공유

Bab 4 Kecemburuan di kediaman Hua

작가: Jackie Boyz
last update 최신 업데이트: 2024-12-23 20:24:55

“Nona-nona, Nona Ah Nian, bagaimana bisa tahu?” tanya Liu sambil mengangkat telapak tangannya sambil mengayunkan perlahan ke kanan dan ke kiri tepat di depan wajah Ah Nian untuk memeriksa apakah Ah Nian sungguh-sungguh tidak bisa melihat atau hanya berpura-pura buta di depan semua orang.

“Dia sungguh buta, bukan? Bagaimana dia tahu kalau pipiku memerah karena ada bekas tamparan?” tanya Liu dalam hati.

“Jangan salah paham,” ucap Ah Nian seraya memutar badan berdiri memunggungi Liu, “Aku hanya mendengar suara tamparan itu, tepat ketika menaiki anak tangga beberapa menit yang lalu, Tuan Wei menahan langkah kaki kami di tengah anak tangga, lain kali aku tidak akan menjelaskannya,” ujar Ah Nian lalu memutar badan menghadap ke arah Liu kembali lalu dia berkata, “menjadi buta sepertiku, tidak harus menunjukkan kerapuhan dan kelemahanku di depan orang lain, bukan?” tanyanya.

Liuu langsung menundukkan kepalanya. “Ya, maafkan saya, Nona,” ucap Liiu dengan sungguh-sungguh.

“Keluarlah dari dalam kamarku, aku ingin sendiri di sini,” perintah Ah Nian.

Liu dan Nuan segera meninggalkan ruangan tersebut. Keduanya berdiri di luar pintu untuk menunggu perintah dari Ah Nian.

***

Pada keesokan harinya, keluarga Wei Zhang mengundang Hwang Jun untuk makan bersama di kediaman mereka.

Ah Nian mendengar orang-orang sedang sibuk menyiapkan semuanya, termasuk Lian Er dan Nyonya Hua Mei. Ibu dan anak itu sibuk memilih perhiasan yang cocok untuk dikenakan masing-masing.

Kebetulan Ah Nian sedang keluar dari dalam kamarnya, dia mendengar mereka menjelek-jelekkan ibunya di belakang punggungnya. Ah Nian merasa sangat kesal. Ah Nian hanya bisa menahan diri dan berdiri di luar pintu kamar Lian er.

Saat mendengar langkah kaki berjalan mendekat menaiki anak tangga, Ah Nian terkejut dan dia secara tidak sengaja menyentuh guci di sampingnya hingga benda mahal tersebut pecah berantakan di lantai.

Lian Er keluar dari dalam kamar untuk memeriksa, dan dia melihat Ah Nian sedang duduk di lantai bersama pecahan guci.

“Dasar tidak berguna! Wanita rendahan dan kumal sepertimu tidak layak berada di kediaman megah ini!” hardik Lian Er sambil menjambak rambut Ah Nian lalu menendang tongkat Ah Nian menjauh dari jangkauan Ah Nian.

“Lian, sudah lupakan dia, tidak perlu menanggapi orang sepertinya! Sini sayang, kita harus kembali memilih perhiasan yang cocok untukmu, aku tidak ingin Hwang Jun mengalihkan perhatiannya darimu,” ujar Hua Mei sambil menarik tangan Lian Er kembali masuk ke dalam kamarnya.

Ah Nian mengepalkan tangannya, dia tidak tahan lagi untuk tidak menangis. Air matanya terus bergulir membasahi kedua pipinya. Ah Nian mencoba menggapai tongkatnya, dia yakin tongkat tersebut terlempar tidak jauh dari posisinya saat ini. Tapi karena terlalu sibuk meraba-raba sekitar, kulit tangan Ah Nian terluka akibat serpihan guci.

Samar-samar Ah Nian kembali mendengar suara langkah kaki yang dia kenal, suara itu perlahan mendekat dan berhenti tepat di depannya. Seorang pria yang pernah menasihatinya, Hwang Jun!

“Dokter Hwang?” panggil Ah Nian dengan suara pelan. Ah Nian bisa merasakan udara di depan wajahnya, dia langsung menyambut uluran tangan dari Hwang Jun.

“Aku senang kamu tidak salah mengenaliku,” balasnya dengan suara rendah.

Ah Nian bisa merasakan kecemasan dari nada suara Hwang Jun saat ini.

“Kamu takut ketahuan tapi masih berani naik ke lantai atas untuk menolongku. Tidak ada siapa-siapa di sini, orang-orang sedang sibuk bersiap untuk menyambut mu, ibu dan anak manja itu juga sibuk menyiapkan diri, keduanya ada di dalam kamar,” ujar Ah Nian sambil menunjuk daun pintu kamar di sampingnya.

“Hahaha, apa lucu sekali? Kamu bahkan bisa merasakan apa yang aku rasakan tanpa melihat ekspresi wajahku,” keluhnya lalu kembali berkata, “ya, aku memang cemas dan takut ketahuan, tapi itu bukan apa-apa,” ujarnya sambil menatap ke sana-sini untuk menemukan tongkat penuntun jalan milik Ah Nian.

Setelah menemukannya, Hwang Jun segera mengambil benda tersebut lalu dia berikan pada Ah Nian.

“Milikmu,” ujarnya sambil menyerahkan tongkat tersebut pada Ah Nian.

Ah Nian meraba udara di depannya dengan ekspresi gugup, entah kenapa dia agak sulit mengendalikan dirinya saat berada di sekitar Hwang Jun. Sama seperti ketika mendengar suara langkah kaki Hwang Jun sebelumnya hingga membuat Ah Nian melakukan kesalahan tanpa sengaja menyentuh guci di samping pintu.

Melihat Ah Nian tidak segera mengambil tongkatnya, Hwang Jun segera mengambil telapak tangan Ah Nian lalu meletakkan tongkat tersebut dalam genggaman tangan Ah Nian. Ah Nian menggenggamnya erat-erat menggunakan kedua telapak tangannya.

“Terima kasih,” ucap Ah Nian dengan punggung membungkuk hormat.

Hwang Jun bertanya-tanya dalam hati tentang peristiwa yang baru saja terjadi.

“Tadi dia bisa tahu aku mengulurkan tangan saat membantunya berdiri, tapi kenapa sekarang dia tidak tahu aku mengulurkan tongkat padanya? Apa hanya perasaanku saja kalau Ah Nian bisa mengetahui apa pun di sekitarnya tanpa menggunakan kedua matanya?” bisik Hwang Jun dalam hati.

“Ambillah, aku tidak bisa menemanimu. Jika aku berlama-lama di sini berdua denganmu, aku hanya akan menyulitkan mu, lain kali hati-hati,” pesan Hwang Jun sambil menepuk bahu Ah Nian.

Ah Nian menganggukkan kepalanya, dia segera pergi ketika mendengar langkah kaki Hwang Jun perlahan menjauh dan menuruni anak tangga. Langkah kaki Hwang Jun terhenti di tengah anak tangga, entah kenapa dia merasa cemas ketika memikirkan Ah Nian tinggal di kediaman Wei Zhang. Hwang Jun tahu betul kalau Lian Er dan Hua Mei memperlakukan Ah Nian dengan buruk di kediaman tersebut.

Ah Nian masih berjalan pelan menuju ke arah kamarnya yang terletak di ruangan paling ujung lantai dua. Ah Nian tahu Hwang Jun masih mengawasinya saat ini, Ah Nian bisa mendengar derap langkah kaki Hwang Jun belum sampai di lantai utama kediaman. Ada banyak anak tangga, Ah Nian bisa menghitung berapa langkah untuk tiba di lantai utama, dan Hwang Jun baru setengah jalan.

Wei Zhang datang dari pintu utama kediaman dan dia melihat Hwang Jun sudah tiba di rumahnya tapi tengah berdiri di tengah anak tangga sambil menatap ke arah lantai dua.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Tuan Muda Menikahi Gadis Buta Yang Disia-siakan   Bab 87 Tamat

    ***Keluarga Hong panik sekali saat mengetahui bahwa Ah Nian ternyata adalah dalang dari semua kejadian, bahkan Ah Nian mengaku sudah membunuh Juan Lin. Mereka tentu saja tidak akan membiarkan menantu yang selama ini mereka unggulkan berada di balik jeruji besi. Apapun akan dilakukan untuk membebaskan Ah Nian.Hanya dengan proses persidangan beberapa kali Ah Nian pun kembali dibebaskan.Hwang Jun merasa sangat bahagia. Ah Nian tidak mendapat hukuman berat karena sedang hamil, dan juga karena melakukan semua tindakan itu lantaran perbuatan Juan Lin yang terus menindas dan mengancam Ah Nian untuk terus mengambil kesempatan menyetubuhinya. Hwang Jun memeluk Ah Nian dengan erat sekali, dia sangat bahagia mendengar kabar bahwa Ah Nian sedang hamil."Kamu harus mengatakan semuanya padaku! Apa kamu pikir aku akan diam saja? Kenapa malah melakukan semuanya seorang diri?" Tanya Hwang Jun.Ah Nian menyandarkan kepalanya di dada bidang Hwang Jun."Karena aku tidak ingin Tuan Muda Yelan yang ter

  • Tuan Muda Menikahi Gadis Buta Yang Disia-siakan   Bab 86 Akulah yang membalas mereka

    ***Hari demi hari telah berganti, bulan demi bulan begitu cepat berlalu.Ah Nian merasakan jarak begitu besar antara dirinya dengan Hwang Jun. Hampir tidak ada kemesraan lagi yang dia rasakan. Rumah tangga yang awalnya terasa begitu manis dan penuh cinta kini terasa sangat tawar.Meski sudah menghabiskan banyak waktu dengan duduk di perusahaan Yelan, Ah Nian tidak mampu menanggungnya lagi. "Maafkan aku, sepertinya aku memang harus menunjukkannya padamu, dan pada semua orang, tentang semua yang ingin kamu ketahui, alasannya hanya satu, karena aku mencintaimu Tuan Muda Hwang," bisik Ah Nian pada dirinya sendiri.Tanpa sepengetahuan Hwang Jun Ah Nian memutuskan untuk pergi seorang diri ke kantor polisi.Mendengar kabar dari kantor polisi bahwa Ah Nian berada di sana membuat Hwang Jun panik. "Sebenarnya apa yang dia simpan di dalam benaknya? Kenapa Ah Nian malah berada di kantor polisi?!" Keluhnya seraya bergegas pergi untuk menemuinya.Sampai di kantor polisi Hwang Jun menemui Ah Nian

  • Tuan Muda Menikahi Gadis Buta Yang Disia-siakan   Bab 85 Menemui Hua Mei

    "Siapa itu? Apakah putriku Lian er?" Tanyanya dengan kedua mata berbinar."Bukan, tamu Anda adalah Tuan Muda Hwang dari keluarga Hong," jawabnya.Hua Mei yang biasanya tidak pernah memiliki tamu berkunjung, dia merasa cemas karena Hwang Jun yang datang untuk menemuinya hari ini.Hua Mei dengan tangan diborgol berjalan menuju ke ruangan khusus untuk bertemu dengan Hwang Jun. Begitu Hua Mei duduk di kursi, Hwang Jun segera menunjukkan foto-foto di atas meja."Apa kamu mengenal pria ini?" Tanya Hwang Jun.Hua Mei menggelengkan kepalanya lalu membuang muka ke arah lain. Sekilas saat dia menatap foto tersebut memang ada kemiripan dengan Juan Lin putranya, tapi sebagai seorang ibu kandungnya, Hua Mei tahu pria di foto itu sama sekali bukan Juan Lin."Kamu yakin tidak mengenalnya?" Ulang Hwang Jun.Hua Mei menyipitkan matanya. Dia menatap Hwang Jun dengan tatapan mata meremehkan."Apa Tuan Muda Hwang pikir putraku sudah bangkit dari kuburnya untuk membalas dendam? Jika demikian maka ini adal

  • Tuan Muda Menikahi Gadis Buta Yang Disia-siakan   Bab 84 Pembunuhan Juan Lin

    ***Pada keesokan harinya. Ah Nian dan Hwang Jun menikmati sarapan bersama di sebuah restoran. Ah Nian mengenakan dress tanpa lengan berwarna merah dengan hiasan bunga-bunga kecil melingkar pada lingkar lehernya. Di bagian ujung gaunnya memiliki renda bermodel kelopak bunga mawar. Usai sarapan Ah Nian tampak termenung seperti sedang memikirkan sesuatu. Hwang Jun segera menyentuh jemari tangannya."Apa yang membuat kamu termenung?""Kira-kira siapa wanita yang menyamar sebagai aku? Tuan Muda Hwang, mungkinkah itu ...." Perkataan Ah Nian terhenti. Dia merasa ada seseorang yang sengaja mengambil bajunya di kediaman untuk mengelabui semua orang."Kamu tidak perlu memikirkannya lagi, jangan khawatir tentang masalah itu, aku sudah meminta seseorang untuk menyelidiki semuanya sampai tuntas," ujar Hwang Jun pada Ah Nian."Tuan Muda Hwang, aku hanya tidak ingin kamu meragukan ku, aku tidak ingin ada perselisihan antara kita berdua, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika Tuan Muda Hwan

  • Tuan Muda Menikahi Gadis Buta Yang Disia-siakan   Bab 83 Hukuman Hwang Jun

    "Kenapa kamu meminta orang datang untuk menyelamatkannya dan menggantinya dengan orang lain? Pria mabuk itu sama sekali bukan Juan Lin, memang dia mengenakan baju yang sama, tapi kenapa? Aku tidak mengerti ternyata kamu sendiri yang menyelamatkan sehingga Juan Lin bisa kabur, kamu mengurus identitas baru untuknya. Aku baru tahu ternyata kamu begitu berusaha dengan sekuat tenaga untuk membantu pria itu! Katakan apa alasannya padaku? Tidak perlu berpura-pura lagi! Apa jangan-jangan aku sudah salah mengenalimu?" Tanya Hwang Jun tiba-tiba.Spontan Ah Nian langsung mengangkat wajahnya. Ah Nian tidak mengerti dengan semua perkataan Hwang Jun."Aku????! Aku? Tuan Muda Hwang? Apa maksudnya?" Tanya Ah Nian dengan wajah kebingungan.Semua yang dikatakan Hwang Jun sama sekali tidak benar. Ah Nian bahkan tidak tahu apa-apa tentang Juan Lin yang masih hidup di luar sana.Hwang Jun sangat marah dia segera menghimpit tubuh telanjang Ah Nian kembali."Katakan dengan jujur atau aku buat kakimu tidak b

  • Tuan Muda Menikahi Gadis Buta Yang Disia-siakan   Bab 82 Tuduhan Hwang Jun

    "Nian, keluarga Hong sama sekali tidak memiliki niat untuk memisahkan antara ibu dan anak, memang sejak dahulu secara turun-temurun sebagai wanita yang akan menjadi calon Nyonya besar di keluarga besar kami harus mengikuti peraturan tersebut. Ibu muda yang baru saja melahirkan tidak diizinkan untuk merawat bayi-bayi mereka, mereka harus fokus merawat diri, dan ...." Hwang Jun tidak melanjutkan perkataannya.Ah Nian mengernyitkan keningnya, dia segera mengguncang lengan Hwang Jun di sebelahnya."Dan apa?" "Dan memiliki waktu lebih banyak untuk calon Tuan besar," tutur Hwang Jun seraya menaikkan kedua alisnya lalu melirik ke arah ayahnya.Ah Nian masih tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Hwang Jun."Jadi kalian harus memiliki lebih banyak waktu, setelah proses persalinan tentunya Ah Nian lelah, jadi tubuhnya yang lelah harus dipulihkan seperti sedia kala, milikilah waktu sebanyak mungkin untuk bersama bila perlu perjalanan bulan madu ke dua harus dilakukan," ujar Tuan Hong dengan san

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status