Home / Young Adult / Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas / 3. Terjebak pada Hubungan Rusak

Share

3. Terjebak pada Hubungan Rusak

Author: Kerry Pu
last update Huling Na-update: 2024-10-10 17:29:30

Teng! Teng! Teng!

Lonceng berbunyi, setelah dua jam mata pelajaran berlalu.

Semua anak sudah pasti bersiap menuju kantin.

Begitu juga dengan Vella, setelah memasukan bukunya ke dalam tas dia juga segera beranjak dari tempat duduk.

Namun, saat dia ingin melangkah Rino terlihat menghadang di depannya.

"Kita harus bicara," ucap Rino datar.

Dengan raut wajah datar dan dingin Vella pun menyambutnya sinis.

Rino menghela napas sejenak sebelum berucap, "Kamu tidak perlu seperti ini, Vel. Paman Edgar sudah mengatakan semuanya padaku, aku juga melihat hasil tes ginekologi mu. Aku tahu kamu tidak akan pernah mengkhinatiku. Jadi tidak perlu rendah diri karena kejadian yang menimpamu seminggu yang lalu."

Senyum penuh ironi hinggap di sudut bibir Vella. "Rendah diri …."

Hasil tes sudah terbukti bahwa Vella masih perawan.

Jika tidak, mana mungkin Vella masih bisa bersekolah di SMA Puncak Langit?

Kata rendah diri ini sama sekali tak cocok untuk Vella.

Mendengar ucapan Vella yang terdengar sarkas, alis Rino pun mengernyit. "Vella, aku minta maaf, aku salah, saat itu aku memang kecewa padamu, aku syok melihatmu dalam dekapan laki-laki itu. Tapi sekarang tidak ada keraguan sedikitpun di hatiku. Kamu adalah milikku."

Perlahan kelopak mata Vella terangkat ketika menatap Rino. Manik hitam Vella berkilat indah, namun saat ini tatapan itu terasa menusuk.

Tentu saja, di saat Vella sedang membutuhkan dukungan, Rino malah pergi meninggalkannya dan bermesraan dengan adiknya.

Saat mamanya meninggal Rino juga tidak hadir di hari pemakaman.

Saat itu Vella tidak berucap apa-apa, dia masih terpukul oleh kepergian mamanya.

Tapi sekarang dia sudah cukup kuat untuk menghadapi segalanya, dia pun berkata mantap. "Kita sudah selesai."

"Vella, itu tidak mungkin! Kita sudah bertunangan. Hubungan kita sudah dipastikan oleh orang tua kita, kenapa kamu jadi seperti ini, Vel?" Rino mengingatkan tentang hubungan mereka.

Sungguh menyedihkan, setelah mendapatkan penghianatan ternyata Vella masih terjebak dalam hubungan rusak.

Senyum pahit hadir menghiasi garis bibir Vella, lantas melangkah pergi meninggalkan Rino yang masih tertegun.

Tapi tidak lama kemudian Vella mendengar Rino berseru menghentikan langkahnya.

"Dua minggu lagi ulang tahun papa. Demi hubungan baik orang tua kita. Aku harap kita masih bersama, Vel. Aku mencintaimu."

Vella tidak menjawab, dia kembali melangkah pergi tanpa menoleh lagi.

***

Tatapan sinis semua teman-temannya pagi ini benar-benar membuat Vella kenyang.

Dia menghindari kantin dan memutuskan untuk berjalan menyusuri taman sekolah yang luas dan teduh.

Tapi setelah melihat-lihat, sungguh malang ternyata semua bangku sudah ditempati.

Sampai dia menemukan bangku panjang yang hanya di tempati satu orang. Dia tampak berpikir sejenak.

'Samudera, tentu saja tidak ada yang berani melampauinya,' gumam Vella dalam hati.

Samudera sedang duduk sembari memejamkan mata, kedua lubang telinganya juga tertutup oleh headset.

Anak yang bernama Samudera ini memang baru dua minggu berada di sekolah tersebut.

Tapi latar belakangnya yang kuat membuatnya populer secara mendadak, meski tak satupun yang berani mendekat kepadanya.

Temperamen yang dingin dan tak tersentuh membuat siswa siswi lain enggan untuk bersinggungan.

Kebanyakan mereka hanya mengagumi dari jauh.

Vella ingin berbalik meninggalkan tempat tersebut.

Tapi begitu dia kembali berpikir, dia mengurungkan niatnya untuk pergi.

Lantas dia duduk perlahan di samping Samudera dengan memberi jarak.

'Dia juga manusia, apa yang harus aku takutkan?' gumam Vella dalam hati.

Sikap acuh tak acuh, Vella perlihatkan, kemudian mengambil gadget dan memainkannya.

Vella baru tahu, duduk bersama anak yang ditakuti di sekolah ternyata akan setenang ini.

"Untukmu."

Vella tersentak ketika mendengar nada rendah di sebelahnya setelah duduk dengan waktu yang lama.

Dia menoleh dan mendapati Samudera yang mengulurkan minuman kaleng kepadanya.

Cukup canggung, tapi Vella menerimanya. "Terima kasih."

Samudera mengangguk samar dan kembali meluruskan wajahnya yang penuh ketidakpedulian menghadap ke depan.

"Apa aku mengganggumu?" tanya Vella pelan.

"Tidak."

Dengan jawaban cepat Samudera, Vella cukup tahu jika headset yang tertanam di lubang telinga itu tak bersuara.

Biasanya untuk menunjukkan orang yang sedang tak ingin diganggu.

Tapi jawaban Samudera adalah 'tidak' ini cukup membuat Vella bingung.

"Aku akan pergi jika kamu tidak ingin aku di sini." Vella cukup tahu diri dan ingin beranjak dari tempat duduk.

"Ini tempat umum, aku tidak berhak menyuruhmu pergi," timpal Samudera dengan cepat, tapi raut wajahnya tak berubah, terlihat datar dan dingin.

"Oh ...." Hanya itu respon yang Vella tunjukkan.

Suasana menjadi hening untuk beberapa saat. Vella mendadak menjadi cemas.

Bukan karena takut pada siswa dingin di sampingnya. Vella hanya takut membuat Samudera ikut tercemar, lantaran hal buruk yang menimpanya belakangan ini.

Baru saja Vella ingin beranjak dari duduknya, tapi seseorang terlihat datang dan memanggil.

"Kakak, kenapa kamu tidak makan di kantin saja sih? Apa enaknya makan di sini?"

Vella segera menoleh, seorang siswa kelas X datang mendekati Samudera, dia tampak terkejut melihatnya juga berada di tempat tersebut.

"Kakak, kamu sedang bersama ...."

Samudera tidak menjawab. Dia segera mengambil kantong plastik yang berada di tangan anak tersebut.

Tangannya mengeluarkan makanan dari kantong plastik, kemudian yang terlihat adalah dua kotak dinsum.

Yang lebih mengejutkan, tiba-tiba Samudera berkata sembari mengulurkan salah satu kotak tersebut pada Vella.

"Untukmu," ucap Samudera datar, wajahnya pun tak berekspresi.

Vella sedikit terbengong melihat uluran tangan dari Samudera.

Masih tidak percaya laki-laki dingin ini menunjukkan ketulusan hati untuknya.

Karena Vella tidak kunjung menerima uluran tangannya, Samudera akhirnya meletakkan kotak dinsum tersebut di pangkuan Vella tanpa berucap.

Sementara kotak dinsum yang lain dia serahkan pada anak kelas X, yang diketahui dari nama pengenalnya adalah Samuel.

Vella semakin tak enak hati karenanya, rasanya sungguh tidak tahu diri jika dia memakan dinsum milik Samudera padahal pemiliknya tidak makan.

"Untukmu saja, aku tidak lapar kok," ucap Vella hendak mengembalikan kotak dinsum tersebut kepada Samudera.

Tapi Samudera malah memberi tatapan ketidaksenangan pada binar matanya yang tajam. Itu sedikit membuat Vella menelan saliva dengan kasar.

Vella tahu raut wajah itu tidak menginginkan bantahan, meski dia tidak berucap apa-apa.

Vella pun mengambil inisiatif untuk menempuh jalur tengah. "Kalau begitu, kita makan bersama."

"Hmm."

Samuel masih memperhatikan Vella yang membuka kotak dinsum.

Dia tidak habis pikir apa yang sedang dipikirkan kakaknya saat ini?

Seumur-umur dia belum pernah melihat kakaknya berbagi bersama seseorang dengan begitu murah hati.

Bukankah ini sangat mengejutkan?

Tanpa sadar Samuel sedikit terbengong.

"Kamu duluan," ucap Vella sembari mengulurkan dinsum yang sudah dia sumpit menuju ke mulut Samudera.

Ketika Samudera tidak menolak, rasanya Samuel ingin berjingkrak dan berteriak, 'Astaga ... apakah ini benar-benar kakakku?!'

Samuel baru memakan satu dinsum miliknya, tapi rasanya dia sudah makan dua bungkus nasi padang secara bersamaan.

Saat terus melihat kakaknya disuapi seorang gadis dan sama sekali tak menolak, rasanya Samuel ingin mimisan.

Sambil menggigit ujung sumpit miliknya, Samuel terus membatin.

'Sejak kapan mereka dekat?'

'Sejak datang dari luar negeri, aku belum pernah melihat kakak berkenalan dengan seorang gadis.'

'Tapi ... bukankah dia gadis yang satu minggu lalu menggemparkan sekolah?'

'Bagaimana kakak begitu nyaman dengan gadis ini?'

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    171. Pengantin Tercantik (End)

    Di bangsal rumah sakit.Saat ini Vella masih terbaring lemah, wajahnya pucat dan tidak berdaya.Lemparan kotak kayu itu ternyata mencederai otak kecil Vella hingga melumpuhkan fungsi motoriknya.Vella lumpuh tak bisa berdiri ataupun berjalan, saat duduk dia sangat mual dan pusing kemudian terjatuh tanpa mempunyai keseimbangan.Bersyukur tusukan di perut Vella tak sampai melukai janin yang dia kandung.Vella hanya bisa berbaring ditemani Samudera yang tak pernah lelah menggenggam tangannya memberi dukungan moral."Maaf, aku salah, aku lengah. Jika aku lebih waspada kamu tidak perlu mengalami hal semacam ini."Vella tersenyum lemah mendengar permintaan maaf Samudera yang entah kali keberapa."Kamu tidak lelah meminta maaf terus setiap waktu?"Samudera tersenyum samar. "Aku hanya tidak tahu bagaimana caraku menebus kelalaian?""Bantu aku duduk."Samudera menuruti keinginan Vella, dan memeluknya dari belakang agar Vella tidak jatuh.Sementara Vella memejamkan matanya, sembari menyandarkan

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    170. Kakek Baswara Membalik Keadaan

    Sandra hampir putus asa ketika lima orang ingin memasukinya.Tapi entah kenapa lima orang tersebut tiba-tiba menghentikan aksi dan meninggalkannya begitu saja.Setelah termenung sesaat, tiba-tiba Sandra kembali tertawa ironi.Ternyata Samudera tak sungguh-sungguh membiarkannya ternoda.Hatinya semakin bangga."Bodoh, ternyata kamu tak sesadis yang aku pikirkan. Setelah apa yang aku lakukan pada gadismu ternyata kamu masih selemah ini."Sandra berhasil menghubungi seseorang setelah tangannya yang tertembak bersusah payah merogoh ponsel dari saku.Namun, tiba-tiba mobil yang membawanya ke rumah sakit mengalami kecelakaan.Sandra pingsan.Saat dia terbangun. Sandra mendapati dirinya di sebuah ruangan asing dengan pencahayaan minim.Di tengah ruangan sunyi.Suara pintu yang dibuka terdengar sangat nyaring.Siluet seseorang yang masuk terlihat kabur di mata Sandra yang baru saja terbuka.Namun, saat cahaya lampu menerpa tubuh itu. Sandra langsung mengenali siapa dia."Kakek …."Kakek Baswa

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    169. Aku Ingin Tidur Denganmu

    Bulan bersinar sangat indah menerpa tubuh gadis yang saat ini tengah tertawa mengerikan, sedingin udara malam ini. Cahayanya penuh kemenangan, tapi sedetik kemudian kilat matanya berubah menjadi tajam dan mempunyai hawa membunuh. Tatapan itu menghujani tubuh Vella yang terkulai tak berdaya di lantai beton. "Aku sudah mengatakan, jika aku tidak bisa memiliki Samudera. Maka kamu pun tak akan bisa memilikinya." Sandra beralih pada belati yang masih menancap di pahanya. Kemudian terdengar pekik kesakitan saat dia mencabut belati tersebut. Sandra tidak bisa berdiri tegak. Namun, dia tetap memaksa berjalan terseok-seok menuju ke arah Vella. Kembali bibir itu tersenyum. Namun, sama sekali tak terlihat indah, ketika matanya terarah pada perut Vella yang masih datar. "Aku membencimu, Vella. Aku membencimu karena Samudera sangat mencintaimu! Aku benci karena Samudera sangat menginginkanmu. Tidak seharusnya kamu mengandung anaknya, karena itu adalah hakku!" Sandra tahu Samudera tidak

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    168. Samudera Hanya Boleh Menyentuhku

    Vella tahu ini keadaan yang sangat buruk.Dia sedang hamil dan tidak boleh melakukan gerakan ekstrim.Tapi jika tidak melawan, ini akan berakhir mengenaskan untuknya.Zlak!Salah satu dari pria itu seperti tercekik ketika mendapat hantaman keras di lehernya.Pria yang lain tidak berdiam saja ketika melihat tuan putri ini memiliki sedikit kemampuan.Sejak Vella tahu ada orang yang mengincar nyawanya, dia memang tak ingin menjadi gadis manja yang hanya bisa bersembunyi di balik perlindungan Samudera.Bisa memanah dan menggunakan pistol itu tidak cukup.Dia mempelajari beberapa teknik dasar membela diri dari serangan jarak dekat.Tidak disangka, pengetahuan itu sangat berguna saat ini."Jangan biarkan dia lari!" Teriakan Sandra menggema.Vella memang ingin melarikan diri, tapi tangannya segera ditarik hingga dia mulai terpelanting ke belakang.Tapi nyatanya Vella tak kembali dengan tangan menganggur.Diacungkannya kepalan tangan yang langsung terarah pada wajah pria tersebut.Bam!Wajah

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    167. Dia Akan Senang Melihat Bagaimana Dia Akan Mati

    Byur!Vella tersedak dan langsung kembali pada akal sehat setelah merasakan guyuran air kasar menghantam wajah.Dia terbatuk, dan hawa dingin pun merambat menyelimuti tubuhnya yang basah.Bintang yang bertebaran di langit benar-benar telah mengembalikan kesadarannya setelah pingsan akibat obat bius.Sepertinya dia berada di atap gedung sekarang."Sudah sadar?"Pertanyaan itu membuat Vella menoleh.Seketika senyumnya melengkung dingin.'Sandra … tentu saja dia ….' batin Vella kecut."Apa yang kamu inginkan?" tanya Vella datar.Tawa mengerikan Sandra terdengar miris.Sikap nona muda yang bermartabat tak lagi terlihat.Berganti dengan wajah bengis yang mempunyai aura membunuh."Kamu masih bertanya apa yang aku inginkan? Yang aku inginkan adalah Samudera, Vella! Tapi kamu telah merebutnya, jadi kamu harus menanggung akibatnya!"Vella sama sekali tak terlihat takut. Dia malah tersenyum hambar. "Sudah aku katakan, salahkan takdirmu.""Takdir? Takdirku sangat baik sebelum kamu datang! Tapi k

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    166. Vella Hilang

    Entah sejak kapan Samudera berada di situ dengan aura mengerikan seperti hendak melenyapkan seseorang.Bagaimana Vella tidak suci?Leon yang dia tangkap sudah mengakui jika tidak sempat melakukan apapun pada Vella.Selain itu Samudera sendiri juga sudah membuktikan saat malam pertamanya dengan Vella di Paris.Noda darah keperawanan di seprai putih itu masih Samudera ingat dengan jelas di benaknya.Kata-kata kotor Sandra benar-benar membuat Samudera kehilangan kesabaran."Orang yang mempunyai mulut busuk sepertimu seharusnya tidak hidup di dunia ini."Samudera nyaris menghantam Sandra, jika tidak ada tarikan yang menghentikannya."Jaga martabatmu, Tuan Muda Baswara," tegas Brian, sembari mencengkeram kuat tangan putranya.Lantas kerlipan mata membuat dua orang pengawal menyeret Sandra keluar dari dalam venue.Gadis itu meronta-ronta dan berteriak seperti orang gila."Samudera kamu akan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status