Share

Part 37

Rafael menyugar rambutnya. Instrument piano yang sejak tadi mengalun merdu, lebih terdengar seperti dentuman yang memekakkan telinga. Di tengah panggung, lampu sorot mengarah pada sang bintang, memainkan jari-jarinya di atas tuts piano. Menyerukan dentingan membentuk sebuah irama.

“Papa, Neesha mengantuk.” Bisikan Kaneesha yang duduk di pangkuan Rafael, membuat lelaki itu memberikan dekapan hangat untuk putrinya.

“Sudah Papa bilang jika pertunjukan ini akan sangat membosankan. Tidurlah, Sayang.”

Kaneesha mengangguk, lantas menyandarkan kepala di dada bidang Rafael. Mata jernihnya mengarah pada Joshua, menatap penuh kekaguman. “Uncle Joshua hebat ya, Pa.”

“Hem? Papa lebih hebat dari dia.”

“Tapi Papa tidak bisa main piano. Kalau sudah besar nanti, Neesha ingin menjadi pianis hebat seperti Uncle Joshua.”

“Ya, apa pun itu. Meski sebenarnya Papa lebih senang jika Neesha menjadi dokter. Atau … kau ingin menjadi pengusaha seperti Papa?”

Ti

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status