Share

Bab 7 Siapa Yang Meninggal

last update Last Updated: 2023-04-29 16:02:48

Tami masih merasa heran, karena sebelumnya Nabila tak pernah berbohong masalah apapun kepadanya, bahkan untuk kenyataan sepahit apapun. Namun kini kenapa Nabila berbohong? Dua kali sudah ibunya Nabila mengalami kekecewaan untuk hari ini.

"Halo, Tante. Apa Tante masih ada di sana?" pertanyaan dari Risa di ujung telepon berhasil membuyarkan lamunan Tami.

"Iya, iya. Tante masih di sini kok," jawab Tami. Nanti akan Tante sampaikan pada Nabila kalau sudah selesai mandi ya," pungkas Tami mengakhiri sambungan teleponnya.

"Iya Tante."

Setelah itu Tami kembali menaruh ponsel anaknya di atas nakas, setelah itu beranjak meninggalkan kamar Nabila menuju ke ruang makan. Menunggu anaknya untuk sarapan bersama. Sampai 10 menit kemudian Nabila keluar dari kamar sudah lengkap dengan riasan wajah yang tipis dan natural, serta pakaian yang rapi.

Shanaz duduk sambil melihat makanan yang tersaji di atas meja. Di sana terdapat nasi goreng dengan lauk telur mata sapi. "Hanya itu yang ibu sediakan, karena ibu takut selera makanmu belum kembali lagi. Takut kamu mual dengan olahan ikan," jelas ibunya Nabila.

Shanaz tersenyum. "Ini masakan yang luar biasa Ibu, Nabila menyukainya," sahut Shanaz. Ia langsung menuang nasi goreng di atas piring miliknya. Diikuti oleh ibunya Nabila. Wanita paruh baya itu akan membicarakan soal panggilan interview itu, tapi ia tahan setelah Nabila selesai makan.

Karena tak tahan dengan pertanyaan yang terus menerus mengganjal di hatinya, akhirnya Tami bertanya sebelum anaknya menyelesaikan sarapannya. "Ada yang ingin Ibu tanyakan padamu, Bil."

Shanaz awalnya masih santai, tak tahu dengan pertanyaan yang ibunya Nabila akan katakan. "Iya, Bu. Ibu katakan saja," sahut Shanaz, setelah itu menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Tadi Risa meneleponmu saat kamu sedang mandi, dia berkata bahwa kamu juga mendapatkan panggilan interview di perusahaan AA grup, apa itu benar?"

Mata Shanaz membulat, celaka sudah. Dia tidak mengetahui perihal itu karena fokus ingin balas dendam pada keluarga Fernando. Padahal baru tadi ia berkata bahwa ia juga ingin bekerja lagi di perusahaan. Shanaz yang hampir saja tersedak, untung dia bisa menguasai dirinya dan langsung menenggak segelas air putih yang ada di depannya.

Nampak ada rasa bersalah terpancar dari raut wajah ibunya Nabila. Iapun langsung meminta maaf. "Ibu minta maaf apabila pertanyaan, Ibu membuatmu jadi hampir tersedak."

Shanaz menelan salivanya dengan susah payah. "Tidak apa-apa, Ibu."

Panggilan pekerjaan sebagai kepala pelayan ini datang lebih dulu daripada yang di perusahaan AA grup itu Bu, dan Nabila sudah terlanjur tanda tangan kontrak dengan pemilik rumah itu. Jadi Nabila tak bisa membatalkan kontrak," jelas Shanaz tersenyum kecut. Ia tahu ini akan mengecewakan hati wanita baik hati yang ada di depannya ini. Tetapi Shanaz tak ada pilihan lagi.

Namun walau hatinya sedikit tidak nyaman, nyatanya Tami tak bisa apa-apa selain hanya memberikan senyuman tipisnya. "Ya sudah tidak apa-apa. Mau bagaimana lagi."

"Saya minta maaf ya Bu, karena telah meminjam tubuh anak Ibu untuk balas dendam saya. Tapi saya janji akan segera menyelesaikan semua ini," batin Shanaz.

Setelah selesai sarapan, lalu Shanaz berpamitan kepada ibunya Nabila. Mereka berpisah di halaman kecil di rumah itu. Sebuah angkot lewat di depan rumah, Shanaz naik ke dalamnya untuk menuju rumah Fernando.

Di perjalanan menuju ke rumah Fernando, ponsel Nabila kembali berdering. Tertera nama Risa pada layar ponselnya, Shanaz mengangkatnya. Meskipun dia tidak mengenal siapa itu Risa. Yang ia tahu Risa ini adalah teman dekat Nabila, seperti yang ibunya Nabila katakan tadi.

"Iya halo, Ris?" Shanaz mengawali menyapa pada sambungan teleponnya.

"Kita kapan interview di perusahaan AA grup, Bil?" tanya Risa di ujung telepon.

"Maaf Ris, tapi aku sudah mendapatkan pekerjaan di tempat lain," jawab Shanaz tak enak hati.

Risa yang ada di ujung telepon merasa heran. Pekerjaan di tempat lain? Setahu Risa, Nabila selalu mendaftar pekerjaan bersama dengannya belakang ini. Hal itu mereka lakukan setelah sama-sama terkena PHK. Merasa kecewa dengan jawaban Nabila, Risa memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Shanaz kaget, ia menjauhkan ponselnya dari telinganya. Mengamati sambungan teleponnya sudah tidak terhubung dengan Risa, ia kembali memasukkan ke dalam tas lagi.

Ia saat ini harus fokus, tak mempedulikan walau sahabat Nabila harus kecewa dengan apa yang dia lakukan. Yang terpenting dendamnya harus segera dia tuntaskan. Baru setelah itu menemukan keberadaan tubuhnya yang sebenarnya dan jiwa Nabila yang tertukar. Shanaz yakin dia yang sebenarnya masih hidup.

Setelah berganti dari angkot ke tukang ojek. Akhirnya Shanaz sampai di rumah Fernando. Tetapi betapa kagetnya Shanaz. Matanya membulat sempurna dengan mulut yang hampir lupa ia katupkan saking terkejutnya. Bendera berwarna kuning terpasang sepanjang gerbang masuk sampai di depan rumah Fernando.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 165 TAMAT

    "Apa kamu pikir aku adalah barang. Yang seenaknya sendiri bisa dipindah tangankan seperti ini?!" Nabila tersulut emosi mendengar pernyataan dari Fernando. Kini dia percaya dengan ucapan dari Lorenzo dan Shanaz yang mengatakan hal-hal buruk mengenai lelaki itu. Dia sekarang mengerti mengapa akhirnya Lorenzo dan Shanaz nekat menikah saat wanita itu terjebak di tubuhnya. Karena selain saling mencintai. Lorenzo pasti ingin menyelamatkan Shanaz. "Bukan seperti tapi–" Fernando mau berkilah. Namun Lita memukul lengannya dengan kencang sambil menangis. Dia tak menyangka kalau ternyata kelakuan suaminya masih tak berubah. Laki-laki yang hanya mengedepankan hawa nafsunya saja. "Keterlaluan! Kamu ceraikan saja aku kalau mau menikahi wanita lain," amuk Lita."Aku juga tidak mau menikah dengan suamimu. Jadi kamu tenang saja," sambar Nabila. Ia kemudian pergi meninggalkan tempat itu. "Permisi!" Lorenzo dan Shanaz sebenarnya kasihan. Mereka berniat mengejar Nabila. Namun terlebih dahulu berpamita

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 164 Hidup Mandiri

    Berbagai pengobatan telah dilakukan oleh Shanaz demi bisa sembuh. Dan setelah 3 tahun usahanya membuahkan hasil. Kini dia sudah cukup sehat untuk kembali ke rumah keluarga besar Lorenzo. Keluarga Lorenzo tak pernah mengetahui cerita mengenai jiwa Shanaz yang selama ini terperangkap di dalam tubuh Nabila. Dan saat tiba-tiba Shanaz muncul di keluarga mereka, Lorenzo hanya berkata kebetulan menemukan Shanaz. "Bagaimana bisa tiba-tiba kamu bertemu dengan Shanaz? Dia kan sudah–" tanya Santi yang tak bisa melanjutkan kalimatnya. Entah mengapa perasaannya campur aduk. Ayahnya juga mempunyai pertanyaan yang sama. Namun memilih diam.Sementara Fernando dan Lita di dalam hatinya merasa cemas. Apalagi kalau bukan masalah uang asuransi jiwa yang dimiliki oleh Shanaz. Mereka takut Shanaz akan mempertanyakannya. Padahal tidak. Shanaz dan Lorenzo tak peduli mengenai masalah itu."Belum Ibu. Shanaz belum meninggal," jawab Lorenzo dengan sopan.Di sana juga ada Nabila. Dia duduk di samping Lorenzo.

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 163 Demi Putra Semata Wayangku

    Karena kesal Santi mengakhiri sambungan teleponnya secara sepihak. Nabila menjauhkan ponselnya dari telinganya. Lalu meminta penjelasan dari Lorenzo."Siapa itu Edward?" tanya Nabila dengan raut wajah yang serius."Edward adalah kami. Maksudku anakku dengan Shanaz," jawab Lorenzo.Nabila mematung. Kini tak tahu harus berbuat apa. Lorenzo memohon agar Nabila mau pulang dengannya. Ini semua dia lakukan demi anaknya."Anakku membutuhkanmu. Setidaknya pulanglah demi Edward," pinta Lorenzo."Okey. Aku mau mengurus Edward. Tapi di rumah ibuku," sahut Nabila. "Dan 1 lagi. Aku tak mau kamu ikut denganku," lanjutnya memberi syarat. Padahal Lorenzo belum menjawabnya.Lorenzo terdiam. Dia tak bisa menyalahkan Nabila dalam hal ini. Seorang gadis yang tak tahu apa-apa. Tiba-tiba bangun dengan status baru sebagai seorang istri dan anak. Dia berhak marah. Meskipun sebenarnya Lorenzo terlanjur nyaman karena terlalu lama bersama dengan Nabila. "Bagaimana?" tanya Nabila ingin memastikan.Lorenzo tak b

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 162 Kekecewaan Nabila

    Lorenzo menghargai keputusan Shanaz. Hanya saja dia tak menyangka, bahwa istri yang dia nikahi. Istri yang sanggup membuatnya merasa nyaman setelah kepergian Shanaz adalah mantan adik iparnya sendiri. Yang tak lain adalah Shanaz. "Lalu bagaimana cara agar mereka bisa kembali ke tubuh mereka masing-masing?" tanya Lorenzo."Pejamkan mata. Lalu genggam erat tangannya dan katakan mari bertukar posisi lagi sebanyak 3 kali. Maka kalian akan bertukar posisi seperti semula," jawab orang misterius tadi.Shanaz yang awalnya menunduk lesu karena bimbang, menjadi menoleh ke arahnya. "Kamu mau aku kembali ke badanku?" Shanaz bertanya balik."Semua keputusan ada di tanganmu," jawab Lorenzo. Shanaz dan Lorenzo bersitatap. Lorenzo kemudian menoleh ke arah orang misterius tadi. "Apa konsekuensi jika Shanaz memilih kembali ke tubuhnya?" tanyanya."Seperti yang kamu lihat. Dia akan koma. Jika kamu mau kamu harus menunggu sampai dia sembuh," jawab orang misterius tadi. "Jika tidak kembali ke tubuh masi

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 161 Keputusan Di Tangan Lorenzo

    Lita selalu berupaya mencelakai Shanaz dan juga bayinya. Misalnya menukar obat Shanaz. Namun tak berhasil karena salah seorang pelayan memberi tahu Shanaz. Saya itu Shanaz hanya memberi peringatan agar Lita tak lagi melakukan hal itu. Shanaz tak tega melaporkan kejadian ini karena kasihan kepada Felicia, sebab anak itu sakit-sakitan dan butuh penanganan medis khusus. Namun ternyata Lita tak juga jera. Dia menyabotase mobil Shanaz agar mengalami kecelakaan. Beruntung Fernando dapat mencegahnya. Dia mengorbankan diri dengan mengorbankan mobilnya menjadi penghalang mobil Shanaz yang akan kecelakaan. Shanaz lagi-lagi menemukan bukti bahwa Lita pelakunya. Dan berjanji akan memberi tahu soal ini pada keluarga besar Fernando. Lita mulai jera kali ini.Saat di rumah sakit. Ketika menjenguk Fernando yang sedang kecelakaan. Shanaz menabrak seseorang. Sosok itu tak asing bagi Shanaz. Dia orang yang sama dengan yang menabraknya usai dirinya kecelakaan lalu bertukar tubuh dengan Nabila."Kamu kan–

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 160 Calon Anak Shanaz dan Lorenzo

    Setelah mendengar alasan Lita ingin menemui Fernando. Lorenzo yang ada di depan pintu gerbang menyuruh satpam untuk membukakan pintu. "Bukakan pintunya Pak.""Tapi Tuan Fernando melarang saya, Tuan Lorenzo," sahut satpam. "Dia tidak akan berani protes kalau aku yang menyuruhnya," ucap Lorenzo. "Baik Tuan Lorenzo. Kalau begitu akan saya bukakan pintunya," sahut satpam. Ia kemudian membukakan pintu gerbang untuk Lita.Lita tak henti menatap wajah kakak iparnya. Setelah pintu gerbang dibuka ia mengucapkan rasa terimakasihnya yang tulus. Dia begitu terharu akan kebaikan yang ditujukan oleh lelaki yang dulunya sangat ia benci."Terimakasih Kak Lorenzo. Karena telah memberikan izin Lita untuk masuk," ucap Lita dengan berlinang air mata."Aku melakukan ini bukan karenamu. Tapi karena anakmu. Dia bagian dari keluarga ini," sahut Lorenzo dengan nada dingin.Lita menghapus air matanya dengan mandiri. Tak apalah jika Lorenzo berpikiran seperti itu. Yang terpenting dia bisa masuk dan menemui Fe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status