Share

Bab 9

Selesai berbicara, tangannya tiba-tiba menampakkan cahaya perak dan tujuh batang jarum perak muncul seketika.

“Pergilah!”

Begitu David mengayunkan lengannya, tujuh batang jarum perak itu secara serempak tertusuk di 7 titik akupuntur orang tua itu.

Tubuh Dokter Suritno bergetar hebat. Dia terkejut dan dengan suara yang nyaris hilang berkata, “Ini…… ini adalah Akupuntur Maya?!!”

Setelah menusuk titik akupuntur orang tua itu, dalam waktu sekejap 7 batang jarum perak mengeluarkan cahaya putih secara serempak. Tujuh titik cahaya membentuk bentuk bintang biduk. Begitu cemerlang bagaikan bintang.

“Raja neraka ingin kamu mati tengah malam, aku bisa mempertahankanmu sampai subuh!”

“Tidak sadarkan diri sekarang, maka harus tunggu sampai kapan?!!”

David menepati janjinya, bagaikan makhluk yang mengendalikan hidup dan mati.

Begitu katanya selesai dilontarkan, orang tua yang awalnya sudah terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang tiba-tiba memuntahkan semulut darah hitam, kemudian terbatuk dengan keras.

Seketika, semuanya terdiam.

Semua orang seperti tersambar petir, semuanya mematung seperti melihat hantu.

“Dia…… Dia ternyata benar-benar menyelamatkan nyawa kakek? Ini……bagaimana ini bisa terjadi?”

Mata indah Brena tidak bergerak dan dia langsung berseru, “Kakek……”

Orang tua itu perlahan-lahan membuka matanya yang buram, “Bre……Brena, Kakek tidak mati? barusan kakek bermimpi nenekmu datang menjemputku……”

“Kek, Kakek tidak mati. Kakek diselamatkan seseorang.” Brena menangis bahagia sambil berkata, “Bagus sekali. Benar-benar bagus sekali.”

Semua orang buru-buru maju dan memberi perhatian pada orang tua itu dengan gembira.

“Hidup kembali. Ini baru benar-benar hidup kembali yang sebenarnya.” Bibir Dokter Suritno gemetaran, dia tidak berani percaya dengan mata kepalanya sendiri.

Dia menjadi dokter selama puluhan tahun, dan pertama kalinya melihat keadaan seperti in.

Orang tua itu melihat ke arahnya, “Dokter Suritno, terima kasih banyak karena telah menyelamatkanku.”

Wajah tua Dokter Suritno langsung memerah dan buru-buru melambaikan tangan, “Tidak, tidak. Tuan Chairil, bukan saya yang menyelamatkanmu, tapi orang lain.”

“Benar, Kek. Yang menyelamatkanmu adalah dokter ajaib ini.” Jari Brena menunjuk ke samping seusai berbicara.

Setelah itu, suaranya tiba-tiba terhenti, karena David sudah menghilang.

Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak terbelalak dan berkata, “Tunggu, kemana tuan tadi?”

“Eh? Barusan masih ada. kenapa menghilang dalam sekejab? “

“Jangan-jangan sudah pergi?”

Semua orang baru tersadar kembali dan mulai mencari sosok David.

“Bruk!”

Pada saat ini, tubuh orang tua itu tumbang ke atas ranjang dengan keras seperti meninggal.

“Kakek, ada apa dengnamu? Kakek jangan menakut-nakutiku……” Brena seketika panik. “Dokter Suritno, cepat periksa kakekku.”

Dokter Suritno buru-buru maju untuk memeriksa orang tua itu. Raut wajahnya tiba-tiba berubah, “Denyut jantung Tuan Chairil menjadi sangat……sangat lemah. Kapanpun……ada kemungkinan……”

“Kenapa bisa begitu? Barusan beliau masih terlihat sangat bersemangat.”

“Dokter Suritno, kumohon, Anda harus menyelamatkan beliau……”

Semua orang langsung panik, hari mereka bagaikan jatuh dari langit ke neraka.

Raut wajah Dokter Suritno langsung berubah, “Adik tadi pasti punya rencana cadangan. Dia tidak sepenuhnya menyembuhkan Tuan Chairil.”

“Tujuannya hanya untuk membuktikan kemapuannya dan membuat kita menyesal.

“Aku benar-benar tidak tahu diri dan bahkan menyinggung peri medis yang melawan takdir.”

Dia memukul dadanya dan berkata, “Semuanya, sepertinya sekarang hanya adik kecil itu yang bisa menolong Tuan Chairil. Kalian harus mengundangnya kembali dengan mengorbankan apapun!”

“Asalkan dia bisa menyembuhkan Tuan Chairil, Aku, Yasin Suritno, bersedia menyajikan the untuknya dan menyembahnya sebagai guru!”

Begitu omongan ini keluar, semua orang tampak tertekan dan sangat menyesal.

Jika sebelumnya mereka tidak berbicara kasar kepada David, mungkin saat ini Tuan Chairil sudah disembuhkan.

Wajah Brena pucat pasih. Jauh di lubuk matanya penuh dengan air mata dan penyesalan yang mendalam.

Saat ini, dia baru tahu betapa bodohnya perbuatannya barusan.
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yusuf Tafseer
terlalu lebay
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status