Home / Rumah Tangga / Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku / Jangan Buat Kesalahan yang Sama

Share

Jangan Buat Kesalahan yang Sama

Author: Senja Berpena
last update Last Updated: 2025-08-27 00:50:35

Ruang kerja James dipenuhi aroma kayu mahoni yang mahal. Lampu gantung kristal memantulkan cahaya yang membuat suasana terasa megah dan menekan sekaligus.

Jeane melangkah masuk dengan wajah yang merah padam, bibirnya terkatup rapat menahan amarah.

Di tangannya, proposal tebal yang sejak pagi tadi dia genggam akhirnya dia lemparkan ke atas meja besar di hadapan ayahnya.

“Samuel menolak mentah-mentah, Ayah!” serunya, suaranya bergetar menahan marah.

Proposal itu tergeletak dan beberapa halaman terlepas, jatuh berantakan di lantai.

“Bahkan sebelum aku selesai menjelaskan, dia sudah menolak ajakan makan siang besok!”

James, pria paruh baya dengan rambut memutih elegan dan tatapan tajam penuh perhitungan, tidak tampak terguncang sedikit pun.

Ia malah menyandarkan tubuhnya ke kursi kulit hitam, bibirnya melengkung tipis. Lalu, tawa kecil terdengar. Bukan tawa mengejek, tapi seolah dia sudah menduga hal ini akan terjadi.

“Kenapa kau malah tertawa?!” Jeane semakin kesal.

“Ini bukan main-main!
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Icha Qazara Putri
𝐃𝐢𝐡 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐮 𝐰𝐚𝐭𝐚𝐤 𝐒𝐚𝐦𝐮𝐞𝐥 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚..
goodnovel comment avatar
AlbyMalik
terlalu berambisi lu Jeane udah ditolak mentah-mentah Ama Samuel masih aja cari2 caraa ya udh gihhh selamat berjuang yaaa
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Selalu Membuat Samuel Marah

    Pagi itu suasana di kantor Samuel terasa tegang. Samuel baru saja menyelesaikan rapat panjang dengan para petinggi perusahaan.Baru saja ia hendak duduk di kursinya untuk menghela napas, pintu ruangannya diketuk dengan tergesa-gesa.“Masuk,” ucap Samuel dengan nada datar.Pintu kemudian terbuka dan seorang wanita paruh baya dengan wajah angkuh masuk dengan langkah penuh wibawa.Samuel langsung mendongak dan alisnya terangkat begitu melihat ibunya datang.“Kita perlu bicara,” kata Tyas to the point, tanpa senyum sedikit pun.“Bicara apa lagi?” tanyanya dengan suara yang malas.Tyas berjalan mendekat lalu berdiri tepat di hadapan putranya. Matanya menatap tajam wajah anaknya itu. “Tentang istrimu, Anne.”Wajah Samuel langsung mengeras. “Anne? Ada apa dengan Anne?”Tyas menyilangkan tangan di dada. “Aku ingin tahu, apa Anne mengancammu atau melakukan sesuatu padamu? Sampai-sampai kau terus mempertahankan dia?!” tanyanya penuh dengan tuduhan.Samuel terbelalak. Urat di pelipisnya menegang

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Kita akan Mencoba

    Langit sudah gelap ketika Anne dan Samuel tiba di rumah. Anne berjalan pelan memasuki ruang tamu, wajahnya terlihat murung dan penuh rasa sedih.Samuel yang berjalan di belakangnya memperhatikan dengan seksama. Dia bisa melihat bagaimana istrinya itu tampak berbeda—seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat.Anne duduk di sofa dan meletakkan tasnya di samping, lalu menarik napas panjang.“Samuel?” ucapnya lirih.Samuel yang sudah melepas jas kerjanya ikut duduk di sampingnya, menatap lekat wajah Anne yang tampak pucat dan lelah.“Ada apa, Anne? Kau terlihat tidak seperti biasanya. Kau masih ingin berada di panti, hm?”Anne menggeleng pelan kemudian menghela napasnya dengan panjang. “Aku hanya kasihan pada Lucas. Kau tahu? Dia baru saja kehilangan kedua orang tuanya dalam kecelakaan tragis. Tidak ada keluarga yang bisa menampungnya, jadi Ibu Merry membawanya ke panti.”Samuel mengerutkan kening, ikut merasakan kesedihan yang terpancar dari mata istrinya. “Usianya berapa tahun?” tanya

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Anne Terlihat Bahagia

    Waktu sudah menunjuk angka lima sore. Anne melangkahkan kakinya menuju gerbang panti asuhan yang dulu menjadi rumahnya selama bertahun-tahun.Di tangannya, dia membawa dua kantong besar berisi makanan dan minuman.Aroma roti manis dan ayam goreng menguar dari dalam kantong itu, membuat Anne tersenyum kecil membayangkan wajah gembira anak-anak panti saat melihatnya.Begitu dia membuka pintu, suara tawa dan teriakan anak-anak langsung menyambutnya.“Anne!” seru Merry sambil tergopoh-gopoh menghampiri. Senyum hangat Merry selalu berhasil membuat hati Anne terasa nyaman.“Selamat sore, Bu.” Anne menyerahkan kantong yang dibawanya.“Ini ada sedikit makanan dan minuman untuk anak-anak. Aku juga bawakan jus dan susu, siapa tahu mereka ingin minum yang segar.”Merry menerima kantong itu dengan mata berbinar. “Astaga, Anne. Kau tak perlu repot-repot seperti ini. Tapi, terima kasih. Anak-anak pasti senang sekali.”Anne tersenyum lembut. “Aku yang harus berterima kasih, Bu. Karena kalian semua

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Senyum Sumringah di Bibir Anne

    Anne berdiri di dapur pagi itu tengah menyiapkan sarapan sambil bersenandung kecil. Aroma roti panggang dan sup hangat memenuhi udara. Hatinya terasa jauh lebih ringan dibandingkan hari-hari sebelumnya.Ia sudah bertekad untuk tidak lagi menyinggung soal anak kepada Samuel. Ia tahu, suaminya sedang dalam masa sibuk yang luar biasa di kantor, dan ia tak ingin menjadi beban tambahan yang membuat Samuel semakin tertekan.Anne menata piring di meja makan dengan hati-hati. Sudah lama dia tak melihat Samuel tersenyum, dan diam-diam dia berharap pagi ini pria itu akan sedikit lebih hangat padanya.Suara langkah kaki berat terdengar dari arah tangga. Anne langsung menoleh dan melihat Samuel yang gagah dengan setelan jas hitam rapi, wajahnya tampak seperti biasa: dingin dan tak terbaca.Namun, di balik ketegasan itu, mata Samuel sempat melirik Anne dengan lembut, sesuatu yang jarang ia tunjukkan.“Selamat pagi,” sapa Anne dengan senyum manis. “Sarapan sudah siap.”Samuel hanya mengangguk lalu

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Sentuhan yang Membara

    Malam itu udara terasa pekat dengan aroma anggur merah dan cahaya lilin yang masih tersisa di meja makan.Samuel menutup botol anggur sementara pandangannya tak lepas dari Anne yang sedang membereskan piring dengan senyum lembut.“Biarkan saja,” ucap Samuel serak dan berat oleh sesuatu yang lebih dari sekadar kehangatan.Anne menoleh dan menatapnya dengan alis terangkat. “Kalau tidak dibereskan sekarang, besok pagi kita—”Kata-katanya terhenti ketika Samuel mendekat. Tangannya terulur dan menahan jemari Anne yang masih menggenggam piring. Tatapan matanya dalam, seakan menyimpan bara yang tak lagi bisa dipadamkan.“Besok bisa menunggu. Malam ini, aku hanya ingin kau.”Anne tercekat. Piring di tangannya diletakkan begitu saja di meja. Dalam detik berikutnya, Samuel menariknya hingga tubuh mereka rapat.Dada bidangnya menempel pada dada Anne hingga membuatnya bisa merasakan detak jantung pria itu yang berdegup kencang, seirama dengan debar miliknya.Lelaki itu menunduk lalu bibirnya meny

  • Tuan CEO Tak Lagi Mencintaiku   Permintaan Maaf Samuel

    Aroma harum memenuhi udara rumah megah itu. Di dapur yang bersih dan tertata rapi, Anne tampak sibuk memotong sayuran dan memeriksa kuah kaldu yang tengah mendidih.Malam ini ia ingin menyiapkan makan malam yang spesial untuk Samuel, suaminya.Bukan hanya sekadar hidangan, tapi juga bentuk cintanya, permintaan maaf, dan harapannya agar hubungan mereka kembali hangat seperti dulu.Anne bersenandung pelan, bibirnya tersungging senyum tipis. Tangannya cekatan menuangkan saus rahasia ke dalam wajan, kemudian mengaduknya dengan penuh perhatian.Ia memilih menu berbeda dari makan siang tadi—jika siang tadi ia membuatkan makanan favorit Samuel berupa steak dengan saus jamur, kali ini ia memasak pasta seafood yang Samuel sukai sejak mereka pertama kali berkencan.Di sudut dapur, seorang pelayan wanita bernama Rina memperhatikan sambil tersenyum geli. Ia lalu menggoda majikannya.“Wah, Nyonya Anne kelihatan sumringah sekali malam ini,” ujarnya sambil menyandarkan tubuh ke meja.“Masakan ini pa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status