Share

Bab 5 - Mabuk

Author: Ainjae
last update Last Updated: 2025-02-17 22:41:03

“Oke, Pa. Aku dan Lydia sudah sepakat, kami akan berusaha lebih keras agar bisa segera punya anak,” ujar Marcell.

Sontak, Lydia melotot. Dia belum menyatakan setuju! Namun, pendapatnya mana mungkin digubris ‘kan?

Lydia ingin tertawa miris. Setelah dinikahkan paksa, apa dia juga akan dipaksa hamil anak Marcell?

Astaga, Lydia tidak bisa membayangkan, bahkan selama dua tahun ini, dia tidak pernah ‘tidur’ bersama Marcell.

Ya, itu benar. Sejak malam pernikahan mereka, Lydia sempat menerima Marcell dan hendak pasrah jika diajak berhubungan badan. Namun, di hari itu, Lydia memergoki Marcell berselingkuh. Di hari pertama pernikahan mereka!

Dia syok, dan mulai mengetahui tabiat buruk Marcell. Mulai saat itu, dia bertekad untuk tidak akan pernah membiarkan Marcell ‘tidur’ dengannya.

Namun, tentu saja, orang tuanya dan orang tua Marcell tidak tahu tentang itu, soal mereka yang bahkan belum pernah ‘tidur’ bersama. Kalau tahu, mungkin dia yang akan dimarahi alih-alih Marcell.

“Papa harap bisa mendengar kabar bahagia dalam waktu dekat,” kata Papa Marcell.

“Itu pasti, saya yakin mereka akan lebih berusaha, terutama Lydia,” sahut Papa Lydia lalu melirik serius ke arah Lydia.

Lydia hanya mampu menggenggam garpu dan pisaunya erat-erat, menahan rasa ingin melempar sesuatu.

Setelah makan bersama, Lydia dipanggil oleh orang tuanya untuk menghadap mereka. Lydia dengan tampang datarnya tampak patuh.

Ketika mereka hanya bertiga, Lydia mulai melihat raut tidak mengenakkan dari wajah kedua orang tuanya yang sejak tadi melempar senyum dan bercanda tawa dengan orang tua Marcell.

“Apa kamu dengar tadi perkataan orang tua Marcell?”

“Dengar, Ma,” jawab Lydia.

“Kenapa kamu belum hamil juga? Jangan sampai kamu disuruh cerai sama Marcell karena nggak kunjung hamil. Gimana nasib perusahaan nantinya kalau putus dengan keluarga Marcell?”

Lydia memutar bola mata. Selalu saja perusahaan lagi yang dibahas, dia benar-benar muak. Namun, alih-alih marah, Lydia memilih diam. Dia belum bisa membantah karena dia belum memiliki kekuatan untuk melawan orang tuanya.

“Kok bisa kamu belum hamil juga?”

“Belum takdir,” jawab Lydia sekenanya.

“Apa jangan-jangan kamu … salama ini minum pil kontrasepsi diam-diam tanpa Marcell tahu?” tuduh Mama Lydia.

“Ma!” seru Lydia saking kesalnya. “Jangan nuduh yang enggak-enggak.”

“Kalau bukan karena itu, lalu kenapa kamu belum hamil juga? Apa mungkin kamu mandul? Jangan-jangan kamu nggak subur!”

Kali ini tawa miris keluar dari mulut Lydia.

“Kenapa aku yang dituduh kayak begitu? Bisa jadi Marcell yang bermasalah ‘kan?”

“Ssttt! Tutup mulut kamu, jangan sampai orang tua Marcell dengar. Marcell pria baik-baik, dia nggak mungkin ada masalah.”

“Tentu! Marcell anak yang terbaik, dia nggak mungkin bermasalah!” seru seseorang dengan suara menggelegar.

Lydia dan orang tuanya sontak terbelalak. Orang tua Marcell muncul, apa mereka mendengar percakapan tadi?

“Kalau ada yang bermasalah, itu pasti Lydia! Bukan Marcell!” tegas mama Marcell sambil menunjuk Lydia.

Lydia tersentak. Tidak cukup dituduh oleh orang tuanya, sekarang mertuanya juga begitu. Ini penghinaan baginya.

“Apa mungkin benar kamu diam-diam meminum pil kontrasepsi tanpa sepengetahuan Marcell? Ini aneh, karena kalian belum juga hamil setelah dua tahun menikah,” ucap papa Marcell. Tatapannya tajam ke arah Lydia.

Lydia merasa terpojokkan. Ini bukan salahnya, sejak awal ini adalah salah Marcell, tapi kenapa dia yang kena?

Kalau saja Marcell tidak berselingkuh sejak awal, dia pasti akan menjadi istri yang terbaik untuk melayani Marcell.

Apa sebaiknya dia bongkar saja kelakuan buruk Marcell sekarang? Ah, tapi mereka tak mungkin percaya, apalagi orang tua Marcell yang memanjakan dan selalu membela Marcell habis-habisan.

Ya, sampai detik ini, baik orang tuanya maupun orang tua Marcell tak ada yang tahu kalau Marcell berselingkuh darinya sudah dua tahun ini. Atau, mungkinkah mereka tahu, tapi mencoba menutupinya atau tak percaya kalau Marcell selingkuh?

Lydia sungguh kesal, dia sudah lelah dan ingin segera pergi. Untungnya, tepat saat itulah Marcell datang dan mengajaknya kembali. Dengan tampang bodoh seolah tak tahu apa pun, Marcell tersenyum begitu saja.

Raut wajah orang tuanya dan orang tua Marcell langsung berubah, mereka tersenyum ramah melihat Marcell.

“Ayo pulang, Sayang,” ajak Marcell.

Lydia mengangguk, berpamitan kepada orang tuanya dan orang tua Marcell lalu masuk ke dalam mobil sambil menahan perasaan sakit hati.

Setelah pertemuan keluarga yang melelahkan itu, Lydia dan Marcell kembali ke rumah mereka. Saat Lydia baru tiba di dalam kamar, tanpa aba-aba Marcell menarik pergelangan tangannya.

“Kita harus tidur bersama mulai hari ini.”

Lydia mengernyit. “Kita tidur bersama setiap hari.”

“Bukan tidur yang itu, Lydia. Tapi membuat anak!”

“Apa?!” pekik Lydia.

“Kamu lupa tadi Papaku bilang apa? Kamu harus segera hamil anakku.”

“Kalau aku nggak mau?”

“Aku harus maksa kamu.”

Lydia terbelalak. Habis sudah! Dia tidak ingin melakukan ini, bagaimana cara menghentikan Marcell agar tidak menyentuhnya?

“Lepas dulu tangan kamu.”

“Nggak mau.”

“Lepas dulu, Marcell!” seru Lydia.

Dia menghela napas karena Marcell masih belum melepaskannya.

Lydia memutar otak, berusaha mencari ide agar bisa menolak Marcell.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 68 - Viral, Bukti Tersebar

    “Kalian berdua, aku mohon berhentilah!” teriak Lydia.Namun, Damian dan Marcell tampaknya tak peduli, mereka masih saling hajar hingga wajah mereka terluka.Mereka baru berhenti saat Lydia berteriak kepada para bodyguard untuk memisahkan dua orang itu.Dan, Marcell yang paling banyak terluka tampak tak berdaya ketika melihat Damian membawa kabur Lydia darinya.Beberapa saat setelahnya, Lydia sudah dibawa ke apartemen Damian, dia berada di sana dan sedang mengobati luka di wajah Damian akibat pukulan Marcell.“Jangan terluka lagi, aku khawatir,” ujar Lydia.Damian tersenyum, menyentuh tangan Lydia di wajahnya. “Aku senang kalau kau khawatir padaku.”“Aku serius!” seru Lydia, menabok lengan Damian.“Sshhh …” ringis Damian.Lydia panik. “A-apa sakit? Di situ juga terluka?”Damian pura-pura kesakitan, dia langsung tersenyum setelahnya.“Enggak, aku hanya bercanda,” ujarnya.Lydia memberengut, tapi tak lama karena setelah itu dia bermanja-manja dengan memeluk Damian dan bersandar di pundak

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 67 - Damian vs Marcell

    “Hal penting apa yang mau kamu bicarakan sampai mengumpulkan kita semua?” tanya papa Damian kepada Alex.“Kalau bukan sesuatu yang penting, kamu akan tahu sendiri akibatnya,” ancam sang kakek.“Aku tahu, Kek,” ujar Alex.Alex melirik istrinya, mengangguk untuk memberi kode. Melanie pun maju, menunjukkan di layar laptop tentang foto pernikahan Lydia dan Marcell yang didapatkan oleh Alex setelah bertemu Marcell.“I-itu kan …” Mama Damian sontak melotot.“Ya, ini Lydia yang menjadi tunangan Damian. Sebetulnya dia adalah istri orang, lebih tepatnya istri Marcell,” jelas Melanie.“Apa?! Bagaimana bisa?!” pekik sang Papa.“Saya sempat merasa mengenal tunangan Damian, dan ternyata saya tahu karena tunangan Damian adalah seorang pelukis. Dan sepertinya mereka sudah berselingkuh cukup lama.”“Apa kau yakin berselingkuh? Bukan karena Lydia sudah bercerai dari Marcell?” tanya sang kakek yang masih tenang.“Aku yakin, Kek. Sekarang status Lydia masih istri Marcell. Damian menjadi orang ketiga dal

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 66 - Terbongkar! Respon Keluarga

    Meskipun tadi Marcell bilang tak peduli, tapi pada kenyataannya dia risau.Mengenai Lydia yang punya bukti perselingkuhannya, dia tak ingin itu tersebar sampai di keluarganya dan keluarga Lydia. Maka, sebelum itu terjadi, dia yang akan menyebarkan perselingkuhan Lydia lebih dulu!“Kamu akan menyesal karena sudah mengkhianatiku, Lydia,” geram Marcell. Dia tak berkaca pada dirinya sendiri, bahwa dialah yang mengkhianati Lydia lebih dulu.Sebelum berangkat kerja, pagi ini Marcell mengamati pintu kamar Lydia. Bagus, Lydia tak bisa keluar. Tak akan dia biarkan Lydia pergi, apalagi menemui Damian.“Jangan sampai istriku keluar, atau kalian semua akan dipecat!” ancam Marcell kepada para bodyguardnya.“Baik, Pak!” angguk mereka.Marcell pun melangkah pergi. Di dalam mobil saat menuju ke perusahaan, dia menghubungi orang tuanya dan orang tua Lydia, mengajak bertemu untuk makan malam di luar dengan alasan ada hal penting yang hendak dia bicarakan.*Malam harinya, di sinilah Marcell berada, di

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 65 - Dikurung!

    Marcell mengepalkan tangannya, emosinya naik ke ubun-ubun. Dia sampai uring-uringan saat kembali ke kantor dan tak fokus dalam bekerja.Dia sampai pulang lebih cepat ke rumah, menunggu Lydia kembali untuk membicarakan ini.Sungguh, dia masih tak menyangka kalau Lydia yang dia pikir bisa menjadi istri patuh, ternyata berselingkuh darinya. Berani sekali wanita itu!“Awas kau nanti, Lydia. Aku nggak akan mengizinkanmu bertemu dengan Damian!” seru Marcell.Marcell berjalan mondar-mandir di ruang tamu, masih menanti Lydia. Dan, ketika mendengar suara mobil terparkir, dia langsung berdiri di depan pintu masuk, menghadang Lydia.Pintu terbuka, sosok Lydia muncul dengan raut heran menatap Marcell yang tampak emosi dan seperti sedang menunggunya.“Apa?” tanya Lydia.“Kau … kau berselingkuh dariku!” seru Marcell.Sontak, Lydia terbelalak. “A-aku—”“Nggak usah menyangkal! Aku sudah tahu semuanya! Pria yang menjadi muse lukisan telanjangmu, dia adalah selingkuhanmu, Damian!”Lydia semakin melebar

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 64 - Akhirnya Tahu, Marcell Geram

    “Siapa orangnya! Cepat katakan!” seru Marcell dengan tampang tak sabar.“Saya akan memberi tahu, tapi dengan syarat anda harus mau bekerja sama dengan saya untuk menyingkirkan Damian dari posisinya di perusahaan.”Marcell langsung mengernyit. “Apa hubungannya perselingkuhan istri saya dengan Damian?”“Nanti anda akan tahu. Jadi, bagaimana? Apa anda setuju?”“Itu cukup sulit, anda tahu kan kalau kita juga bersaing? Saya, dan anda termasuk Pak Damian.”“Ya, itu benar. Tapi, saya berjanji akan membuat kesepakatan yang menguntungkan anda juga.”“Akan saya pertimbangkan, tapi beri tahu dulu soal selingkuhan istri saya.”Alex duduk bersandar dengan tampang santai, dia menyeringai sejenak.“Tadi anda sudah menyebut sendiri nama orangnya.”Marcell diam, mengingat-ingat sosok yang sempat dia sebut, kemudian langsung terbelalak.“Pak Damian?”“Ya. Dia adalah selingkuhan istri anda,” jawab Alex dengan raut serius.Marcell sempat terlihat kaget, tapi hanya sejenak sebelum dia tertawa. Tapi jelas

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 63 - Mengonfirmasi, Pertemuan

    “Marcell pengusaha yang itu kan? Yang Damian pernah menobatkannya menjadi saingan bisnis baru?" tanya Alex.Melanie mengangguk. “Benar, yang itu. Kamu juga kenal orangnya, tapi kita nggak akrab, hanya pernah bertegur sapa beberapa kali.”Melanie mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkan foto Marcell yang dia maksud kepada sang suami.“Yang ini,” tunjuknya.Alex mengangguk paham. “Hm … menarik kalau memang benar. Haha! Damian, kau sungguh gila!” serunya.Alex kembali tertawa, dia merasa bahagia mendadak, senang karena membayangkan bisa menjatuhkan Damian dengan cara ini, kemudian merebut posisi Damian.“Aku belum pernah bertemu dengan istri Marcell, jadi nggak tahu wajahnya. Tapi kamu tahu dari mana, Sayang?” tanya Alex.“Aku ingat sekitar dua tahun yang lalu, saat ke galeri seni, tiba-tiba heboh karena ada pengusaha muda yang katanya tampan datang mengunjungi istrinya yang seorang pelukis, dan karya istrinya sedang dipamerkan di sana.”“Ah, jadi si istri itu Lydia?”“Ya,” angguk Melanie

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status