Share

Semakin Parah

“Dek, ini rumah siapa?” tanya suami ketika kami sudah berada di rumah.

“Rumah kita, Mas!” Aku menjawab sambil menerbitkan senyuman, mengusap lembut pipi suami yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus.

Lagi, dahi lelaki bertubuh jangkung itu berkerut-kerut sambil menyisir ke seluruh penjuru ruangan.

Danisa dan Mikayla menghambur ke dalam pelukan papanya. Tapi anehnya, walaupun Mas Erlangga tidak mengenali anak-anak, dia tetap tidak menolak pelukan kedua buah hati kami dan malah membalas dekapan kedua malaikat kecil itu dan mencium pipi mereka berdua.

“Anak Papa?” tanyanya seperti orang kebingungan.

“Iya, Mas. Liat kakak Danisa. Mukanya mirip banget sama kamu. Mikayla juga.”

“Iya!” Dia mengusap wajah anak-anakku, menelisik setiap inci wajah keduanya dan menitikkan air mata. “Maafkan Papa karena tidak mengingat kalian. Tapi Papa percaya kalau kalian adalah anak-anak Papa, karena Papa juga merasakan ikatan batin yang kuat!” u
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status