Share

Tukang Pijat yang Mantap
Tukang Pijat yang Mantap
Author: Hara

Bab 1

Author: Hara
Aku Velia Alvaro. Umurku 30 tahun dan merupakan seorang guru di sebuah lembaga pelatihan.

Waktu berumur 26 tahun, aku menikah dengan Aldy Faizal, seorang pria yang dijodohkan oleh keluargaku.

Aldy adalah seorang pegawai rendahan dan sangat sibuk setiap harinya.

Aku dan Aldy merupakan pasangan suami istri yang terpisah jarak dan hanya bisa bertemu sebulan sekali dengan susah payah.

Hal yang paling menyedihkan adalah, tiap kali kami bertemu dan berhubungan intim, Aldy selalu mengakhirinya begitu cepat.

Tentu saja seiring berjalannya waktu, hormonku menjadi tidak seimbang dan bahkan wajahku mulai berjerawat.

Di sisi lain, rekan kerjaku yang bernama Riska Rusman, justru mengalami perubahan yang sangat drastis dalam sebulan terakhir.

Sebelumnya, wajah Riska penuh dengan jerawat. Namun, sekarang semua jerawat itu hilang dan kulitnya menjadi lebih halus juga lembut.

Akan tetapi, yang lebih membuatku iri adalah payudara Riska juga menjadi bertambah besar, dari ukuran cup A menjadi cup C.

Aku pun bertanya pada Riska sambil tersenyum, "Riska, apa yang kamu lakukan belakangan ini? Kok perubahanmu begitu besar?"

"Aku kasih tahu, ya. Selama sebulan terakhir ini, aku rutin pergi ke tempat pijat. Tempat pijat itu, tekniknya sangat bagus. Nggak cuma bisa mengobati gangguan hormon, tapi juga bisa mengubah bentuk tubuh …." Riska menjadi begitu bersemangat saat membicarakan topik yang diminatinya.

Hanya saja, jika dipijat lima kali seminggu, apa Riska tidak takut tulangnya patah?

"Pijat memang bisa menghilangkan rasa lelah. Tapi kalau tiap hari, apa nggak berisiko cedera?"

Begitu mendengar ucapanku, Riska langsung memutar matanya. "Tempat pijat itu penuh dengan pria-pria tampan. Kamu kira, itu benar-benar tempat pijat murni? Aku pijat di tempat itu."

Mataku langsung terbelalak.

Riska kan sudah menikah. Namun, bisa-bisanya dia mencari pria tampan lima kali seminggu untuk melakukan itu ….

Riska sudah gila, ya?

Suami Riska adalah seorang pejabat kecil di instansi pemerintah.

"Memangnya kenapa? Dia bisa punya banyak wanita, kenapa aku nggak boleh cari laki-laki? Aduh, malam ini aku ajak kamu melihatnya sendiri. Kamu pasti bakalan suka."

Riska mengedipkan matanya padaku dan tersenyum penuh arti.

Sementara itu, aku menjadi tidak bisa fokus sepanjang sore itu karena kata-kata Riska.

Entah karena sedang mendekati masa subur atau bukan, bagian bawah tubuhku terasa begitu tidak nyaman, terutama area intimku yang terus-menerus terasa gatal.

Aku bahkan sempat berpikir apakah aku juga harus mencoba seperti di cerita-cerita novel, membeli alat bantu untuk mengatasinya.

Aku tidak fokus sepanjang sore itu, hingga saat jam pulang kerja, Riska mengirimkan pesan menanyakan apakah aku jadi ikut atau tidak.

Aku hanya membalas: [Duluan saja.]

Apa pun yang terjadi, aku tetap tidak bisa melewati batas di dalam hatiku. Bagaimanapun, aku ini wanita yang sudah menikah. Selain tidak bisa memuaskanku dalam urusan ranjang, Aldy sebenarnya cukup baik padaku dalam hal-hal lainnya.

Aku tidak bisa mengkhianati Aldy.

Akan tetapi, saat aku kembali ke apartemen yang kusewa dan bersiap untuk mandi, aku menerima video dari Riska.

Riska tampak telanjang bulat dan berbaring di atas tempat tidur. Di sampingnya, ada seorang pemuda yang tengah berlutut.

Pemuda itu begitu tampan. Dia juga bertelanjang dada. Otot perutnya yang ramping terlihat jelas. Sementara itu, bagian bawah tubuhnya hanya mengenakan celana dalam tipis yang begitu pendek.

Bagian "itunya" yang menonjol terlihat samar-samar dan sesekali bergesekan dengan paha Riska. Sementara tangannya yang panjang diletakkan di dada Riska.

Kulihat, kedua telapak tangan yang besar itu mulai bergerak ….

Seketika, mulutku terasa kering dan lidahku kelu. Dadaku serta bagian bawah tubuhku juga terasa seperti digigit serangga.

Aku buru-buru menutup kotak obrolan WhatsApp dan tidak berani membukanya lagi.

Dengan napas terengah-engah, aku terpaksa mencoba memuaskan tubuhku sendiri.

Namun, pada akhirnya tidak bisa memenuhi kepuasan yang kuinginkan.

[Cepat ke sini, aku akan kirimkan alamatnya.]

Pesan baru kembali masuk ke WhatsApp-ku.

Dilema dan bimbang … aku seperti terjatuh ke dalam rawa-rawa. Makin berusaha naik, aku justru tenggelam makin dalam.

Bajuku sudah berantakan.

Bagian bawah tubuhku bahkan sudah basah tak terkendali.

[Oke, aku segera ke sana.]

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tukang Pijat yang Mantap   Bab 8

    Melihat Aldy seperti ingin memaki lagi, aku pun sengaja berkata, "Dengar-dengar kamu mau naik jabatan, ya? Menurutmu, kalau aku nggak sengaja membocorkan hubunganmu dengan selingkuhanmu, kira-kira kantormu akan menyelidikimu nggak? Apa jabatanmu masih bisa kamu pertahankan?""Velia, jangan kelewatan. Kamu nggak takut kalau aku kasih tahu orang tuamu?"Mendengar itu, aku pun langsung mengejeknya. "Silakan saja, kita lihat siapa yang lebih hebat."Aku tidak menggubris Aldi lagi dan langsung menutup telepon.Dua hari berikutnya, aku bekerja seperti biasa. Sementara Riska, aku menganggapnya sebagai orang asing dan sama sekali tidak memedulikannya.Selama waktu itu, Aldy mengirim banyak pesan kepadaku. Intinya hanya mengatakan jika dia tidak punya uang sebanyak itu.Aku tidak memedulikannya.Selama empat tahun menikah, akulah yang selalu berkorban. Aku membantu Aldy merawat orang tuanya. Bahkan, aku juga pernah menyelamatkan nyawa ayahnya saat dia pingsan.Sekarang, aku hanya meminta 20 mil

  • Tukang Pijat yang Mantap   Bab 7

    Jadi, Riska dan Jeny sudah sejak lama mulai memasang jebakan, hanya untuk menjerumuskan aku ke dalamnya.Benar-benar hina ….Bagaimana mungkin ada wanita yang sehina ini?Aku menggertakkan gigi, berusaha sekuat tenaga menahan diri agar tidak langsung melayangkan tamparan ke wajah Riska dan wanita bernama Jeny itu.Tidak bisa, aku harus tetap tenang."Aldy sekarang sudah naik jabatan dan punya masa depan yang cerah. Bagaimana mungkin wanita seperti Velia, yang bahkan nggak punya status pegawai tetap, pantas untuk Aldy? Aku menemukan ide ini setelah bicara dengan Aldy."Tiap kata yang diucapkan Jeny terasa seperti menusuk hatiku dengan kejam.Aku tertawa sinis tanpa suara.Aldy, si lelaki hina itu ….Begitu berhasil memperbaiki nasib, hal pertama yang dilakukannya adalah menyingkirkan istri yang sudah menemaninya dalam masa-masa sulit.Aku benar-benar menyesal. Harusnya aku selingkuh lebih awal, agar bisa benar-benar membalas dendam pada Aldy."Wanita bernama Velia itu, pasti setuju untu

  • Tukang Pijat yang Mantap   Bab 6

    Agar Aldy tidak curiga dan menduga macam-macam ….Aku berinisiatif mengirimkan pesan kepadanya.[Sayang, malam ini aku makan bersama rekan kerja, jadi nggak pulang untuk makan.]Aku memang sedang bersama Riska, jadi tidak bisa dibilang berbohong.Hanya saja, tanpa kuduga, tepat di saat hendak memasuki tempat pijat, aku melihat Aldy.Aldy merangkul seorang wanita dan pergi ke hotel di seberang.Untuk sesaat, aku merasa mual hingga tubuhku gemetar.Sementara itu, Riska yang sudah lebih dahulu masuk ke tempat pijat, buru-buru keluar mencariku saat melihat aku tidak kunjung masuk."Velia, cepat masuk."Riska langsung menarik tanganku dan membawaku masuk.Seperti yang dikatakan Riska, ada banyak orang baru di tempat pijat itu.Bukan hanya orang-orang dalam negeri, tetapi juga ada pria kulit putih asing yang tampan.Bentuk tubuh mereka, benar-benar yang satu lebih bagus dari yang lain."Kamu … juga kamu … kalian berdua layani adikku sama-sama."Riska dengan santainya menunjuk dua orang kulit

  • Tukang Pijat yang Mantap   Bab 5

    "Sayang …."Tiba-tiba, Aldy memanggilku dan mengulurkan tangannya untuk menggoyangku.Dalam sekejap, aku langsung membuka mata.Aku kembali sadar dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menarik kakiku.Benar-benar buruk. Ternyata aku berbaring dan bermimpi basah yang begitu menggairahkan di depan Aldy."Sayang, wajahmu merah sekali. Kamu nggak enak badan? Coba aku lihat."Aldy mengulurkan tangan dan hendak menyentuh dahiku. Namun, aku buru-buru mencengkeram pergelangan tangannya."Sayang, aku nggak apa-apa. Cuma mimpi buruk, jadi agak gelisah dan takut." Aku mulai mencari-cari alasan untuk menutupinya.Untungnya, Aldy tidak mencurigai apa pun. Dia menepuk-nepukku dengan lembut dan membujukku agar kembali tidur.Aku memejamkan mata, tetapi tetap saja tidak bisa terlelap.Sebaliknya, Aldy sepertinya sudah terlelap.Dia memang selalu lebih mudah tidur dibandingkan diriku, bahkan kadang sampai mendengkur.Aku membuka mata, lalu memiringkan badan untuk menatap Aldy.Yang kulihat adalah waja

  • Tukang Pijat yang Mantap   Bab 4

    Teknik pemuda itu benar-benar luar biasa.Malam ini, aku mencoba semua posisi yang tidak pernah terpikirkan olehku.Awalnya, kukira aku ini frigid. Namun, di tangan pemuda itu, aku mulai merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya.Muncrat dan lepas.Aku benar-benar terpuaskan dan menjerit-jerit.Ternyata, aku juga seorang wanita yang sama bejatnya seperti Riska.Sikap pendiamku sebelumnya, hanyalah akting belaka.Tubuh bagian bawahku sudah banjir bandang dan kedua kakiku juga lemas tak berdaya.Pemuda itu menjilat bibirnya dengan wajah puas. Bagiku, gerak-geriknya tampak seperti sedang menggodaku."Kakak, sudah puas apa belum? Apa tujuh kali sudah cukup? Atau masih mau lagi?"Pemuda itu tersenyum tipis. Dia mendekatiku, lalu mengecup daguku dengan bibirnya.Dia seperti seekor anak kucing yang suka bermanja, bersembunyi dalam pelukanku dan menggesek-gesekkan tubuhnya padaku. "Kalau Kakak suka, apa Kakak akan kembali memilihku saat datang lagi?"Apa aku akan datang lagi?

  • Tukang Pijat yang Mantap   Bab 3

    Padahal hanya mandi biasa. Namun, begitu selesai, sekujur tubuhku langsung memerah dan panas.Terutama di bagian tertentu, terasa bengkak dan begitu nyeri.Aku bangkit dari bak mandi dan berdiri di depan cermin yang menempel di lantai.Pemuda itu berdiri tepat di belakangku. Jaraknya tak sampai satu kepalan tangan dariku.Lewat pantulan di cermin, aku bisa melihat tubuhnya.Di sana, bagian "itunya" sudah berdiri tegak menjulang.Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan Aldy suamiku. Punya Aldy begitu mungil. Tiap kali, meskipun dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tegang, dalam kondisi terbaik pun tetap tidak bisa keras seperti batu.Oleh karena itu, aku tidak pernah merasakan kenikmatan di ranjang."Kakak, sekarang berbaringlah. Aku akan mulai memijat bahumu."Pemuda itu mendekatiku, memberi isyarat agar aku berbaring di sofa di sebelah.Ini bukan sofa biasa, malah lebih mirip sofa yang penuh dengan nuansa sensual.Itu karena bagian bokongku berada di satu ujung

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status