Home / Romansa / Tuan Lumpuh, I Love You / Bab 23 Mereka Akur

Share

Bab 23 Mereka Akur

Author: Tri Setyorini
last update Last Updated: 2025-03-09 14:08:39

Nara memberikan ponsel Jaden. Pria itu menerimanya dengan mendongak menatap wajah Nara.

"Tidak ada orang yang berani membuka ponselku, bahkan Reno pun tidak akan berani, tapi kenapa aku malah memberikannya padamu?" Jaden menggeleng tidak percaya.

Nara duduk bersimpuh di bawah kaki Jaden. Dia pun tak segan memegang kedua tangan pria itu. "Itu artinya, Tuan JL sudah percaya padaku. Tuan JL, percayalah jika aku benar-benar ingin Tuan JL sembuh dan bahagia dalam hidup ini," ucap Nara yang terdengar hal yang tulus di telinga Jaden.

"Apa sebenarnya motivasimu, Nara? Kenapa aku merasa kalau kamu sangat menginginkan kesembuhan dan kebahagiaanku, terlepas dari kontrak kerja itu? Aku merasa tidak hanya kontrak kerja itu yang membuatmu melakukan semua ini." Jaden menatap Nara dengan penasaran.

Nara berusaha menunjukan wajahnya yang biasa agar Jaden tidak curiga. "Jujur saja, selain karena kontrak kerja itu, aku ingin menjadi orang yang bisa dibanggakan oleh orang lain dan diriku sendiri karena
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 92 Kebahagiaan Mereka (Ending)

    Nara masih serius mendengarkan cerita dari Jaden tentang rencana Jaden memberi kejutan untuk Kalista dan Devon. Jaden juga bercerita jika dirinya tidak memperbolehkan Reno ataupun Nenek Miranti menghubungi Nara setelah acara itu. Jaden membutuhkan banyak waktu. Ada perasaan lega dan bahagia saat Nara mengetahui jika pria lumpuhnya yang kini sudah bisa berjalan itu tidak jadi menikah dengan Kalista. Nara tiba-tiba ditarik pinggangnya oleh Jaden dengan tangan yang masih bebas sampai wajah Nara sangat dekat dengan wajah pria itu. "Sekarang, apa kamu mau menikah denganku tidak?" "Apa? Aku?" Nara pun tentu saja tersentak kaget dengan pertanyaan dan gerakan Jaden yang tiba-tiba."Tentu saja, Nara! Aku ini ingin menjadi ayah sambung bagi Nio.""Em ...." Nara malah bingung sendiri. Nara bukannya bingung hanya saja dia masih benar-benar tidak percaya dengan semua ini."Kenapa kamu lelet sekali menjawabnya? Kalau orang bicara, kamu harus fokus mendengarnya!" omel Jaden.Kedua alis Nara malah

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 91 Kejutan Tak Diinginkan

    Devon berdiri di antara kerumunan orang-orang yang hadir di acara akad nikah Jaden Luther dan Kalista. Pria itu tampak tersenyum miring saat mengakhiri panggilan teleponnya dengan Kalista. "Dev, kenapa kamu bisa datang ke sini? Apa kau dan si lumpuh itu sudah berteman lagi?" tanya Andrew yang tiba-tiba menghampiri temannya itu. Andrew tetap bersikap seolah-olah dia tidak terlalu akrab dengan Devon."Iya, aku dan si lumpuh itu kembali berteman dan aku senang sekali karena aku nanti bisa dengan mudah menghancurkannya sekali lagi. Kakak tirimu itu benar-benar pria yang sangat bodoh," umpat Devon lirih."Dia tidak hanya bodoh, tapi juga lumpuh." Andrew pun tersenyum miring.Reno yang berdiri tidak jauh dari sana, tampak geram melihat dua orang yang sedang berbicara itu. Meskipun dia tidak mendengar apa yang sedang dikatakan oleh Devon dan Andrew. Namun, Reno tahu, pasti dua orang itu memiliki niat jahat pada Tuna Muda Jadennya, mengingat, Reno sangat tahu apa yang sudah Devon dan Andrew

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 90 Kamu Tetap Milikku

    Nara berjalan keluar menemui seseorang yang ingin bertemu dengannya. Saat berada di luar cafe. Tepatnya meja pelanggan yang ada di bagian halaman luar. Nara memindai pria yang berdiri tegap dengan membelakanginya. Kedua mata Nara tampak heran melihat penampilan pria yang saat ini mengenakan suit lengkap itu."Selamat pagi, maaf, apa Anda orang yang ingin bertemu dengan saya?" tanya Nara dengan sopan. "Ibu!" seru seseorang yang baru saja turun dari dalam mobil tepat di depan cafe miliki Nara."Nio? Kamu kenapa bisa ke sini? Ibu juga di sini?" Kedua mata Nara pun mendelik kaget. Dia sama sekali tidak menyangka akan melihat putranya dan ibunya di sini."Nio, jangan berlarian, Sayang!" pekik sang Nenek, tapi bocah tampan itu malah sudah menyambar pelukan di pinggang Nara.Nara yang masih berdiri di sana tampak tercengang, tapi tangannya membalas memeluk tubuh putranya. Bocah laki-laki itupun terlihat tidak melepaskan pelukannya. Dia seolah sangat bahagia bisa berada di tempat selain ruma

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 89 Jatuh Cinta Itu Tidak Mudah

    Sudah hampir sebulan Nara berada di Belanda. Dia sengaja pergi di saat pria yang sangat dia cintai memilih untuk memiliki masa depan dengan wanita lain. Sakit? Tentu saja sangat sakit, oleh karena itu Nara memutuskan untuk pergi ke Belanda. Setidaknya di sana dia bisa menghabiskan waktu dengan putra yang baginya sebagai obat akan kesedihan yang sedang dia alami. "Ibu, kenapa kemarin malam aku lihat Ibu menangis dia sudut sofa? Apa ada yang membuat Ibu sedih?" tanya polos Nio yang sekarang sedang disuapo oleh Nara. "Ibu tidak apa-apa, Nio. Mungkin Ibu hanya sedih karena lusa Ibu harus pulang. Ibu harus bekerja juga soalnya." Nara sebenarnya berbohong pada putranya itu. Dia teringat kembali akan kebersamaannya dengan Jaden. "Ibu, kata dokter Nio sudah lebih baik dan beberapa bulan lagi, Nio sudah dibolehkan pulang jika keadaan Nio semakin membaik. Kita bisa tinggal bersama." "Iya, Sayang. Nio nanti menurut pokoknya dengan semua ucapan yang dokter suruh agar keadaan Nio semakin memba

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 88 Ingin Bertemu Sekali Lagi

    Jaden yang sedang berada di dalam kantornya, tampak melihat beberapa berkas di tangannya. Dia terlihat sangat serius membaca setiap tulisan yang ada di sana. Tak lama pintu ruangannya di ketuk."Pak, ada yang ingin bertemu dengan Anda," ucap wanita dengan rambut sebahunya yang adalah sekretaris Jaden Luther.Pandangan Jaden seketika dialihkan pada pria yang baru saja memasuki ruangan itu. Pria dengan sorot mata nanar itu memandang Jaden Luther."Ada apa kau datang ke sini?" tanya Jaden dingin."Selamat, akhirnya kamu mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi milikmu, Tuan Jaden Luther," ujar pria itu datar."Kalista maksudmu?" jawab Jaden dingin."Iya, kau dan dia akan menikah bukan? Aku menghubunginya, tapi dia marah padaku dan mengatakan sebentar lagi dia akan menikah denganmu."Jaden mendorong kursi rodanya berjalan mendekat ke arah Devon yang berdiri tepat di depannya. "Tentu saja, dia akan menjadi milikku seperti seharusnya. Namun, aku sama sekali tidak merasa menang karena

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 87 Memilih Pergi

    Nenek Miranti sudah kembali ke rumahnya. Keadaan wanita tua itu sudah dinyatakan baik-baik saja. Nara sesuai janjinya akan pergi dan kembali pada kehidupannya seperti biasanya. Nenek dan Nara bisa bertemu hanya melalui telepon karena Jaden tidak ingin jika neneknya akan kenapa-napa karena terlalu dekat dengan wanita itu."Reno, bagaimana dengan persiapan hari pernikahannya?" tanya Jaden disela-sela makan malamnya bersama dengan para keluarganya.Reno yang berdiri di sana tampak melihat pada Nenek Miranti yang memperlihatkan wajah datarnya. Reno malas sebenarnya harus diminta mempersiapkan acara pernikahan Jaden dan Kalista. Dirinya seolah menjadi pengkhianat bagi Nara."Persiapannya sudah hampir seratus persen, Tuan Jaden.""Bagus kalau begitu." Wajah Jaden tampak puas."Apa kamu sudah benar-benar memikirkan masalah ini, Jaden?" tanya wanita tua itu lembut."Sudah, Nek. Aku ingin segera menikah dengan Kalista. Aku ingin menyelesaikan semuanya agar setelah ini kehidupanku jauh lebih te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status