LOGIN"Jangan begitu, kita benar-benar nggak bisa begitu, aku ini ibumu..." Karena pernah mengalami kecelakaan, suamiku tidak bisa melakukan kegiatan biologisnya, hal ini sering membuatku menderita dan menangis tersedu-sedu di tengah malam. Putriku sangat mengasihiku, dia bahkan meminta menantuku datang dan membantuku mengatasi kebutuhan khusus ini. Saat tengah malam sewaktu suamiku sudah tertidur lelap, menantuku bahkan naik ke ranjang dan menindihku. "Kamu! Cepat turun! Ayahmu..." Melihat suamiku yang tertidur pulas, mulutku memang menolak tidak mau, tetapi badanku... "Ayah nggak akan terbangun, tenang saja." Begitu dia mengatakannya, langsung mengangkat kedua pahaku dengan kasar.
View MoreBola mataku bergetar, tanpa sadar, suaraku melengking, "Kamu sakit jiwa, ya?"""Pletak" tongkat penuntun jalan suamiku langsung jatuh tergeletak di lantai. Sekujur badannya bergetar hebat. Sulit untuk mempercayai apa yang telah didengarnya, dia berkata, "Ka... Kalian? Kalian berdua binatang!"Melihat tampang suamiku yang begitu asing, dengan panik aku meraih tangan suamiku, "Suamiku, dengarkanlah aku. Dengarkan penjelasanku. Aku bisa menjelaskan semuanya.""Dia ... Dia yang merayuku. Aku tidak mau menurutinya, jadi dia pun memfitnahku."Suamiku menghempas tanganku dengan jijik, "Enyahlah, jangan sentuh aku! Sebagai seorang ibu, bagaimana kamu bisa berselingkuh di belakang putrimu?""Suamiku, aku mohon, berikan aku kesempatan untuk menjelaskannya. Benar-benar bukan..."Suamiku bahkan menangis, kedua tangannya itu ditaruh di atas kepalanya. Dia kehilangan keseimbangan, terpeleset dan terduduk di lantai. Dia terlihat lemah dan sangat menderita.Aku merasa hatiku seperti dicabik-cabik, sak
Harus aku akui, menantuku memang handal dalam bermain wanita, hanya dalam sekejap saja, aku sudah takluk. Di dalam diriku bagaikan ada bara yang berkobar. Ada luapan kebahagiaan, juga perasaan hampa yang menelanku sekaligus. Aku tidak dapat menahan diri untuk menjepit kedua pahaku untuk lebih erat dan lebih rapat lagi. Saat tangan besar menantuku bergerak ke bagian intimku, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak keras lagi."Um...ah..."Detik berikutnya, aku cepat-cepat membekam mulutku. Tidak tahu apakah tadi suamiku mendengarnya apa tidak.Saat ini, menantuku seperti baru menyentuh semacam tombol. Selangkangannya langsung menggembung dan terasa seakan-akan bisa meledak kapan saja!Aku tidak kuasa menahan diri untuk menelan ludah.Menantuku berhenti melakukan bagian pemanasan dan langsung mengangkat aku dan melempar aku ke tempat tidur.Tanpa banyak bicara, dia mencengkeram paha dan payudaraku yang besar."Ibu mertuaku yang jalang, enak nggak?"Merasakan sentuhan menantuk
Melihat aku menelan ludah, tangan menantuku pun mendarat di pahaku, dia mulai meraba-raba."Eghh... Jangan..." Aku berusaha menepisnya, "Menantuku yang baik, aku mohon, cepatlah keluar. Ayahmu masih di sampingku."Melihat suamiku yang masih tertidur nyenyak di sampingku, ada perasaan bersalah dan tidak tenang."Tidak apa-apa, dia tidak akan bangun. Jangan cemas," kata menantuku. Saat dia berbicara, jakunnya terus bergulir, "Bu, Ibu pasti sangat sulit melewati malam akhir-akhir ini. Ibu sampai bermimpi seperti itu. Ayo, biarkan menantumu menyayangimu!""Nggak, nggak..." Mulutku memang menolak, tetapi saat tubuhku tersentuh bagian bawah miliknya yang mengeras dan panjang besar itu, tubuhku pun melemas. Aku bahkan tidak bisa mengangkat tangan untuk memberi isyarat menolak lagi. Kenapa aku menjadi begitu binal? Padahal aku tidak ingin mengkhianati suamiku. Menantuku melihat perubahan sikapku, dia menjadi lebih berani lagi. Dia langsung mencopot bajuku dan membenamkan kepalanya, mulai me
"Istriku, di rumah kita sudah ada pria yang siap tersedia, biarkan menantu kita yang menyodokmu.""Ugh Ugh, bolehkah? Apa nggak apa-apa? Tapi dia 'kan suaminya putri kita...""Istriku, merintihlah lebih keras lagi. Goyangkan lebih cepat lagi, aku merasa sangat bergairah.""Tapi, suamiku, jika menantu ada di sini sekarang, kamu ingin dia bagaimana menyodokku?"Suamiku sangat bernafsu, "Tentu saja menyuruh dia menyodokmu lebih keras dan lebih ganas lagi, sodok sampai jebol!""Menantuku yang baik, apa kamu mendengarnya?" Aku menatap menantuku dengan mata binal dan penuh nafsu, "Kenapa tidak lebih keras lagi?""Ughh... Ugh suamiku, kalau begitu aku akan berakting lebih liar lagi. Kamu jangan bilang aku binal."Suamiku tersenyum genit, "Toh itu cuman pura-pura, cepat lakukan saja sesuai keinginanmu."Aku benar-benar lupa diri dan berkata, "Menantu yang baik, cepat sodok ibu, sodok ibu sampai mati... Agh, agh, enak sekali, lebih cepat lagi, toh bukan istrimu, kamu nggak perlu ganti rugi kala
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.