Home / Romansa / Tuan Lumpuh, I Love You / Bab 82 Izin Makan Malam

Share

Bab 82 Izin Makan Malam

Author: Tri Setyorini
last update Last Updated: 2025-05-06 16:39:57

Jaden yang sudah terbangun dari tidurnya, melihat pada sofa yang di sana ada Nara yang masih mendengkur halus. Beberapa menit pria itu duduk dengan menatap wajah Nara yang terlihat dari tempatnya. Entah apa yang sedang pria itu pikirkan, hanya helaan napas pendek yang bisa dia embuskan.

"Tuan Jaden, Anda sudah bangun." Reno yang baru memasuki ruangan melihat pada bosnya itu. Dia pun sekilas melihat pada Nara.

"Ren, hari ini aku ingin menghabiskan waktu di sini. Mama dan Andrew juga nanti siang akan datang dan langsung ke sini. Ren, apa kamu bisa mengajak Nara pergi dari sini?"

"Loh, kenapa saya harus mengajak Nara pergi dari sini? Tuan tidak ingin melihat Nara?" Reno pun sekarang berdiri di depan pria lumpuh itu.

"Lebih baik dia tidak di sini. Mamaku dan Andrew akan datang, dan lagi pula dia tidak ada tempat di sini." Sorot mata dengan aura dingin itu menatap pada wanita yang masih terlihat memejamkan kedua matanya.

Reno terdiam di tempatnya. Dia sama sekali tidak menyangka jika apa y
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 83 Tidak Takut

    Siang itu benar saja, Alexa dan putranya—Andrew sudah tiba di rumah sakit. Alexa tampak meneteskan air matanya melihat nenek yang duduk dengan wajah yang masih tampak pucat. Andrew pun terlihat sama sedihnya.Nara pun sudah diajak Reno untuk pergi dari sana sesuai dengan apa yang Jaden perintahkan. Jaden yang menunggu nenek di kamarnya sembari dia mengerjakan pekerjaan kantornya."Ibu kenapa bisa terkena serangan jantung? Bukannya Ibu sering kontrol dan sudah lama sekali tidak pernah sakit," ucap Alexa. "Iya, Nek, kenapa Nenek bisa sampai sakit begini?" Andrew pun menggengam erat tangan Nenek Miranti."Aku tidak apa-apa, kalian tidak perlu cemas. Aku sakit karena tidak sengaja mendengar kabar tidak enak tentang salah satu cucuku." Nenek Miranti pun menatap dengan tajam pada Andrew dan Andrew yang ditatap seperti itu pun merasa jika wanita tua di depannya ini sedang membicarakan tentangnya."Cucu Nenek siapa? Apa Jaden?" tanya Alexa bingung. Nenek Miranti mencoba menahan esmosinya, d

    Last Updated : 2025-05-06
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 84 Ribut Yang Manis

    Nara dengan wajah kesalnya berjalan menuju kamar Nenek Miranti setelah dirinya hampir saja menampar wajah Alexa yang terus menghinanya. Jika Reno tidak cepat menarik paksa tangan Nara dan membawa pergi dari sana. Nara benar-benar tidak bisa menahan emosinya saat Alexa mengatainya jika dirinya membutuhkan uang kenapa tidak menjual diri saja. "Tadi kenapa kamu menahan tanganku, Ren? Wanita itu harus ditampar mulutnya karena ucapannya itu benar-benar membuatku sakit hati." Wajah Nara masih ditekuk kesal."Nara, kamu lupa siapa musuh kamu? Dia Nyonya Alexa, apalagi kamu pernah punya catatan buruk yang bisa dia jadikan senjata untuk membuat kamu dilaporkan. Kalau saja Tuan JL adalah suami kamu, aku pasti akan membiarkan kamu menamparnya karena kamu memiliki orang yang kuat di belakangmu."Nara terdiam sejenak. "Aku tidak takut padanya, Ren." Wajah Nara tampak sedih."Kalau tidak takut, tapi kenapa wajah kamu sedih begitu?""Aku teringat hal itu dulu saat kamu mengatakan jika saja Tuan JL

    Last Updated : 2025-05-06
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 85 Menyembunyikan Kecemburuannya

    Nara akhirnya menerima suit dari Jaden. Entah kenapa, di hatinya merasa jika pria lumpuhnya itu masih sangat mencintainya, hanya rasa bencinya saja yang membuat pria itu menolak mengakuinya."Terima kasih, Tuan JL."Jaden tidak menjawab, dia malah kembali melihat pada layar laptopnya. Nara yang tidak mendapatkan balasan ucapan pun memilih berjalan menuju pintu keluar. Pyaar!Baru dua langkah Nara keluar dari dalam kamar rawat Nenek Miranti. Indra pendengaran Nara mendengar ada benda jatuh dan teriakan Reno memanggil nama seseorang yang sangat Nara kenali"Tuan JL?" Nara langsung masuk kembali ke dalam kamar dan melihat pria lumpuhnya itu jatuh ke lantai dan ada pecahan gelas di sampingnya. Reno pun sudah mencoba membantu Jaden duduk kembali di atas sofa."Tuan Jaden kenapa bisa jatuh?" tanya Nara yang sekarang mengambil beberapa pecahan gelas yang mengenai tangan Jaden."Aku juga tidak mengetahui kejadiannya dengan persis. Saat berbalik melihat Nenek. Tiba-tiba terdengar suara pecah

    Last Updated : 2025-05-06
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 1. Menjadi Pelayan

    "Tidakkk!" "Nara, kamu mimpi buruk lagi?" tanya wanita paruh baya yang ada di samping Nara. Wajah pucat dan peluh yang membasahi dahi wanita bernama Nara itu tampak sangat jelas, bahkan napas naik turun juga terlihat pada dadanya. "Iya, Bu. Aku bermimpi lagi tentang pria itu," ucapnya dengan bibir bergetar. Seketika wanita yang dipanggil ibu oleh Nara memberikan segelas air minum dan dengan cepat Nara menghabiskannya. "Kamu sebaiknya tenang dulu. Coba tarik napas dalam dan embuskan perlahan." Nara pun mengikuti apa yang ibunya sarankan, dan tentu saja hal itu berhasil membuat Nara sedikit tenang. "Bu, aku minta tolong agar Ibu menjaga Nio di sini selama aku menjalankan rencanaku nanti. Apa Ibu bisa membantuku?"Tangan yang tampak keriputan itu mengusap lembut pucuk kepala putrinya. "Kamu tenang saja, ibu akan menjaga Nio dengan baik di sini, kamu lakukan saja rencanamu itu, Nara." "Terima kasih, Bu, karena selama ini selalu mendukung apa yang aku lakukan, dan maaf jika selama

    Last Updated : 2025-02-07
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 2. Bertemu Tuan Muda Jaden

    Nenek Miranti membawa Nara ke kamar Jaden, dan saat pintu dibuka, Nara melihat seorang pria dengan kursi rodanya duduk membelakanginya, dia sedang melihat ke arah luar jendela kamarnya."Jaden, nenek ingin bicara denganmu.""Nek, aku sudah katakan jika aku tidak membutuhkan seorang pelayan untuk merawatku! Kenapa Nenek menganggap aku pria lumpuh yang tidak bisa apa-apa?" Pria bernama Jaden itu bicara tanpa melihat pada lawan bicaranya."Jaden, nenek mencarikan kamu seorang pelayan bukan karena nenek menganggap kamu tidak bisa apa-apa, tapi agar kamu ada yang memperhatikan lebih baik di sini.""Tidak perlu ada yang memperhatikanku, Nek, aku bisa mengurus hidupku sendiri." "Bagaimana kamu bisa mengurus dirimu sendiri? Kamu sendiri saja duduk di kursi roda," ucap Nara tegas.Nenek Miranti yang mendengar hal itu seketika menoleh pada Nara yang berdiri tepat di sampingnya. Wajah Nara menunjukkan aura dinginnya."Siapa kamu berani mengatakan hal itu padaku?" Jaden seketika memutar kursi ro

    Last Updated : 2025-02-07
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 3. Menjalankan Rencana Part 1

    Nara sudah berada di depan pintu kamar lelaki yang tadi mengusirnya dengan kasar. Dia sekali lagi menarik napasnya dalam sebelum akhirnya tangannya mengetuk pintu itu. Satu ketukan, Nara tidak mendapat jawaban. Nara kembali mengetuk pintu kamar itu hingga tiga kali ketukan. "Aku tidak mau diganggu!" seru suara Jaden terdengar begitu jelas di telinga Nara. "Tuan Muda Jaden, waktunya makan siang dan minum obatmu," Nara akhirnya memberanikan diri mengatakan sesuatu. "Sudah aku bilang, aku tidak mau diganggu. Kamu pergi dari sini!" bentaknya marah. Nenek dan Reno yang melihat hal itu tampak cemas. "Ren, Jaden kenapa hari ini terlihat begitu marah?" "Sebenarnya tadi Tuan Jaden melihat berita di sosial media jika Nona Kalista akan pergi ke Barcelona untuk pemotretan dan di sana Nona Kalista juga mengatakan akan sekalian liburan. Barcelona, kan, tempat yang sangat ingin didatangi oleh Nona Kalista jika nanti menikah dengan Tuan Jaden. Jadi, Tuan Jaden mungkin merasa kecewa karena dia

    Last Updated : 2025-02-07
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 4. menjalankan Rencana part 2

    Nara menemui Nenek dan Reno yang ada di luar kamar Jaden. Nenek dapat melihat wajah Nara yang sepertinya baru saja menangis.Iya! Nara tadi sempat menitikkan air mata karena perlakuan Jaden di dalam kamar tadi."Nara, kamu baik-baik saja, kan?" tanya Nenek Miranti dengan wajah khawatirnya. "Nek, aku tidak apa-apa.""Nona Nara, tadi aku sempat mendengar suara piring pecah. Apa Tuan Jaden sudah menyakitimu?" Gantian Reno yang wajahnya cemas. "Tuan Muda Jaden tadi melempar piring makanannya saat aku menyuapinya.""Sudah aku duga, dia memang sering sekali seperti itu saat para pelayan yang aku tunjuk untuk merawatnya sedang membawakan dia makanan."Reno melihat warna merah pada kulit pipi Nara dan Reno tahu jika selain melempar piring makannya, bosnya itu juga menyakiti Nara."Apa Tuan Jaden juga menyakiti Nona Nara?" Telunjuk Reno menunjuk pada wajah Nara."Ya Tuhan! Cucuku benar-benar keterlaluan! Nara aku minta maaf karena cucuku sudah kasar sama kamu.""Nenek tidak perlu khawatir. O

    Last Updated : 2025-02-07
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 5. Sikap Buruk Yang Nara Terima

    Hari itu juga Nenek Miranti menyiapkan banyak sekali keperluan untuk dibawa ke rumah kenangan.Nara malam ini juga tidur di rumah Jaden, dia meninggalkan rumah lamanya dengan membawa beberapa barang yang dia butuhkan. Malam itu, Jaden yang terbangun dan ingin mengambil air minum, tapi dia melihat gelas airnya tidak ada isinya."Pelayan di sini benar-benar tidak bisa bekerja dengan benar. Sebaiknya aku berhentikan saja mereka semua," umpatnya kesal.Jaden mencoba bangkit dari tempat tidurnya dan meraih kursi rodanya, tapi yang ada dia malah terjatuh."Tuan Muda Jaden!" suara yang Jaden kenali tiba-tiba ada di dalam kamarnya.Nara mencoba membantu, tapi pria itu terkejut melihat Nara ada di dalam kamarnya. Jaden malah mendorong tubuh Nara hingga Nara terjatuh dengan duduk dan tangannya menabrak pada kursi roda Jaden."Aduh!" Nara memegang sikutnya yang ternyata berdarah terkena tepi kursi roda Jaden."Kenapa kamu ada di sini?""Saya memang tinggal di sini sekarang, Tuan JL." Nara tetap

    Last Updated : 2025-02-07

Latest chapter

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 85 Menyembunyikan Kecemburuannya

    Nara akhirnya menerima suit dari Jaden. Entah kenapa, di hatinya merasa jika pria lumpuhnya itu masih sangat mencintainya, hanya rasa bencinya saja yang membuat pria itu menolak mengakuinya."Terima kasih, Tuan JL."Jaden tidak menjawab, dia malah kembali melihat pada layar laptopnya. Nara yang tidak mendapatkan balasan ucapan pun memilih berjalan menuju pintu keluar. Pyaar!Baru dua langkah Nara keluar dari dalam kamar rawat Nenek Miranti. Indra pendengaran Nara mendengar ada benda jatuh dan teriakan Reno memanggil nama seseorang yang sangat Nara kenali"Tuan JL?" Nara langsung masuk kembali ke dalam kamar dan melihat pria lumpuhnya itu jatuh ke lantai dan ada pecahan gelas di sampingnya. Reno pun sudah mencoba membantu Jaden duduk kembali di atas sofa."Tuan Jaden kenapa bisa jatuh?" tanya Nara yang sekarang mengambil beberapa pecahan gelas yang mengenai tangan Jaden."Aku juga tidak mengetahui kejadiannya dengan persis. Saat berbalik melihat Nenek. Tiba-tiba terdengar suara pecah

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 84 Ribut Yang Manis

    Nara dengan wajah kesalnya berjalan menuju kamar Nenek Miranti setelah dirinya hampir saja menampar wajah Alexa yang terus menghinanya. Jika Reno tidak cepat menarik paksa tangan Nara dan membawa pergi dari sana. Nara benar-benar tidak bisa menahan emosinya saat Alexa mengatainya jika dirinya membutuhkan uang kenapa tidak menjual diri saja. "Tadi kenapa kamu menahan tanganku, Ren? Wanita itu harus ditampar mulutnya karena ucapannya itu benar-benar membuatku sakit hati." Wajah Nara masih ditekuk kesal."Nara, kamu lupa siapa musuh kamu? Dia Nyonya Alexa, apalagi kamu pernah punya catatan buruk yang bisa dia jadikan senjata untuk membuat kamu dilaporkan. Kalau saja Tuan JL adalah suami kamu, aku pasti akan membiarkan kamu menamparnya karena kamu memiliki orang yang kuat di belakangmu."Nara terdiam sejenak. "Aku tidak takut padanya, Ren." Wajah Nara tampak sedih."Kalau tidak takut, tapi kenapa wajah kamu sedih begitu?""Aku teringat hal itu dulu saat kamu mengatakan jika saja Tuan JL

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 83 Tidak Takut

    Siang itu benar saja, Alexa dan putranya—Andrew sudah tiba di rumah sakit. Alexa tampak meneteskan air matanya melihat nenek yang duduk dengan wajah yang masih tampak pucat. Andrew pun terlihat sama sedihnya.Nara pun sudah diajak Reno untuk pergi dari sana sesuai dengan apa yang Jaden perintahkan. Jaden yang menunggu nenek di kamarnya sembari dia mengerjakan pekerjaan kantornya."Ibu kenapa bisa terkena serangan jantung? Bukannya Ibu sering kontrol dan sudah lama sekali tidak pernah sakit," ucap Alexa. "Iya, Nek, kenapa Nenek bisa sampai sakit begini?" Andrew pun menggengam erat tangan Nenek Miranti."Aku tidak apa-apa, kalian tidak perlu cemas. Aku sakit karena tidak sengaja mendengar kabar tidak enak tentang salah satu cucuku." Nenek Miranti pun menatap dengan tajam pada Andrew dan Andrew yang ditatap seperti itu pun merasa jika wanita tua di depannya ini sedang membicarakan tentangnya."Cucu Nenek siapa? Apa Jaden?" tanya Alexa bingung. Nenek Miranti mencoba menahan esmosinya, d

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 82 Izin Makan Malam

    Jaden yang sudah terbangun dari tidurnya, melihat pada sofa yang di sana ada Nara yang masih mendengkur halus. Beberapa menit pria itu duduk dengan menatap wajah Nara yang terlihat dari tempatnya. Entah apa yang sedang pria itu pikirkan, hanya helaan napas pendek yang bisa dia embuskan."Tuan Jaden, Anda sudah bangun." Reno yang baru memasuki ruangan melihat pada bosnya itu. Dia pun sekilas melihat pada Nara."Ren, hari ini aku ingin menghabiskan waktu di sini. Mama dan Andrew juga nanti siang akan datang dan langsung ke sini. Ren, apa kamu bisa mengajak Nara pergi dari sini?""Loh, kenapa saya harus mengajak Nara pergi dari sini? Tuan tidak ingin melihat Nara?" Reno pun sekarang berdiri di depan pria lumpuh itu."Lebih baik dia tidak di sini. Mamaku dan Andrew akan datang, dan lagi pula dia tidak ada tempat di sini." Sorot mata dengan aura dingin itu menatap pada wanita yang masih terlihat memejamkan kedua matanya.Reno terdiam di tempatnya. Dia sama sekali tidak menyangka jika apa y

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 81. Begitu Sakit Perasaan Ini

    Nara kembali dari kamar mandi setelah puas dia menangis di sana. Tak lupa juga dia membawa minuman jus alpukat kesukaannya untuk menenangkan dirinya. Nara membuka pintu kamar rawat nenek dan melihat wanita paruh baya itu sudah tertidur di tempatnya. Di sana kedua matanya juga menangkap sosok Jaden yang tengah duduk pada tempat tidur yang dikhususkan untuk penunggu pasien. Pria lumpuhnya itu sedang membaca buku seperti biasanya."Reno ke mana?" Nara celingukan mencari di mana Reno, tapi sepertinya Reno tidak ada di dalam kamar. "Reno sedang aku suruh pulang untuk mengambil sesuatu," jawab Jaden tanpa melihat ke arah Nara.Nara tentu saja kaget karena tuan lumpuhnya itu mengetahui apa sjg sedang dia pikirkan. Nara duduk di sofa panjang tepat di depan tempat tidur Jaden. Wanita itu menikmati jusnya dengan melihat ke arah Jaden yah sibuk membaca meskipun sebenarnya Jaden sadar jika dia diperhatikan oleh Nara."Tuan JL sudah minum obat, kan?" Nara pun membuka pembicaraan."Reno sudah mem

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 80 Pengen Cicit

    Nara menjauhkan tubuhnya dari Jaden yang saat ini menatapnya tajam. Pria itu melihat ada selimut yang menutupi tubuhnya, dia pun menariknya dengan kasar dan mengembalikan pada Nara. "Jangan sok peduli denganku. Dan apa tadi? Kamu asih sangat mencintaiku? Pelayan, buang jauh-jauh perasaan cinta kamu yang tidak ada artinya itu karena sebentar lagi aku akan menikah dengan Kalista—wanita yang aku cintai," Jaden menekankan ucapannya. Jujur saja, saat ini perasaan Nara sangat sakit mendengar Jaden mengatakan jika Kalista adalah wanita yang sangat dia cintai. Padahal waktu itu dia melihat jika tuan lumpuhnya itu menaruh cinta yang begitu besar padanya. "Tuan JL, apa benar kamu sudah benar-benar tidak mencintaiku? Meskipun sedikit saja?" tanya Nara dengan nada bergetar. "Pergilah dari hadapanku, Pelayan!" bentak Jaden. "Aku bertanya padamu, Tuan JL." Jaden tampak gusar, tapi dia mencoba menyembunyikan hal itu. Cinta yang dia rasakan pada Nara begitu besar melebihi cintanya dulu pada K

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 79. Perasaan Itu Masih Ada

    "Kak Dean, aku minta maaf jika beberapa hari ini, aku tidak masuk kerja. Aku masih mau menjaga Nenek Miranti di sini. Kak Dean tau sendiri kalau aku merasa sangat bersalah setelah menceritakan hal itu pada Nenek Miranti." Wajah Nara pun tampak pias. "Iya, aku tau." Tangan Dean pun mengusap lembut kepala Nara. "Nanti kalau Nenek sudah benar-benar sehat, aku akan kembali bekerja. Aku juga kangen ingin membuat kue lagi di dapur cafe milik Kak Dean." Terlukis senyum kecil pada sudut bibir Nara. Dean pun mengangguk. "Nara, bulan depan rencananya aku mau mengajak kamu pergi menemui Nio dan ibumu. Aku kangen dengan keponakanku itu." "Aku mau, Kak. Kemarin, aku juga sudah menghubungi putra kecilku itu dan juga ibuku. Perkembangan kesehatan Nio juga semakin membaik. Dia terlihat sangat ceria, Kak." Ekspresi wajah Nara pun tampak bahagia saat sedang menceritakan tentang keadaan putranya. "Ya sudah, kalau begitu bulan depan kita akan pergi ke sana. Aku pulang dulu dan jangan lupa maka

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 78 Keahlian Reno

    Nara mendekatkan dirinya pada kaca besar di sana. Dia seolah sedang menyapa wanita tua yang sudah membuka kedua matanya dan melihat ke arahnya. Nara benar-benar merasa senang karena dia bisa melihat Nenek Miranti membuka keduanya. Wanita tua yang masih terpasang begitu banyak alat medis yang menancap pada tubuhnya tampak tersenyum tipis."Reno! Nenek sudah sadar!" seru Nara yang memeluk Reno di sana. Reno pun tak lupa membalas pelukan Nara karena dia pun merasa sangat senang."Iya, Nenek sudah sadar dan aku sebaiknya segera memberitahukan ini pada Tuan Jaden."Nara pun melepaskan pelukannya. "Iya, Ren, beritahu dia jika Nenek sudah sadar. Tuan JL pasti akan sangat senang mengetahui hal ini." Reno pun segera pergi dari sana. Nara masih memperhatikan Nenek Miranti. Nara seolah sedang mengajak Nenek Miranti untuk berbicara menggunakan bahasa isyarat. Wanita tua itu pun hanya menanggapi dengan mengangguk perlahan. Ada suatu kelegaan di hati Nara melihat Nenek Miranti sudah sadar.Tak lam

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 77 Sakit Yang Tak Berdarah

    Pria dengan kursi rodanya itu mengerjapkan kedua matanya. Dirinya tidak sadar jika semalam dia malah ketiduran di depan ruang ICCU, di mana neneknya sedang dirawat. "Selimut?" ujarnya heran melihat ada selimut berwarna biru menutupi tubuhnya yang tidur dia atas kursi rodanya.Tak lama kedua matanya menangkap sosok yang sebenarnya tidak ingin dia lihat, tapi hati kecilnya rindukan. Nara sedang berdiri tepat di depan jendela kaca besar dengan tirai ruangan yang masih tertutup. Tangannya pun menampak pada kaca besar itu, serta terlihat guratan kesedihan pada wajahnya. "Nek, aku mohon nenek bisa bertahan dan sembuh. Aku ingin melihat nenek kembali." Air mata Nara pun perlahan menetes.Sekarang Jaden tahu siapa yang sudah menyelimuti tubuhnya. Dia mengambil selimut itu dan melemparnya dengan kasar. Rasa bencinya pada Nara seketika muncul mengingat apa yang sudah wanita itu lakukan."Untuk apa kamu ke sini? Pergi dari sini! Nenekku tidak membutuhkan dirimu, Pelayan!" bentak Jaden marah.N

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status