Dave mengejar Clara dengan segera menaiki mobil dan melajukannya meninggalkan restoran yang sepi dari pengunjung, karena memang benar, ia menyewanya dalam beberapa jam hanya untuk memberikan kejutan melamar Clara.
Namun kini semua itu tak penting, sekarang ia harus mengejar wanitanya dan memberikan pengertian pada Clara, untuk memahami tujuannya mengajak dinner romantis.
Dave menghentikan mobilnya tepat di belakang taksi yang dinaiki Clara. Sedan putih itu berhenti di depan mini market dan menuruni Clara yang langsung masuk ke dalam. Dave menggunakan kesempatan itu untuk mengejar dan mengajak Clara berdamai.
Dengan perlahan Dave berjalan di belakang Clara yang mencari sesuatu dari deretan lemari pendingin tempat menyimpan minuman hingga menemukan sebuah freezer berisi aneka ice cream.
Dave tersenyum mengetahui kebiasaan Clara yang akan mencari ice cream dalam keadaan apapun. Ia mendeka
Dave meletakan segelas coklat hangat di atas nakas. Mengusap lembut punggung Clara yang merenung meratapi tangis saat menceritakan sesuatu yang tak bisa ia sembunyikan lagi kali ini.Riwayat keguguran yang dialaminya beberapa tahun lalu, membuatnya harus menerima bahwa pernyataan dokter memperkirakan dirinya akan kesulitan untuk hamil. Rahimnya bermasalah dan akan sulit untuk dibuahi secara alami dan hal itu tak akan diketahui sampai dia memiliki pendamping yang siap menerima kenyataan itu dan mau berjuang untuk mencobanya dengan usaha yang panjang dan berat.Beruntung Dave memahami dan meyakinkan dia untuk tetap optimis dan berjuang bersama untuk bisa mengubah takdir menjadi lebih baik."Jangan terlalu kau pikirkan, Cattie. Dengar...." Dave menjeda ucapannya dan duduk di hadapan Clara, "Manusia boleh menerka kesehatan, karier dan kedudukan kita di dunia. Tapi yang mengkehendaki tetaplah sang Pencipta."Clara menatap Dave yang sungguh begitu dewasa menang
Dave menghentikan mobil tepat di halaman depan kediaman Desmond. Tempat Matheus dan Anggie bermalam. Mereka menghampiri untuk bertemu sapa dengan ayah dan ibu angkat Clara yang telah lama banyak membantunya untuk hidup layak seperti Maggie.Halaman rumah yang memiliki tanaman hias berwarna hijau dan dengan deretan pot bunga mawar yang tertata rapi menandakan pemilik rumah yang begitu apik menatanya. Seketika Dave mengingat rumahnya saat masih kecil berusia sekitar tujuh tahunan yang memiliki banyak tanaman hias seperti itu.“Ayo, Mousie. Kita masuk,” ajak Clara“Ehm… ya,” jawab Dave.Dave mengikuti Clara yang bergegas masuk untuk menemui Anggie. Sampai saat Dave dan Clara tiba di ruang makan yang terdapatMr.&Mrs.Desmond sedang menyuapi Anggie yang begitu lahap menikmati sarapannya."Mom,Dad…" sapa Clara."MyDear
Dave mengabari Clara bahwa untuk beberapa minggu ini dia tak akan bisa kembali ke rumahnya. Demi mengurus perusahaan Marvin yang saat ini sedang mengalami musibah kecelakaan ditambah hilangnya wanita bernama Aleandra.Dia bersyukur Clara mengerti dan memahami keadaan keluarga yang lebih membutuhkannya. Maka dari itu Clara tak ingin mengganggu kesibukan Dave. Akan tetapi yang membuat Clara saat ini merenung di sudut kafe adalah ucapan yang berbunyi sebuah janji. Perkataan Dave yang ingin segera menikahinya tanpa syarat, sekalipun kelak tak bisa memiliki keturunan."Mungkinkah benar kau sungguh tak masalah dengan itu, Mousie?" gumam Clara. Ia menatap ponselnya sambil memutar sedotan di gelas minuman manisnya lalu menyedot minuman tersebut.Clara melihat pesan-pesan yang dikirimkannya pada Dave yang hanya mendapat balasan seadanya. Clara mencoba berpikir, mungkin Dave memang sesibuk itu mengurus perusahaan Marvin dan memonitor usahanya di Manhattan dari jarak jauh.
Clara tersentak saat ia baru saja keluar dari kamar. Setelah membereskan pakaian ke dalam kopernya untuk bergegas ke kediaman Desmond, agar lusa ia sudah bisa pergi ke Manhattan bersama Matheus dan Anggie."Kau ingin pergi tanpaku?" desis suara pria yang begitu ia rindukan."A-aku hanya ingin mengunjungi ayah dan ibuku, Mousie. Hanya beberapa hari setelah itu aku akan kembali," cicit Clara bersusah payah merasa terintimidasi dengan tatapan tajam dari Dave.Dave memang menatapnya begitu tajam dengan sorot menyelidik, mencari tahu apa yang hendak dilakukan Clara di Manhattan. Sampai berdetik kemudian Dave menyerah dengan terus menerka pikiran Clara. Dia bukan seorang cenayang yang dapat mengetahui isi kepala seseorang.Tangan Dave terulur untuk mengusap lembut pipi Clara. Wanita yang begitu ia rindukan untuk menemani kesibukannya malah akan pergi menjauh darinya."Maaf karena mengabaikanmu selama dua pekan ini. Kau tak tahu, aku bahkan hanya tidur em
Manhattan • 10.00 AMSatu minggu kemudian…Sebuah mobil sedan berwarna hitam menurunkan seseorang yang baru saja tiba di gedung pencakar langit bertulis Mose Entertain. Menggunakanheelshitam mengkilap dipadukan dengandressselutut berwarna cream yang membungkus tubuh rampingnya dengan baik hingga mencetak lekukan indah layaknya model, jangan lupakan bagian belakang yang terekspos sempurna memperlihatkan kulit mulutnya yang putih. Kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya dengan rambut gelombang terurai rapi membuat penampilannya kini menjadi sangat menarik perhatian, terutama para wartawan yang selalu berlalu lalang di gedung tersebut.Manik mata biru laut itu mengintip dari balik kaca mata yang diturunkan sedikit setelah menatap gedung pencakar langit tersebut seketika jepretan kamera menyenter ke arahnya. Ia mengabaikan para pencari berita
Manhattan • 10.00 AMSatu minggu kemudian...Clara mendapat panggilan dari management Mose Entertain di mana saat ini Bradley Bob yang mengurus berjalannya perusahaan tersebut. Walau Dave pemilik saham terbesar di sana.Menggunakandresssimple sebagai fashion khas seorang Clara, nyatanya membuatnya begitu mudah dikenali. Sampai dirinya langsung mendapat sorotan wartawan yang tadinya hendak meliput berita tentang kedekatan pemilik perusahaan Mose Entertain dengan seorang pengusaha sukses dari Roma.Namun dengan kehadiran Clara membuat para wartawan tersebut menyimpulkan sesuatu yang salah, di mana jepretan kamera menghasilkan gambar Clara dan langsung menyerbu pertanyaan yang menyangkut Dave."Clara, bisa kau jawab? Apa kau kembali ke dunia model karena Dave dikabarkan dekat dengan pengusaha cantik dari Roma?""Apa? Hm... maksudku, maaf. Aku tidak tahu masalah itu. A
Clara melajukan mobil ke studio tempat pemotretan perdana, setelah sekian lama dirinya berhenti karena sebuah skandal yang sampai saat ini masih membuat citranya terdengar buruk oleh beberapa orang yang menjadihatersdirinya saat ini.Sesampainya Clara di tempat itu, ia diberikan ruangan khusus untukmake updan dipersiap segala perlengkapannya. Seketika ia merasa kembali pada hidupnya yang dulu. Sinar dari lampu sorot yang panas membawanya berdiri di tengah sebuahframeputih dengan menggunakan kemeja putih yang melapisi pakaian dalam sebagai produk utama.Satu sesi dilalui dengan baik, tanpa ada kendala dan protes lain dariphotograferdan perancang busana bikini tersebut.Sampai saat masuk sesi kedua, Clara diberi pasangan seorang model laki-laki. Diminta melakukan pose duduk dipangkuan pria itu, membuat Clara merasa tak nyaman. Tak ada perjanjian seperti itu disurat kontrak yang kem
Clara menunggu dengan cemas di dalam mobil setelah ia bertemu dengan Matheus dan Anna yang menunggunya dan sekarang salah satu dari mereka sudah membawa mobil Clara untuk kembali ke kediaman Wesley. Meninggalkan Clara, tengah memikirkan apa yang harus ia katakan pada Dave, saat pria itu tiba di hadapannya.Pintu kemudi terbuka dan Dave masuk ke mobil, membuat Clara tersentak, karena belum menemukan ucapan yang tepat untuk ia katakan tentang tingkah kekanakannya."Mousie, Ak—" Ucapan Clara tertelan saat sebuah rengkuhan menariknya masuk ke dalam pelukan Dave."Aku sungguh mencemaskanmu, Cattie. Jangan melakukan sesuatu yang bisa membuatku jadi gila," lirih Dave.Seketika rasa hangat di hati Clara terasa begitu menenangkan. Ia berpikir Dave akan marah dengan apa yang dilakukannya. Namun, sebaliknya. Dave malah bersikap khawatir akan keadaannya. Oh... adakah pria lain yang semanis Mousie miliknya? Clara tahu jawabannya adalah tidak ada.Untuk ke