Sabtu pagi
Sergio masih tak bisa menghilangkan kata-kata Aldrick dari benaknya. Ajakan menonton pria itu pada Tilly terus mengganggu pikirannya.
Belum lagi bayangan senyum Tilly dan anggukan kepala istrinya itu, terus menusuk hatinya.
Sekalipun dia memang hanyalah suami pengganti bagi Tilly, apakah dia bukan lelaki yang bisa merasakan kecemburuan? Terlebih lagi dia sudah sedari awal menyukai Tilly.
Tilly sudah sedari awal memukaunya dengan kecantikan alami. Di kantor, tatapannya seringkali tertuju hanya pada Tilly. Lagi dan lagi. Sulit sekali mengalihkan pandangan dari wajah ceria Tilly.
Walaupun kecantikan Tilly tidaklah seperti miss universe, tapi ... entahlah. Menurut Sergio dia cantik. Senyumnya manis dan membuat hatinya merekah.
Sergio selalu merasa ingin melihat gadis itu tersenyum lagi dan lagi. Juga, sikap perilakunya terlihat begitu lembut, menggugah sisi kelelakiannya untuk mampu menjadi sosok yang kuat agar menjadi tempat bernaung
Dalam kemarahan dan kebenciannya seperti itu, Tilly tiba-tiba merasakan kepalanya terasa sakit.Bayangan wajah Sergio dan Aldrick berganti-gantian tertayang di benaknya, entah mengapa. Tapi rasa hati Tilly merasa ada sesuatu yang tidak benar. Seperti kepingan puzzle yang tidak pada tempatnya. Kepingan puzzle itu bentuknya serupa dengan yang tertempel, tapi gambar yang ditampilkan tidak melengkapi gambaran besar lukisan yang harus disusunnya.Dalam kondisi kepala yang berdenyut-denyut, Tilly tanpa sadar menghampiri Sergio di gudang penyimpanan.Suasana sudah sepi saat itu. Sergio yang melampiaskan segala frustrasi dan kesedihannya dengan menyendiri sesaat di dalam gudang, sangatlah terkejut saat melihat Tilly datang mencarinya.“Tilly?” panggil Sergio dengan suara rendah, serak, dan lirih. Tapi hatinya mendamba, ‘Apa kau sudah mengingat semuanya?’ tanya hati kecilnya.“Tilly?” panggil Sergio lagi dengan sangat hati-hati.Rasanya masih tak menyangka jika Tilly bisa mendatanginya di gud
Seperti yang sempat diminta Tilly untuk tidak tinggal lagi di bawah satu atap dengan Sergio, maka pada saat diperbolehkan pulang dari rumah sakit, Tilly akhirnya dibawa pulang ke rumah orang tuanya.Sergio pulang sendiri ke rumahnya. Sekalipun Tilly belum cukup lama tinggal di sana, tapi jejak kehadiaran Tilly begitu kuat di rumahnya.Saat kembali ke rumah itu tanpa Tilly, Sergio merasa kehilangan yang amat dalam.Segalanya kini terasa melompong. Rumah itu tak lagi terasa sama. Seperti hatinya yang kini bagai berlubang di mana-mana. ***Rencana antara Sergio dan Travish dijalankan dengan baik.Travish tidak memanggil Aldrick saat mereka semua sudah kembali mengantor.Sergio pun tidak menemui Aldrick. Sergio berpura-pura bahwa dirinya pun tidak merasa sanggup melaporkan kelakuan Aldrick terhadap Tilly pada Travish, pemilik perusahaan itu.Dengan semuanya berjalan seperti biasa lagi, Aldrick menghela napas lega. Hatinya berdendang riang dan dia mulai menyusun rencana ber
Tatapan Tilly terhunus sengit pada Sergio.“Aku mengingat bagaimana dengan menjijikkannya kau hendak menciumku membabibuta. Kau bahkan merobek bajuku. Dan seringaimu begitu menjijikkan!Wajahmu lah yang terakhir kali kulihat sebelum semuanya gelap! Aku benci sekali dengan lelaki sepertimu! Jangan pernah menyentuhku lagi, atau aku akan berbuat nekat!”Sergio tak mengerti lagi dengan segala perkataan Tilly. Bagaimana bisa dia yang menyelamatkan Tilly tapi dia yang dituduh hendak memperkosanya? Lagipula, Tilly istrinya, apa perlu dia memperkosa istrinya sendiri?Dan ... kenapa Tilly tidak mengingat keberadaan Aldrick sama sekali?Ini sungguh tidak menyenangkan!Sergio kembali merasakan hatinya bagai ditusuk ribuan jarum.Semua yang ada di ruangan pun terdiam.Sampai ketika dokter memasuki ruangan dan memeriksa Tilly.Dokter lalu melaporkan hasilnya.“Kondisi Nona Tilly memang mengalami memory lost skala ringan. Biasanya hanya berlangsung sementara.Lama kondisi ini tergantung dari input
Pening terasa di kepala Tilly.“Tilly! Tilly!” seru Sergio seraya meraih bahu Tilly yang lunglai, sesaat sebelum Tilly ambruk dan pingsan terkena tinju Aldrick.Melihat Tilly pingsan, Sergio semakin berang dan dia menghajar Aldrick habis-habisan.Kedua wajah mereka lebam dan luka-luka saat petugas hotel datang melerai.Sergio cepat menggendong Tilly sementara Aldrick menggunakan kesempatan itu untuk lari menembus para petugas hotel.Kekhawatiran seakan menembus jantung Sergio ketika dia menggendong Tilly menuju rumah sakit. ***“Tolong dia! Tolong istriku! Dia terkena pukulan di kepalanya sampai pingsan!”Setelah mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dengan hati yang kacau balau, Sergio langsung menyerbu turun sambil menggendong Tilly dan menyerahkannya pada petugas medis di rumah sakit terdekat.Dia di unit gawat darurat, dengan napas memburu, menyaksikan Tilly diperiksa dan ketika sejumlah pemeriksaan dilakukan, dokter akhirnya mendekati dan berkata, “Kami harus
“Hentikan! Hentikan! Kau menjijikkan, Ald! Hentikan!” Tilly memaki Aldrick, tapi pria itu tidak berhenti. Bahkan melonggarkan sedikit dari kekuatan tangannya pada tubuh Tilly pun tidak.Aldrick tidak menggubrisnya. Pria itu terus berusaha untuk merobek pakaian Tilly.Tilly amendorong tubuh Aldrick. Tapi tenaganya kalah dari pria itu.Sreeeeek!Seakan belum cukup, Aldrick berhasil merobek baju Tilly membuat dalaman Tilly terlihat dan dengan mata berbinar Aldrick memandanginya seakan liurnya pun akan menetes-netes. “Hentikan, Ald, hentikan. Jangan sentuh aku! Aku sudah milik pria lain!” seru Tilly yang merasa tidak ada jalan lain. Dia harus mengungkapkan jika dia sudah menikah. Siapa tahu ketika Aldrick tahu dia sudah menjadi istri pria lain, Aldrick tidak akan menginginkan dia lagi.Tapi Aldrick sudah dibutakan akan kemarahan atas penolakan Tilly.“Justru itu, aku pun ingin mencicipimu! Jangan hanya si penjaga gudang itu saja!”Mendengar itu, air mata Tilly mulai berjatuhan. “Kau yang
“Oh, Jane! Kau tak tau betapa dia keras kepala, egois, berkepala batu, bertemperamen buruk!”Saat Aldrick mendengar akhir keluh kesah Tilly pada Jane, pria itu menyimpulkan jika dia telah berhasil meracuni pemikiran Tilly tentang Sergio. Dan dia perkirakan kedua insan itu sudah berdebat alot dan berakhir dengan pertengkaran sengit.Aldrik tersenyum dan menganggap inilah kesempatan bagi dirinya untuk menyelusup masuk dan menjadi pihak di tengah-tengah Tilly dan Sergio.Sebisa mungkin Aldrick mengikuti Tilly dan Jane sepanjang sisa hari di kantor. Meski tidak setiap saat, agar dua orang itu tidak curiga padanya, tapi ada kalanya Aldrick menyuruh salah satu OB kepercayaannya untuk mencuri dengar oborlan keduanya.Hingga menjelang akhir jam kantor, OB yang diutus Aldrick melapor padanya.“Nona Tilly sepertinya bertengkar hebat dengan kekasihnya. Dia ingin menginap di apartemen Nona Jane. Tapi nona Jane bilang apartemennya sangat kecil. Dan dia juga sha