Share

Berganti Pasangan

Penulis: Leon Hart
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-14 22:50:41

Malam lewati tengahnya, bulan bersinar manja mengajak untuk lelap. Seharusnya itu berlaku bagi Talita yang akan menempuh perjalanan jauh, tapi nyatanya tidak. Sampai menjelang waktu penjemputan, Talita masih sulit memejamkan mata.

"Kenapa pikiranku nggak bisa jauh-jauh dari Reynald, ya?" gumamnya setelah memutuskan berhenti dari jalur mondar-mandir di dalam kamar. Mewahnya dekorasi dan fasilitas kelas satu di hotel milik keluarga dari ibunya ini masih tidak bisa membuainya untuk tidur. "Aduh, Talita. Kamu bisa jadi gila sendiri kalau begini!" kekesalan pada diri sendiri.

Ada rasa penasaran ketika mengingat isi percakapan Reynald dengan seseorang di telpon. "Bagaimana keadaan bayi itu? Apa Celine baik-baik saja, ya?" insting sebagai sesama wanita dan keibuan Talita muncul menjadi gangguan selanjutnya. "Bagaimanapun juga, bayi itu adalah anak Reynald juga." Talita sesumbar sendiri, hingga pada akhirnya harus memaksakan diri menuruti setiap arahan dari Robby yang sudah mengetuk pint
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tuan Presdir Mengejar Cinta Istri   Bersama Denganmu

    "Ttta ... Tta ... pi ..." "Mau ngomong apa, sih? Nggak perlu bilang makasih, kok." Talita buka mulut, tertutup, kembali membuka, tak tahu harus seperti apa tuk menanggapi. "Apa, sih?!" kesal Talita. Inginnya menanyakan soal keadaan Celine, tapi Talita terlalu sombong sekarang. Tak bisa di pungkiri, setelah statusnya terkuak, Talita merasa harus membangun benteng pertahanan tersendiri. "Tidur saja kalau nggak bisa ngomong. Night night." Reynald menurunkan punggung, mencari posisi pas untuk tidur setelah kursinya juga di arahkan ke belakang. Talita hanya bisa membiarkan yang telah terjadi jadi tanda tanya di kepalanya seperti biasanya. Akan panjang perkara bila harus berargumen atau ungkapkan protes pada Reynald. Suaminya tersebut terlalu cerdas bila memainkan kalimat atau logikanya. Talita membuang muka, kegelapan di temani cahaya pernik dari bintang-bintang di luar jendelalah jadi santapan keterpaksaannya memandang ke luar. Di paksakan memejamkan mata demi bisa berpenamp

  • Tuan Presdir Mengejar Cinta Istri   Berganti Pasangan

    Malam lewati tengahnya, bulan bersinar manja mengajak untuk lelap. Seharusnya itu berlaku bagi Talita yang akan menempuh perjalanan jauh, tapi nyatanya tidak. Sampai menjelang waktu penjemputan, Talita masih sulit memejamkan mata. "Kenapa pikiranku nggak bisa jauh-jauh dari Reynald, ya?" gumamnya setelah memutuskan berhenti dari jalur mondar-mandir di dalam kamar. Mewahnya dekorasi dan fasilitas kelas satu di hotel milik keluarga dari ibunya ini masih tidak bisa membuainya untuk tidur. "Aduh, Talita. Kamu bisa jadi gila sendiri kalau begini!" kekesalan pada diri sendiri. Ada rasa penasaran ketika mengingat isi percakapan Reynald dengan seseorang di telpon. "Bagaimana keadaan bayi itu? Apa Celine baik-baik saja, ya?" insting sebagai sesama wanita dan keibuan Talita muncul menjadi gangguan selanjutnya. "Bagaimanapun juga, bayi itu adalah anak Reynald juga." Talita sesumbar sendiri, hingga pada akhirnya harus memaksakan diri menuruti setiap arahan dari Robby yang sudah mengetuk pint

  • Tuan Presdir Mengejar Cinta Istri   Termangu Hatiku

    Reynald termangu. Tidak, ini bukan sekedar kecurigaan yang telah dapatkan jawabannya saja, tapi fakta bila alur cerita hubungannya dengan Talita nantinya tak akan lagi sama. Reynald kini harus memandang Talita bukan seperti pada dulunya. Talita bukanlah wanita dengan kerapuhan yang kompleks lagi. "Dokumen itu adalah berisi poin-poin kesepakatan yang sama dengan sebelumnya, tapi status dan posisi Nyonya besar sebagai pembedanya. Beliau adalah pimpinan tertinggi di Tanjung, corp, sehingga segala apapun yang berkenaan dengan kerjasama mega proyek kita harus melalui dan atas putusan dari beliau," jelas Wira lagi. Posisi bersandar dengan kedua tangan menyatu dimana sikunya terpaku di kedua lengan single sofa. Wira sedang tunjukkan rasa bangga pada tiap kata penjelasannya. "Saya akan pelajari nanti," tanggapan Reynald. "Sebenarnya tidak masalah, karena hanya ada pergantian soal status dan kedudukan Talita. Saya cuma belum pikirkan perubahan ini bila di hubungkan dengan kepentingan di

  • Tuan Presdir Mengejar Cinta Istri   Pewaris Satu-Satunya Tanjung,corp

    Selama di perjalanan, Talita memilih menghibur diri dengan melihat lalu-lalang kendaraan dari kaca jendela mobil. Sebisa mungkin menghindari berinteraksi dengan Reynald. "Bagaimana hubunganmu dengan Mario?" Bersamaan dengan pertanyaan Reynald ini, Talita mendapati keluarga kecil mengendarai motor dan terlihat harmonis. Meskipun sudah terbilang lewat dari sore hari, tapi pemandangan sang anak sedang memakan jajanan dari balik kantong palstik putih, sontak membuat Talita tersentuh. Bukan hal muluk-muluk, tapi itu dulu salah satu impian Talita ketika akan di nikahi Reynald. Sejak rasa sakit kekecewaan itu nyata ada, seolah hanya label pesimis tanamkan kini. "Oh, apa? Mario?" Talita memang sempat tak terlalu fokus. Tanpa dia sadari, Reynald sempat memperhatikan dan sempatkan mengikuti keluarga kecil itu berlalu. "Iya. Apa kamu serius sama dia? Mencintai dia?" Talita menggigit bibir bawahnya. Usia belum mencapai 25 tahun, tapi sudah di hadapkan keadaan dan keputusan berat, ten

  • Tuan Presdir Mengejar Cinta Istri   Terpaksa Sepakat

    "Reynald. Apa kamu sudah tahu?" Talita membalas dengan pertanyaan. Tubuhnya sendiri tak bereaksi, hanya berdiri diam membeku. Setelah Reynald menjauh, Talita mendongak dengan gerak mata ke kanan kiri berusaha membaca ekspresi Reynald. "Tahu apa? Banyak hal terjadi, dan jangan menuntutku seperti tahu segalanya," protes Reynald. "Soal aku." "Kamu? Apamu?" Reynald tersenyum. "Aku tidak bodoh, Talita. Walaupun banyak serangan ke kamu, tapi aku nggak sepenuhnya percaya. Dan kamu juga ... Kamu jangan coba-coba membuat drama seolah-olah kamu benar-benar melakukannya. Aku lebih mengenalmu daripada orang lain." "A aku ... Maksudku aku dan keluargaku?" "Keluargamu? Ada apa dengan keluargamu? Kalau ini aku tidak tahu. Ku kirain soal masalah kita." "Oh, begitu." Talita mundur lebih jauh ke belakang. Mendadak jadi tak ingin meneruskan. Lebih memilih menilai kejujuran Reynald tanpa harus lakukan kontak fisik dengannya. "Ya sudah lha. Lupakan saja," ucapnya kemudian, berharap memang du

  • Tuan Presdir Mengejar Cinta Istri   Tiba-Tiba Memeluk

    Ruangan dalam kantor milik Ruhut itu kembali hening. Jawaban tak di sangka-sangka keluar dari bibir Reynald. Ekspresi balasan berbeda-beda terjadi kemudian. Talita turunkan pandangan, menelaah semua. Rangkaian kejadian beberapa hari di New York waktu itu jadi isi pikirannya, sedangkan Celine dan Ruhut sontak ternganga tak percaya. Suara detik jam untuk beberapa lamanya sirna oleh pekikan Celine. Sikap percaya dirinya berangsur pudar tertutupi tatapan sayu berisi cairan bening itu tertuju pada Reynald. "Sayang. Kamu ngomonga apa?!" Celine ungkapkan protes. "Wanita ini nggak buat kamu ngerubah pikiran, kan? Bukan karena soal saham perusahaan, kan? Percayalah, Sayang ... Aku bisa beli semua milik dia yang prosentasenya cuma kecil itu!" ucapnya berlanjut sambil menunjuk-nunjuk sinis pada Talita. "Bukan soal itu, Celine. Ada alasan yang nggak bisa aku ungkapkan semua. Aku mohon jangan paksa aku cerita detailnya, tapi pada intinya ini menyangkut konsistensi pemikiranku. Maaf." "Apa

  • Tuan Presdir Mengejar Cinta Istri   Tidak Berencana Menikahimu

    "Reynald!" "Kamu sudah mengenalku, Talita. Sekali aku memutuskan sesuatu, berarti itu akan konsisten sampai kapanpu!" Reynald tidak kalah kerasnya. Pintu ruangan di ketuk, bahkan sebelum Talita ataupun Ruhut baru saja akan memberikan tanggapan. Nama Ruhut di sebut oleh seorang wanita dari balik pintu. "Masuk," ucap Ruhut lantang. Ada kesal ketika sudah terlibat lebih dalam di sebuah percakapan penting, tapi kemudian terganggu oleh panggilan. Pintu terbuka, dan salah seorang asisten pribadi Ruhut menjulurkan kepala. "Maaf, Pak. Ada tamu," ujarnya. "Akukan sudah bilang nggak mau di ganggu!" tandas Ruhut tegas. Watak aslinya memanglah keras, tapi dalam segi keprofesionalitasan, dia adalah seorang pengacara yang dapat di andalkan. "Maaf, Pak. Tamunya maksa. Bilangnya istri Pak Reynald." Ruhut sontak beralih pada Reynald. Kebingungan baru untuknya. "Istri Pak Reynald?" pertanyaan lebih tertuju pada Reynald. "Dia ... Tidak ada hubungannya dengan pertemuan ini, jadi ..." "

  • Tuan Presdir Mengejar Cinta Istri   Ini Hanya Tentang Kita

    "Ehem ..." Reynald berdehem, menandai keberadaannya. Talita menoleh, sedikit terkejut. Reynald berpenampilam berbeda dengan terakhir kali mereka bertemu. Potongan rambut baru dan sengaja di beri pomade, sehingga terlihat klimis. "Selamat sore," sapa Reynald. Tarikan bibir tipis searah dengan tatapan tertuju lurus pada Talita. "So sore," balas Talita gugup. Tatapan sendu Reynald sangat berbeda dengan dulu saat mereka masih bersama. Semakin gugup saat Reynald berikan tangan untuk awali jalinan berkabar. "Bagaimana kabarmu?" "Aku baik-ba ..." "Kamu kelihatan pucat?" sela Reynald dalam rangkaian pertanyaan. Tangannya tak juga melepas, seperti sebuah genggaman. "Kamu pasti sakit?" pertanyaan kedua dengan ekspresi murung. "Oh, mungkin karena kecapean saja. Nggak apa-apa, kok." Talita memaksa melepaskan tangan. Walaupun iringan lembut ketika menariknya, tapi jelas tersirat perasaan tak nyaman. "Silahkan duduk. Jujur saja, saya tadi nggak mengenali Nyonya Talita. Sepertinya

  • Tuan Presdir Mengejar Cinta Istri   Video Telah Tersebar

    "Sayang? Kamu ngagetin aja!" Celine menghambur memeluk Reynald, serasa sempat berpisah dalam waktu lama dan baru bertemu kembali. "Kita pergi dari sini sekarang." Reynald lepaskan ikatan tangan Celine dengan lembut, lalu berbalik sebagai komando untuk segera lakukan apa yang baru di ucapkan. "Tapi, Sayang. Kita sudah sejauh ini. Sekalian saja buat Talita malu. Mama Vero dan Vanessa baru saja chat aku. Mereka sudah lihat video uploadtan di medsosku, dan ..." "Hentikan, Celine. Hapus video-video itu!" perintah Reynald dingin. Langkahnya bahkan lebih cepat, namun juga tidak menggandeng Celine sebagai bantuan bagi wanita hamil seperti biasanya. "Tapi kenapa, Sayang? Talita pantas dapat perlakuan seperti itu, dan kamu berhak mempermalukannya di depan orang banyak, kok." Celine lingkarkan satu tangan pada lengan Reynald dengan manja. Tampak beberapa orang yang lewat sempat memperhatikan Reynald. Mereka memastikan bahwa pria di samping depannya adalah pebisnis muda yang sedang naik d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status