Share

Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!
Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!
Penulis: Chani yoh

01. Kamu Milikku Malam Ini

Penulis: Chani yoh
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-31 00:28:05

“Minum ini dulu sebelum kita ke atas.”

Sore itu Vicco membawa Tamara ke sebuah hotel untuk bertemu dengan klien penting.

Katanya pada Tamara, kliennya itu merupakan pasangan paruh baya yang bersedia memberikan dukungan pada kampanyenya nanti, jika dia merasa Vicco merupakan pribadi yang hangat dan dapat dipercaya.

Saat ini Vicco sedang melebarkan sayapnya di dunia politik. Dalam sembilan bulan ke depan, Vicco akan mengikuti pemilihan pemimpin distrik sebagai wakil gubernur.

Jika berhasil dia bahkan akan menjadi wakil gubernur termuda.

Untuk itu dia membutuhkan penyokong dana yang sangat besar dan Tuan Kozlov adalah salah satunya.

Namun, dia perlu membuat dirinya memiliki citra diri seperti yang diharapkan Pasangan Kozlov.

Maka dari itu, Vicco meminta Tamara untuk mendampinginya di pertemuan sore ini.

Sebagai kekasih yang sangat mensupport kesuksesan satu sama lain, Tamara tentu saja bersedia.

Saat ini mereka sudah tiba di parkiran hotel dan Vicco menyodorkannya sebotol jus stroberi kesukaannya.

“Trims, Vic, kapan kamu membuat jus stroberi ini?” ucap Tamara sembari menyambut sebotol jus yang masih terlihat dingin dan segar, tanpa curiga sedikit pun.

Di benaknya sudah terbayang kelezatan minuman itu, terlebih lagi sore ini udara sangat kering dan panas.

“Segar?” tanya Vicco yang melihat Tamara meminum jus stroberi buatannya itu dengan tawa puas dalam hati.

Tamara hanya minum beberapa teguk saja, tapi Vicco tahu itu sudah lebih dari cukup.

Obat perangsang yang dituangnya di minuman itu memiliki efek yang kuat. Hanya minum setengah saja, Tamara takkan bisa menahan ledakan libido dalam dirinya.

Di hadapannya, Tamara mengangguk dengan senyum lebar. Kesegaran minuman tadi dianggapnya sebagai perhatian dan kasih sayang Vicco padanya.

“Ayo kita ke atas. Jangan biarkan pasangan Kozlov menunggu kita terlalu lama,” kata Vicco lagi sambil turun.

Pria 24 tahun itu juga membukakan pintu untuk Tamara dan bersama-sama mereka memasuki hotel.

Tiba di atas, Vicco tiba-tiba merogoh saku celana dan bajunya seperti kehilangan sesuatu.

“Sial! Ponselku ketinggalan di mobil. Kamu duluan saja ke kamar 1919, aku akan kembali ke mobil dulu untuk mengambil ponsel,” kata Vicco lagi seraya mendorong lembut tubuh Tamara agar melangkah lagi menuju kamar yang mereka tuju.

“Aku rasa, lebih baik aku ikut ke mobil juga, setelah itu baru kita naik sama-sama,” tolak Tamara yang enggan bertemu dengan rekan bisnis Vicco sendirian.

Biar bagaimana pun dia hadir hanya sebagai pendamping Vicco.

Tapi pria itu menolak.

“Jangan! Pasangan Kozlov selalu datang lebih cepat dan mereka tidak suka kalau partner bisnis mereka datang terlambat.

Ini sudah tinggal dua menit lagi menuju waktu perjanjian kita. Jadi lebih baik kamu duluan ke sana, ya. Lagipula kalau aku sendirian yang turun ke basement, aku bisa berlari dan lebih cepat kembali ke sini. Ayolah, Tamara, help me this time.”

Melihat raut memohon dari Vicco juga karena alasan yang dikemukakan pria itu masuk akal, Tamara pun menurutinya.

“Ingat 1919. Ketuk pelan tiga kali karena mereka pasti sudah menunggu di dalam kamar. Setelah itu sapalah mereka dengan hormat. Oke, Baby?”

Tamara mengangguk dan Vicco gegas memasuki lift.

Tamara pun melangkah dan tiba di depan pintu kamar 1919.

Dia memastikan dua kali bahwa dia tidak salah kamar dan tangannya mulai terangkat untuk mengetuk pintu tiga kali seperti yang Vicco jelaskan tadi.

Terdengar bunyi 'ceklek' tanda pintu dibuka. Tapi tidak ada siapa-siapa di balik pintu dan kamar ternyata dalam keadaan gelap. 

Sedikit ragu Tamara melangkah masuk.

Tangannya mencari-cari saklar, tapi sialnya pintu kamar itu menutup perlahan dengan sendirinya.

Ceklek!

Entah mengapa jantung Tamara nyaris melompat dari rongganya.

Kedua tangannya semakin buru-buru meraba dinding mencari saklar untuk menyalakan lampu.

Di saat yang sama, penciumannya menangkap aroma cendana yang mahal bercampur musk yang maskulin. Jika memang pasangan Kozlov belum tiba, kenapa ada aroma maskulin di ruangan ini?

Tamara kembali mencari-cari saklar lampu berharap bisa segera melihat seisi ruangan ini.

Namun tiba-tiba saja sebuah tangan yang keras dan kokoh menangkap pinggangnya dan menarik tubuhnya dengan cepat.

“Argh!” Tamara berteriak terkejut tapi di detik yang sama tubuhnya sudah terhempas ke atas tempat tidur.

Meskipun gelap, Tamara bisa mengetahui ada seseorang -seorang pria- yang mengukungnya di atas ranjang.

Pria itu tidak mengenakan baju. Kulitnya terasa hangat dan dada serta lengannya terasa keras. Pria itu seperti beton tebal yang kokoh. Tenaga Tamara saat mendorongnya bukanlah apa-apa.

“Sia- siapa kamu?” tanya Tamara dengan deru jantung tak karuan. Adrenalinnya meningkat cepat.

Apakah Tn. Kozlov? Jika iya, kenapa pria itu menindihnya di tempat tidur? Lalu di mana Ny. Kozlov? Dan kenapa juga Tn. Kozlov tidak bertubuh lembek seperti seorang paruh baya?

“Kau tidak tahu siapa aku?” Suara yang berat yang terdengar berbahaya keluar dari bibir yang berada tepat di atas wajahnya itu.

Tamara sontak merinding. Bulu kuduknya meremang.

“Ap- apakah Anda ... Tn. Kozlov?” Tamara berusaha keras mengucapkan nama itu.

Pria itu terdengar mendengus kecil sebelum menjawabnya, “Ya! Itu nama belakangku.”

“La- lalu Anda mau apa?” tanya Tamara lagi yang mulai merasakan jari Tn. Kozlov merayapi pelipisnya hingga menjalar ke pipi sedangkan deru napas pria itu menerpa-nerpa wajahnya.

“Kau masih bertanya apa mauku?” tanya pria itu lagi seperti desissan ular mematikan.

“Aku rasa kekasihmu itu tidak memberitahumu bahwa dia sudah menumbalkanmu padaku sebagai ganti dukungan yang akan dia dapatkan saat kampanye nanti, huh?”

Apa? Menumbalkannya?

Glek! Tamara menelan ludahnya dengan susah payah.

“Menumbalkanku bagaimana?” tanyanya lagi seakan dia salah mendengar.

Suara berat itu kembali bergema, “Ya, menjadikanmu sebagai tumbal! Kau tidak salah dengar! Dia ingin aku mensuport-nya selama masa kampanye agar dia bisa menang di pemilihan nanti.

Tapi karena dia tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar dukunganku, dia pun memberikanmu sebagai gantinya!” ucap Tn. Kozlov lagi dengan nada cuek, seraya menurunkan rayapan jarinya menuju leher Tamara.

Gadis itu semakin gugup dan berusaha menepis tangan Tn. Kozlov.

Di sisi lain, Tamara juga takut pada Tn. Kozlov karena aura pria itu yang kuat dan mendominasi.

Dia takut membuat Tn. Kozlov marah. Sedangkan dia masih ingin tahu lebih banyak akan kebusukan Vicco.

“Tapi kenapa Tuan bersedia hanya karena mendapatkan seorang gadis? Dengan uangmu, Tuan bisa membeli gadis manapun daripada repot-repot menerima pemberian Vicco seraya harus mesupport Vicco lagi.”

Suara Tamara kini sudah mulai bergetar.

Terdengar kekehan sinis suara Tn. Kozlov. “Tidak perlu mempertanyakannya! Ini hanyalah bisnis. Aku mendapatkan apa yang aku butuhkan, begitu pun dia. Hanya hubungan timbal balik!” desis Tn. Kozlov lagi.

“La- lalu bagaimana denganku?” tanya Tamara lagi.

Tn. Kozlov diam sejenak dan mengambil waktu untuk mengamati wajah Tamara dalam keremangan kamar. Lewat tatapan dinginnya jari itu turun merayapi belahan dadanya, membuat sekujur kulit Tamara bagai disetrum listrik ringan. Jari itu akhirnya mengunci pinggang Tamara.

“Kamu? Aku hanya ingin menikmatimu malam ini. Setelah itu, kamu bebas.

Vicco menumbalkanmu padaku karena katanya kamu masih perawan. Aku ingin mencoba bagaimana rasanya perawan,” sahut Tn. Kozlov seiring bibirnya mulai membekap bibir Tamara dan langsung melumatnya dengan rakus.

“Hmmpt! Hmmpt!” teriak Tamara sambil berusaha mendorong tubuh Tn. Kozlov, tapi suara itu tertelan lumatan Tn. Kozlov, dan tenaganya pun tak mampu menggeser seinchi pun dari tubuh pria itu.

Ketika tangan besar dan kuat Tn. Kozlov mulai mengunci pergelangan tangan Tamara di atas kepalanya, lalu sebelah tangannya menjelajah tubuh Tamara, tubuh gadis itu pun mulai panas.

Degup jantungnya meningkat drastis. Deru napasnya memberat. Dan akhirnya kewanitaannya berdenyut-denyut bagai meronta ingin agar Tn. Kozlov segera menyentuh tubuhnya.

Di parkiran mobil, Vicco mengamati jarum jam di pergelangan tangannya. Dia tersenyum sinis membayangkan saat ini pastilah obat perangsang yang dituang ke jus stroberi tadi sudah bekerja pada tubuh Tamara.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** Lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Triplet Rahasia: 201

    Tamara menyetujui ide Travish dengan serius.Sepulang dari makan siang bersama, Tamara menghubungi Logan.Dia menanyakan apakah mobil sudah selesai diperbaiki.“Tepat sekali, Tamara. Pas hari ini sudah selesai. Besok sudah bisa kuambil.” Logan terdengar senang.Suaranya pun penuh semangat.Satu minggu terakhir sejak kepulangannya ke Palermo seorang diri, setelah dia mengembalikan Mercedes milik Signor Trevor, Logan merasa hidupnya kembali ke rutinitas tanpa makna.Dia membuka toko yang dikelolanya di pagi hari. Melayani pembeli sepanjang siang, lalu tutup toko dan berdiam di rumah sampai esok paginya lagi.Kalaupun dia ada keluar rumah, Logan hanya keluar untuk mengurus stock barang di tokonya, lalu membayar tagihan, dan beberapa keperluan sehari-hari.Untuk makan, berhubung dia tinggal seorang diri, Logan lebih suka membeli saja makan siang dan malamnya.Hidupnya begitu-begitu saja.Pemasukannya cukup besar, hanya saja ... ada pengeluaran bulanan yang perlu dia bayar setiap bulannya.

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Triplet Rahasia: 200

    Angin siang terasa kering meski cuaca tidak terlalu panas lagi. Tamara bergegas membereskan sketsa design yang sedang dia kerjakan untuk menjemput triplet.Dengan mengenakan cardigan abu-abu, Tamara berpamitan pada Bibi Beatrice.“Aku akan bertemu keponakanku siang ini, Tamara. Sore baru aku pulang,” kata Bibi Beatrice memberitahukan pada Tamara.“Oh, baiklah, Bi. Kalau begitu aku juga akan mengajak anak-anak makan siang di luar saja.”“Ya, begitu lebih baik.”Bibi Beatrice tersenyum lembut. Tamara pun keluar lebih dulu. Dia menaiki kereta gantung untuk mencapai tempat sekolah triplet.Turun dari kereta gantung, Tamara masih harus jalan kaki sejauh satu kilometer.Tamara berjalan sembari menikmati cuaca yang tenang dan sinar matahari yang lembut.Ketika dia tiba di gerbang sekolah, waktu tepat di jam pulang.Satu menit berikutnya sudah terdengar bunyi bel dan para siswa berhamburan keluar.Tamara menunggu dengan tenang hingga tiga wajah kesayangannya itu muncul dari gedung sekolah.“M

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Triplet Rahasia: 199

    Dengan tenang dan entengnya, Trevor berkata, “Tujuanku datang ke sini bukan hendak menyetujui kerja sama denganmu, tapi karena aku ingin memberitahumu, kita tidak akan cocok menjadi sahabat. Kau tahu kenapa?”“Kenapa?” tanya Pablo begitu terkejut sekaligus harus menahan geram dan amarahnya pada Trevor.Kembali dengan entengnya Trevor berkata, “Karena kita terpaut usia terlalu jauh.”“Apa?” tanya Pablo kembali terkejut, lalu sedetik kemudian dia terheran dalam amarah yang menggelegak dalam dadanya.“Ya, kau tak salah dengar! Kita terpaut usia terlalu jauh! Kau lebih cocok berbisnis dengan ayahku.”Pablo yang terpancing emosinya pun jadi hilang akal. Di saat seperti ini, dia malah bertanya, “Memangnya berapa usia ayahmu?”“Ayahku setidaknya 65 tahun.”“Apa? Lalu kau pikir aku usia berapa?” tanya Pablo semakin terpancing ego dan emosinya.Masih dengan santainya, Trevor menjawab, “Bukankah kau setidaknya 60 tahun?”“Ka- Kau! Berani sekali!” Pablo sampai menunjuk-nunjuk wajah Trevor.Dia s

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Triplet Rahasia: 198

    “Menurut Mommy, kira-kira daddy bisa datang tidak ke pentas seni akhir pekan ini?”Pertanyaan Thea bergema ketika dia mengembalikan ponsel ke Tamara. Entah Tamara harus menjawab apa, tapi hatinya sendiri masih terpecah dua.Antara dia tidak ingin Trevor datang dan hadir. Karena jika pria itu datang, itu berarti mereka duduk berdua, hadir sebagai pasangan.Itu sungguh aneh.Tapi jika Trevor memutuskan tidak hadir, hati anak-anaknya akan merasa pedih.Sungguh ini pilihan yang tak menyenangkan.Sedangkan dia tahu dengan pasti bahwa Thea dan Tilly sangat mengharapkan Signor satu itu untuk bisa hadir menonton pertunjukan mereka.Teman-teman mereka yang lain sudah pasti akan membawa kedua orang tua mereka untuk melihat pertunjukan mereka.Triplet pun pastilah ingin bisa seperti mereka.Tamara sungguh tak tahu harus menjawab apa. Dia belum terlalu mengenal Trevor sehingga dia tak bisa membeirkan jawabannya.Sekalipun signor satu itu mengatakan dia akan segera kembali, tapi Tamara tidak bisa

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Triplet Rahasia: 197

    Esok harinya, Lady El begitu bersemangat. Saat hari masih pagi, dia meminta driver mengantarnya ke tempat cafe langganannya.Setibanya di sana, dia menyuruh driver pulang. Setelah mobil tak terlihat lagi dari pandangannya, dia mulai menghubungi Pablo.Pria itu lalu mengutus mobil untuk menjemput Lady El.Setengah jam kemudian, Lady El sudah berada di kantor Pablo.“Aku harap ada kabar baik dengan kedatanganmu hari ini,” sambut Pablo sambil menatap tajam pada Lady El.“Tentu saja ini kabar baik! Aku sudah membujuk suamiku dan dia bilang dia akan menerima tawaran bisnis darimu.”“Benarkah?” Binar mata Pablo pun menjadi cerah. Senyumnya terkembang lebar.Dia pun mendekati Lady El dan tersenyum padanya.“Kau sudah melakukan kerja yang bagus. Apa hadiah yang kau inginkan, Sayang?”Lady El menggeleng. “Ah, tidak ada, Pablo. Aku hanya ingin mempertahankan pernikahanku dengan Trevor saja.Cukuplah bantuanmu nanti dengan mempersiapkan hasil tes DNA yang cocok antara Trevor dan bayi dalam kand

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Triplet Rahasia: 196

    Selepas makan malam, Lorenzo mengajak Trevor ke night club miliknya. Mereka akan mengevaluasi kebijakan baru.“Sekalian ada klien dari Rusia yang ingin berkenalan denganmu, Trev. Dia memiliki kasino paling sukses di sana. Profitnya sebesar 70 persen, bahkan tidak pernah sekalipun turun sampai di bawah 50 persen. Kita bisa bermitra dengannya, Trev.”Trevor tertarik, tapi dia menggeleng.“Kau saja yang pergi. Bawa Edoardo saja. Ada banyak hal yang harus kukerjakan.”Lorenzo terllihat heran menatap Trevor. Biasanya dia paling suka bertemu klien di malam hari.“Memangnya apa yang harus kau kerjakan?” tanya Lorenzo yang menjadi penasaran atas jawaban Trevor.“Ada sesuatu. Ini masih rahasia.”“Hah! Sok misterius!”“Terserah!”Lorenzo lalu pergi dengan Edoardo karena Trevor tetap tidak mau ikut dan tidak mau memberitahukan apa yang sedang dia kerjakan.Sungguh tidak menyenangkan rasanya ketika Trevor mulai bersikap misterius.Begitu dengan Lady El. Wanita itu semakin penasaran dengan penolak

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Triplet Rahasia: 195

    Trevor yang tadinya sedang memejamkan matanya karena membayangkan wajah lucu Thea dan Tilly tiba-tiba saja merasa waspada mendengar pertanyaan Lady El.‘Pablo ...’‘Dia menyebutnya Pablo ...’‘Lalu kerja sama bisnis ...’‘Tahu dari mana dia, hah!’Tatapan tajam Trevor langsung menghadang Lady El begitu dia membuka matanya.Manik coklat pekat itu menghadang tanpa ampun.“Kenapa kau ingin tahu?” tanyanya dengan aura dingin.Trevor tidak bertanya ‘tahu dari mana’ karena itu akan membuat Lady El sadar dia telah keceplosan.Tapi Trevor bertanya ‘kenapa ingin tahu’ dengan begitu Lady El tidak akan tersadar bahwa Trevor telah mengetahui ada yang tidak beres antara dia dan Pablo.“Aku hanya ingin tahu saja, Suamiku. Soalnya, kemisteriusan project kerjasama antara kau dan Pablo sudah menjadi perbincangan para wanita yang menghadiri pesta kemarin.”“Perbincangan? Untuk apa mereka membicarkaan project kami?”Darla harus berpikir keras dalam memberikan jawaban yang bisa diterima Trevor.Dia meras

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Triplet Rahasia: 194

    “Sebenarnya apa yang bandot tua itu inginkan?” tanya Lorenzo sambil mengambil humidor -kotak penyimpanan cerutu- milik Trevor, lalu melihat-lihat isi di dalamnya.Setelah semalam Trevor menghadiri pesta Pablo hingga larut malam, sore ini barulah mereka bisa membahasnya.Trevor mengambil botol D’Auvenay Montrachet Grand Cru -wine seharga 20 ribu dolar asal Perancis- lalu menuangnya di gelas yang berisi es batu.Setelah itu, dia memutar sebentar baru disesapnya sedikit sambil mengingat-ngingat tawaran Pablo semalam.Tawaran yang sangat tidak membuatnya tertarik. Bahkan Trevor merasa muak dan jijik.Beraninya pria itu menawarkannya tawaran seperti itu. Jika Pablo berpikir dia akan menerimanya, berarti Pablo menganggapnya bodoh.Berani sekali!Trevor lalu menjelaskan, “Dia ingin agar kita menyediakan tempat untuk memuaskan fantasi para pria terhadap wanita-wanita kelas atas. Para selebriti terkenal, wanita terhormat, istri pria-pria berkuasa, semacam itulah.”Lorenzo mengernyit memikirk

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Triplet Rahasia: 193

    Darla merasa hari ini adalah hari di mana dirinya berubah menjadi cinderella.Dalam balutan gaun yang mewah dan indah, dia menghadiri pesta bersama Trevor.Ketika berada di dalam mobil pun Trevor tidak menghindarinya seperti biasanya.Mereka duduk bersebelahan. Benar-benar bersebelahan.Bahkan saat Darla menyandarkan tubuhnya ke dada Trevor, pria itu tidak mendorongnya menjauh.Darla sungguh bahagia. Cintanya tidak lagi bertepuk sebelah tangan.Mobil melaju dalam keheningan yang terlalu khusuk.Baru kali ini dia tak memedulikan sampai mana mereka berada dan ke mana Trevor akan membawanya.Dia hanya tahu dia hadir di sisi Trevor sebagai pendamping, dengan status istri.Ketika akhirnya mobil berhenti dan driver membukakan pintu mobil, Darla memandang ke sekeliling.Awalnya dia tidak menyadari rumah milik siapa tempat yang mereka datangi.Halaman luas dengan hiasan water fountain yang tak kalah indah dari yang ada di mansion keluarga Kozlov.Darla mengagumi tempat itu seraya menambatkan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status