Share

Bab 402

Author: Frands
last update Last Updated: 2025-08-05 22:50:44

Mereka bertiga pergi meninggalkan makam kedua orang tua Devina. Membawa pertanyaan masing-masing di pikiran Juned dan Tania.

Mobil mewah meluncur pelan meninggalkan gerbang pemakaman, kabut malam menyapu kaca jendela.

Devina menatap keluar jendela, matanya yang tadi basah kini berbinar dengan tekad baru.

“Apa aku boleh melanjutkan kuliah?” Ujarnya tiba-tiba, suara mantap yang mengejutkan kedua Juned dan Tania.

Tania memutar badan dari kursi depan, alisnya melengkung penuh minat:

“Jurusan apa?”

“Hukum,” jawab Devina tegas, tangannya mengepal di atas pangkuan, “Aku ingin jadi pengacara perempuan yang membela orang-orang seperti ibuku... seperti diriku yang dulu.”

Juned tersenyum, tangannya yang besar menyentuh lembut bahu Devina:

“Kau bebas melakukan apa saja. Aku akan membantumu untuk hal itu.”

“Dan biaya hidup semasa kuliah serta buku-buku—” Tania menyela dengan nada bos, tapi seketika berubah jadi tawa ringan, “Ah, sudahlah. Anggap saja ini investasiku pada pengaca
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tukang Pijat Super   Bab 405

    Creeek—Pintu dapur terbuka tiba-tiba. “Maaf, Nona, saya hanya ingin—“ Suara itu terpotong mendadak. Mata pelayan muda itu membelalak. Piring berisi buah yang ia bawa hampir terjatuh. Di depannya, Juned berdiri dengan piyama tergelincir sampai lutut, sementara tangan Alisa masih menggenggam erat miliknya. “KELUAR!” Alisa mendesis, wajahnya berubah dingin dalam sekejap. Pelayan itu tersentak, wajahnya memucat. “S-Saya... maaf, saya—“ Juned berusaha menarik piyamanya naik dengan gemetar, rasa malu dan panik membakar wajahnya. “Ini bukan seperti yang kau pikir—“ Tapi gadis itu sudah berbalik, berlari keluar sambil menahan isak tangis. Suasana berubah tegang. Alisa memandang ke arah pintu yang terbuka lebar, lalu perlahan menoleh ke Juned. “Dia akan cerita ke semua orang,” bisiknya, tapi matanya bersinar aneh—seperti menemukan sesuatu yang menarik. Juned menatapnya dengan ngeri. “Kau... kau senang dengan ini?” Alisa menyeringai, menjilat bibirnya perlahan. “Aku hanya

  • Tukang Pijat Super   Bab 404

    Juned menelan ludah. “Aku hanya—” Alisa memainkan garpu di antara jari-jarinya, matanya menatap Juned dengan sorot menggoda. “Kau mau aku masakkan juga?” tanyanya, sengaja membuat kalimat itu terdengar ambigu. Juned menggeser berat badannya, sadar betul bagaimana kemeja longgar Alisa bergerak mengikuti lekuk tubuhnya setiap kali dia mengaduk mie. “Aku tidak lapar,” bantahnya lemah. “Ah, masa?” Alisa mendesah dramatis, “Aku bisa lihat dari sini betapa laparnya kau.” Matanya dengan sengaja menelusuri tubuh Juned dari atas ke bawah. Dia mengambil mangkuk lain dari kabinet, mengisinya dengan mie tanpa menunggu jawaban. “Aku tambahkan telur, agar lebih spesial sepertiku,” bisiknya, tahu persis kebiasaan Juned karena pengalaman semalam. Juned mengepalkan tangan di sisi tubuhnya, terkoyak antara rasa bersalah dan hasrat yang mulai berkobar lagi.Dapur yang sunyi hanya diisi oleh suara sendok yang sesekali berdenting di mangkuk. Alisa dan Juned duduk berhadapan di meja makan kecil,

  • Tukang Pijat Super   Bab 403

    Juned, yang sejak tadi diam di belakang mereka, tiba-tiba batuk kecil. "Aku... lupa memberitahumu, Tan. Alisa datang tadi malam saat pesta selesai.” Tania memutar badan dengan gerakan tajam, matanya menyala. "Pesta? Semalam? Jangan bilang—” Alisa menguap lebar sebelum tersenyum manis. "Jangan marah, Kak. Kak Juned sudah menjagaku dengan... baik." Kata terakhir diucapkan dengan nada menggantung sementara matanya melirik Juned.Juned dengan langkah pelan mendekat ke arah Tania. “Kamu tenang saja, semalam Alisa aman jauh dari kekacauan yang terjadi di pesta. Aku tadi pagi ingin memberitahumu tapi kamu tak memberiku kesempatan berbicara.”Tania menghela napas panjang, wajahnya berusaha tenang. “Kalau begitu, Alisa bisa berbagi kamar dengan Devina,” ujarnya pendek, tanpa menoleh ke arah adiknya. Alisa langsung duduk tegak di tempat tidur, matanya menyala. “Aku tidak mau berbagi kamar dengan—“ “Tidak ada pilihan lain,” potong Tania tajam, baru kali ini menatap langsung ke adiknya.

  • Tukang Pijat Super   Bab 402

    Mereka bertiga pergi meninggalkan makam kedua orang tua Devina. Membawa pertanyaan masing-masing di pikiran Juned dan Tania.Mobil mewah meluncur pelan meninggalkan gerbang pemakaman, kabut malam menyapu kaca jendela. Devina menatap keluar jendela, matanya yang tadi basah kini berbinar dengan tekad baru. “Apa aku boleh melanjutkan kuliah?” Ujarnya tiba-tiba, suara mantap yang mengejutkan kedua Juned dan Tania. Tania memutar badan dari kursi depan, alisnya melengkung penuh minat: “Jurusan apa?” “Hukum,” jawab Devina tegas, tangannya mengepal di atas pangkuan, “Aku ingin jadi pengacara perempuan yang membela orang-orang seperti ibuku... seperti diriku yang dulu.” Juned tersenyum, tangannya yang besar menyentuh lembut bahu Devina: “Kau bebas melakukan apa saja. Aku akan membantumu untuk hal itu.” “Dan biaya hidup semasa kuliah serta buku-buku—” Tania menyela dengan nada bos, tapi seketika berubah jadi tawa ringan, “Ah, sudahlah. Anggap saja ini investasiku pada pengaca

  • Tukang Pijat Super   Bab 401

    “Berhenti sebentar!” Suara Devina seketika membuat sang sopir menginjak rem secara mendadak. “Devina.. kenapa–”Ujar Juned lirih ketika Devina turun dari mobil lalu mendekati salah satu baris pusara.Juned dan Tania mencoba mengikuti langkah Devina dari belakang.Mereka melihat Devina berlutut di antara dua nisan, tangannya gemetar menyentuh batu marmer yang dingin. Air mata jatuh tanpa suara, menembus tanah kering di bawahnya. “Mereka... pergi seminggu setelah pernikahanku,” suaranya parau, hancur. Tania dan Juned berdiri beberapa langkah di belakangnya, terkunci dalam keheningan yang berat. “Ibu... meninggal karena kanker paru yang tak terobati,” Devina menghirup napas dalam, “Ayah... ayah gantung diri tiga hari kemudian di dapur rumah kami.” Angin sore berhembus, membawa daun kering mengitari mereka. “Surat terakhirnya... isinya hanya satu kalimat,” Devina memejamkan mata, “Maafkan Ayah, Devi.”Juned tidak tahan lagi, langkahnya mendekat, tapi Tania menghentikannya de

  • Tukang Pijat Super   Bab 400

    Pak Haryo tersedak, wajahnya berubah dari merah menjadi pucat pasi. “D-Devi... jangan—“ Tapi Devina sudah menengok ke Bu Ratna di telepon, kepalanya tegak: “Aku terima tawaran kalian. Tapi ada syaratnya—aku hanya wanita biasa, jangan libatkan aku dengan konflik kalian yang lebih besar.”“Baiklah.”Suara Bu Ratna terdengar singkat dan tegas sebelum telepon dimatikan. Devina menghela napas panjang, lalu dengan gerakan penuh wibawa, ia memunguti bajunya yang terserak di lantai. Satu per satu, ia mengenakan kembali pakaiannya.Tania tersenyum kecil, lalu berbalik menuju pintu, hak tingginya berdetak tegas di lantai. Juned masih diam sejenak, matanya menatap Haryo yang terpaku di sudut ruangan. “Semoga kau belajar sesuatu hari ini,” ucapnya dengan nada datar, sebelum mengikuti kedua perempuan itu. Pintu tertutup perlahan hanya menyisakan Pak Haryo yang terduduk lemas di lantai. Dengung suara alat bantu yang masih bergetar lemah di atas meja menjadi penanda kekalahan Pak Haryo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status