla tidak boleh meninggalkannya dengan cara seperti ini. Tidak, ini pasti salah! Skyla pasti baik-baik saja. Dia tidak mungkin meninggal. Shael menolak untuk mempercayai bahwa Skyla sudah tiada.Sampai di rumah sakit, Shael segera berlari menuju ke ruang ICU. Pria itu berhenti di depan pintu dan membukanya dengan kasar. Saat pintu terbuka ada ada Tyler dan Zara yang saling berpelukan.Tatapan Shael tertuju pada ranjang, tubuh Skyla yang beberapa hari berbaring di sana ditutupi oleh kain penutup dari atas sampai ke bawah.Shael ingin mendekati Skyla, tapi k
Keesokan harinya Shael masuk ke dalam ruang ICU, ia menggenggam tangan Skyla dengan lembut, tatapannya ke wajah Skyla begitu sendu.“Skyla, aku tahu kau sangat membenciku karena aku menyakitimu. Bangunlah, jika kau benar-benar tidak ingin melihatku lagi maka aku akan menghilang dari pandanganmu, aku berjanji padamu. Jangan gunakan cara seperti ini untuk tidak melihatku lagi.Putra kita membutuhkanmu. Aku dan orangtuamu bisa memberikan kasih sayang dan semua hal yang terbaik untuknya, tapi cinta dan kasih sayang seorang ibu, kami semua tidak akan bisa memberikannya kecuali dirimu.Skyla, aku sangat mencintaimu. Aku benar-benar minta maaf karena menyakitimu. Aku sangat menyesal. Aku tahu aku sangat salah, jadi tolong jangan menghukumku seperti ini.Jika ingin menghukumku, tidak apa-apa, hukum saja aku, tapi jangan hukum anak kita atau orangtuamu yang menyayangimu.”Dada Shael sangat sesak, sungguh ia bersedia menghilang dari hidup Skyla asal Skyla membuka matanya. Ia lebih baik melihat
“Tuan Shael, Nona Skyla terjatuh dari tangga.” Ron melapor pada Shael.“Apa?!” Shael segera meninggalkan ruang kerjanya dan pergi ke villa Skyla. Pria itu berlari tergesa.Saat pria itu sampai di villa Skyla, Skyla telah digendong oleh salah satu penjaga tempat itu. Shael segera mengambil alih tubuh Skyla dan membawanya menuju ke mobil yang dikemudikan oleh Ron.“Skyla, bertahanlah, kita akan segera sampai ke rumah sakit.” Shael menggenggam tangan Skyla dengan erat. Ia menatap wajah Skyla yang pucat dan menahan kesakitan.“Anakku.” Skyla merintih.“Dia pasti akan baik-baik saja. Dia adalah anak yang kuat dan hebat. Dia pasti akan bertahan,” seru Shael meyakinkan Skyla.Skyla merasa perutnya semakin sakit, darah yang mengalir di pahanya terasa semakin deras. Ia takut, ia takut kehilangan calon anak yang sangat ia cintai.“Jika dokter meminta memilih, maka selamatkan anakku.” Skyla merasa bahwa anaknya lebih berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup.“Apa yang kau bicarakan, Skyla?! Kau
Dua hari berlalu, Skyla pikir Shael akan datang mengganggunya lagi, tapi ternyata pria itu tidak datang lagi.Setelah makan malam, Skyla pergi ke ruang kerjanya. Meski ia berada di luar negeri, ia masih ikut membantu ayahnya di perusahaan.Usai bekerja Skyla pergi ke kamarnya, ia tidak boleh bekerja lembur atau duduk terlalu lama karena itu akan membuat pinggangnya sakit.Dengan perutnya yang besar, Skyla kesulitan untuk tidur terlentang. Dokter juga menganjurkan untuk tidur miring agar Skyla bisa bernapas dengan baik.Skyla memejamkan matanya, beberapa saat kemudian ia sudah tertidur.Satu jam berikutnya, Shael masuk ke kamar Skyla. Ia tidak akan pantas menjadi pemimpin kelompok Vortexia jika hanya menyelinap masuk ke sebuah rumah saja tidak bisa.Shael naik ke atas ranjang dengan hati-hati agar tidak membangunkan, Skyla. Ia kemudian berbaring di sana menghadap Skyla. Pria itu memandangi wajah tenang Skyla. Ia tidak bisa mendatangi Skyla di siang hari karena tidak ingin membuat emosi
Shael dan Shea sedang berada dia atas ranjang untuk tidur. Sejak beberapa bulan lalu kembali bersama, Shael tidak pernah menyentuh Shea lebih dari sekedar pelukan atau kecupan singkat di puncak kepala.Malam ini Shea mencoba untuk mengambil inisiatif. Ia mencium bibir Shael dengan lembut. Awalnya ia bisa merasakan tubuh Shael membeku, tapi kemudian Shael menerima ciumannnya, tapi itu tidak berlangsung lama.“Shea, maafkan aku.” Shael meminta maaf. Ia tidak bisa melanjutkan ciuman itu. Rasa bibir Shea tidak seperti bibir Skyla yang manis.Saat membiarkan Shea menciumnya, Shael ingin tahu bagaimana reaksi tubuhnya, dan ia merasakan penolakan yang cukup kuat.Shea tersenyum lembut. “Tidak apa-apa, Shael. Kita tidak berhubungan lebih dari enam tahun, kau mungkin merasa asing dengan ciumanku.”“Tidurlah duluan, Shea. Aku akan pergi ke ruang kerja.”“Ya.”Shael segera meninggalkan kamarnya. Di ranjang, Shea tersenyum sedih.“Shael, hati, pikiran dan tubuhmu sudah dimiliki oleh Skyla sepenu