Share

5. Liburan Sekolah

    Seorang satpam bertubuh gempal berlari kecil membukakan pintu gerbang. Dengan sigap ditentengnya barang bawaan milik sang anak majikan. Sesampainya di kamar Kalina segera menghempaskan tubuh ke atas kasurnya yang empuk. Sejenak merilekskan tubuhnya yang penat. Diamati langit-langit, pandangannya lalu menjurus ke jendela kamar yang terbuka. Di sana bertengger seekor burung Elang putih. Kalina bangkit bergegas menuju ke arah jendela tersebut, ditangkapnya burung yang jinak itu.

    "Kenapa ada burung Elang di sini, punya siapa ya," pikir Kalina dengan memicingkan sebelah alisnya.

   "Mirip kayak burung yang aku lihat di hutan itu," pikirnya lagi. "Gak mungkin burung dari hutan itu, kan, pasti burung ini milik seseorang yang terlepas dari sangkar."

    Kalina berjalan keluar kamar menuruni tangga menuju ke taman belakang rumahnya. Dihempaskan burung itu agar terbang ke atas, tetapi baru sebentar terbang sang burung malah kembali terbang ke arahnya dan mendarat di atas pohon dekan Kalina main ayunan.

   "Kamu ngapain masih di situ burung, gak balik ke tempat pemilik kamu," ucap Kalina yang terkekeh menyadari dirinya bicara pada seekor burung.

*****

    Beberapa hari kemudian, kejadian jatuhnya Kalina dari tebing seolah terlupakan. Dia mulai beraktivitas seperti biasa. Malam itu, Kalina baru usai mengantarkan Alinsia pulang ke rumah usai nonton bioskop. Melihat jalanan sepi dan lengang dia menambah sedikit kecepatan laju mobilnya. Namun, malang tidak dapat dihindari, di sebuah tikungan tajam dari arah berlawanan muncul sebuah sepeda motor yang melaju dengan cepat .

Brak!

Mobil Kalina menabrak motor tersebut. Melihat sepeda motor itu terjatuh, spontan gadis itu turun dari mobil. Dilihatnya tiga orang laki-laki tersungkur tergeletak di tengah jalan.

    "Maafkan saya om, saya gak sengaja," ucap Kalina panik takut ketiga orang itu terluka parah.

   "Eh Mbak, yang bener dong kalau nyetir," kata seorang di antara mereka yang paling kurus.

     "Iya Om, maaf saya akan tanggung jawab ganti rugi sama kerusakan motornya." 

    "Em, Mbaknya manis juga ya," ucap seorang lagi sembari berusaha meraih tangan Kalina namun dia berhasil menepis.

    "Mbak manis gak usah ganti rugi gak apa-apa. Yang penting nemenin kita main aja yuk," timpal lelaki berkumis tebal tadi.

   "Ya ampun pak, kalian gak ingat umur sama gak ingat anak istri di rumah apa," celetuk Kalina tanpa sadar membuat mereka bertiga semakin marah.

    'Gimana nasib aku sekarang,' cemas Kalina dalam hati, dia hendak berlari masuk ke dalam mobil tapi orang bertubuh kurus berhasil menghalangi. Tubuh Kalina mulai gemetaran, otaknya tak mampu lagi berpikir, mulai menangis.

Bersambung...

@lovely_karra

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status