“Tandatangani surat ini.”Suara dingin Trevor membuat Lady El gegas membaca apa yang tertera di sana.Surat perceraian!Hatinya kian mencelos jatuh.”Aku- aku akan melakukan apapun, asalkan jangan ini!”“Tidak ada yang aku inginkan selain ini! Tanda tangan!”“Aku tidak mau, Trevor. Jangan ceraikan aku, aku akan berusaha menjadi istri yangg lebih baik lagi.”“Tidak bisa! Ini bukan tentang kau tidak menjadi istri yang baik atau kau merupakan istri yang kurang baik.Tapi ini tentang kau yang telah membohongiku! Menipuku!”Darla makin panik. Tapi dia masih mengira ini semua hanya tentang tawaran kerjasama dari Pablo.“Aku tidak menipumu! Aku benar-benar berpikir bahwa kau mengatakan project tawaran ini menguntungkan. Aku mungkin salah memahami perkataanmu, Trev. Maafkan aku, maafkan aku.”Darla mulai berlutut, memeluk paha Trevor. Air matanya benar-benar jatuh.Dia tahu kali ini dia takkan bisa lagi lolos dengan mudah jika sampai Trevor mengetahui semuanya, bahwa dia sudah mengenal Pablo
Tamara menyetujui ide Travish dengan serius.Sepulang dari makan siang bersama, Tamara menghubungi Logan.Dia menanyakan apakah mobil sudah selesai diperbaiki.“Tepat sekali, Tamara. Pas hari ini sudah selesai. Besok sudah bisa kuambil.” Logan terdengar senang.Suaranya pun penuh semangat.Satu minggu terakhir sejak kepulangannya ke Palermo seorang diri, setelah dia mengembalikan Mercedes milik Signor Trevor, Logan merasa hidupnya kembali ke rutinitas tanpa makna.Dia membuka toko yang dikelolanya di pagi hari. Melayani pembeli sepanjang siang, lalu tutup toko dan berdiam di rumah sampai esok paginya lagi.Kalaupun dia ada keluar rumah, Logan hanya keluar untuk mengurus stock barang di tokonya, lalu membayar tagihan, dan beberapa keperluan sehari-hari.Untuk makan, berhubung dia tinggal seorang diri, Logan lebih suka membeli saja makan siang dan malamnya.Hidupnya begitu-begitu saja.Pemasukannya cukup besar, hanya saja ... ada pengeluaran bulanan yang perlu dia bayar setiap bulannya.
Angin siang terasa kering meski cuaca tidak terlalu panas lagi. Tamara bergegas membereskan sketsa design yang sedang dia kerjakan untuk menjemput triplet.Dengan mengenakan cardigan abu-abu, Tamara berpamitan pada Bibi Beatrice.“Aku akan bertemu keponakanku siang ini, Tamara. Sore baru aku pulang,” kata Bibi Beatrice memberitahukan pada Tamara.“Oh, baiklah, Bi. Kalau begitu aku juga akan mengajak anak-anak makan siang di luar saja.”“Ya, begitu lebih baik.”Bibi Beatrice tersenyum lembut. Tamara pun keluar lebih dulu. Dia menaiki kereta gantung untuk mencapai tempat sekolah triplet.Turun dari kereta gantung, Tamara masih harus jalan kaki sejauh satu kilometer.Tamara berjalan sembari menikmati cuaca yang tenang dan sinar matahari yang lembut.Ketika dia tiba di gerbang sekolah, waktu tepat di jam pulang.Satu menit berikutnya sudah terdengar bunyi bel dan para siswa berhamburan keluar.Tamara menunggu dengan tenang hingga tiga wajah kesayangannya itu muncul dari gedung sekolah.“M
Dengan tenang dan entengnya, Trevor berkata, “Tujuanku datang ke sini bukan hendak menyetujui kerja sama denganmu, tapi karena aku ingin memberitahumu, kita tidak akan cocok menjadi sahabat. Kau tahu kenapa?”“Kenapa?” tanya Pablo begitu terkejut sekaligus harus menahan geram dan amarahnya pada Trevor.Kembali dengan entengnya Trevor berkata, “Karena kita terpaut usia terlalu jauh.”“Apa?” tanya Pablo kembali terkejut, lalu sedetik kemudian dia terheran dalam amarah yang menggelegak dalam dadanya.“Ya, kau tak salah dengar! Kita terpaut usia terlalu jauh! Kau lebih cocok berbisnis dengan ayahku.”Pablo yang terpancing emosinya pun jadi hilang akal. Di saat seperti ini, dia malah bertanya, “Memangnya berapa usia ayahmu?”“Ayahku setidaknya 65 tahun.”“Apa? Lalu kau pikir aku usia berapa?” tanya Pablo semakin terpancing ego dan emosinya.Masih dengan santainya, Trevor menjawab, “Bukankah kau setidaknya 60 tahun?”“Ka- Kau! Berani sekali!” Pablo sampai menunjuk-nunjuk wajah Trevor.Dia s
“Menurut Mommy, kira-kira daddy bisa datang tidak ke pentas seni akhir pekan ini?”Pertanyaan Thea bergema ketika dia mengembalikan ponsel ke Tamara. Entah Tamara harus menjawab apa, tapi hatinya sendiri masih terpecah dua.Antara dia tidak ingin Trevor datang dan hadir. Karena jika pria itu datang, itu berarti mereka duduk berdua, hadir sebagai pasangan.Itu sungguh aneh.Tapi jika Trevor memutuskan tidak hadir, hati anak-anaknya akan merasa pedih.Sungguh ini pilihan yang tak menyenangkan.Sedangkan dia tahu dengan pasti bahwa Thea dan Tilly sangat mengharapkan Signor satu itu untuk bisa hadir menonton pertunjukan mereka.Teman-teman mereka yang lain sudah pasti akan membawa kedua orang tua mereka untuk melihat pertunjukan mereka.Triplet pun pastilah ingin bisa seperti mereka.Tamara sungguh tak tahu harus menjawab apa. Dia belum terlalu mengenal Trevor sehingga dia tak bisa membeirkan jawabannya.Sekalipun signor satu itu mengatakan dia akan segera kembali, tapi Tamara tidak bisa
Esok harinya, Lady El begitu bersemangat. Saat hari masih pagi, dia meminta driver mengantarnya ke tempat cafe langganannya.Setibanya di sana, dia menyuruh driver pulang. Setelah mobil tak terlihat lagi dari pandangannya, dia mulai menghubungi Pablo.Pria itu lalu mengutus mobil untuk menjemput Lady El.Setengah jam kemudian, Lady El sudah berada di kantor Pablo.“Aku harap ada kabar baik dengan kedatanganmu hari ini,” sambut Pablo sambil menatap tajam pada Lady El.“Tentu saja ini kabar baik! Aku sudah membujuk suamiku dan dia bilang dia akan menerima tawaran bisnis darimu.”“Benarkah?” Binar mata Pablo pun menjadi cerah. Senyumnya terkembang lebar.Dia pun mendekati Lady El dan tersenyum padanya.“Kau sudah melakukan kerja yang bagus. Apa hadiah yang kau inginkan, Sayang?”Lady El menggeleng. “Ah, tidak ada, Pablo. Aku hanya ingin mempertahankan pernikahanku dengan Trevor saja.Cukuplah bantuanmu nanti dengan mempersiapkan hasil tes DNA yang cocok antara Trevor dan bayi dalam kand
Selepas makan malam, Lorenzo mengajak Trevor ke night club miliknya. Mereka akan mengevaluasi kebijakan baru.“Sekalian ada klien dari Rusia yang ingin berkenalan denganmu, Trev. Dia memiliki kasino paling sukses di sana. Profitnya sebesar 70 persen, bahkan tidak pernah sekalipun turun sampai di bawah 50 persen. Kita bisa bermitra dengannya, Trev.”Trevor tertarik, tapi dia menggeleng.“Kau saja yang pergi. Bawa Edoardo saja. Ada banyak hal yang harus kukerjakan.”Lorenzo terllihat heran menatap Trevor. Biasanya dia paling suka bertemu klien di malam hari.“Memangnya apa yang harus kau kerjakan?” tanya Lorenzo yang menjadi penasaran atas jawaban Trevor.“Ada sesuatu. Ini masih rahasia.”“Hah! Sok misterius!”“Terserah!”Lorenzo lalu pergi dengan Edoardo karena Trevor tetap tidak mau ikut dan tidak mau memberitahukan apa yang sedang dia kerjakan.Sungguh tidak menyenangkan rasanya ketika Trevor mulai bersikap misterius.Begitu dengan Lady El. Wanita itu semakin penasaran dengan penolak
Trevor yang tadinya sedang memejamkan matanya karena membayangkan wajah lucu Thea dan Tilly tiba-tiba saja merasa waspada mendengar pertanyaan Lady El.‘Pablo ...’‘Dia menyebutnya Pablo ...’‘Lalu kerja sama bisnis ...’‘Tahu dari mana dia, hah!’Tatapan tajam Trevor langsung menghadang Lady El begitu dia membuka matanya.Manik coklat pekat itu menghadang tanpa ampun.“Kenapa kau ingin tahu?” tanyanya dengan aura dingin.Trevor tidak bertanya ‘tahu dari mana’ karena itu akan membuat Lady El sadar dia telah keceplosan.Tapi Trevor bertanya ‘kenapa ingin tahu’ dengan begitu Lady El tidak akan tersadar bahwa Trevor telah mengetahui ada yang tidak beres antara dia dan Pablo.“Aku hanya ingin tahu saja, Suamiku. Soalnya, kemisteriusan project kerjasama antara kau dan Pablo sudah menjadi perbincangan para wanita yang menghadiri pesta kemarin.”“Perbincangan? Untuk apa mereka membicarkaan project kami?”Darla harus berpikir keras dalam memberikan jawaban yang bisa diterima Trevor.Dia meras
“Sebenarnya apa yang bandot tua itu inginkan?” tanya Lorenzo sambil mengambil humidor -kotak penyimpanan cerutu- milik Trevor, lalu melihat-lihat isi di dalamnya.Setelah semalam Trevor menghadiri pesta Pablo hingga larut malam, sore ini barulah mereka bisa membahasnya.Trevor mengambil botol D’Auvenay Montrachet Grand Cru -wine seharga 20 ribu dolar asal Perancis- lalu menuangnya di gelas yang berisi es batu.Setelah itu, dia memutar sebentar baru disesapnya sedikit sambil mengingat-ngingat tawaran Pablo semalam.Tawaran yang sangat tidak membuatnya tertarik. Bahkan Trevor merasa muak dan jijik.Beraninya pria itu menawarkannya tawaran seperti itu. Jika Pablo berpikir dia akan menerimanya, berarti Pablo menganggapnya bodoh.Berani sekali!Trevor lalu menjelaskan, “Dia ingin agar kita menyediakan tempat untuk memuaskan fantasi para pria terhadap wanita-wanita kelas atas. Para selebriti terkenal, wanita terhormat, istri pria-pria berkuasa, semacam itulah.”Lorenzo mengernyit memikirk