Tunangan Kontrak Presdir Tampan

Tunangan Kontrak Presdir Tampan

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-30
Oleh:  AinjaeOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat. 3 Ulasan-ulasan
68Bab
1.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Diselingkuhi sang suami sejak hari pertama pernikahan membuat Lydia rela melakukan hal gila: menghabiskan malam panas dengan pria asing yang menjadi muse lukisannya. Tapi, siapa sangka pria itu adalah presdir tampan yang menaruh dendam pada suaminya, bahkan menawari Lydia sebuah kontrak pertunangan?!

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1 - Suami Peselingkuh

Alunan tenang piano musik klasik Nocturne in E Flat Major Op. 9 No. 2 karya Chopin menemani Lydia yang sedang melukis.

Meski demikian, hasil lukisan Lydia menggambarkan kemarahan terpendam di balik raut datar dan tatapan dinginnya.

Lukisan abstrak yang tak semua orang akan paham maknanya. Campuran warna merah, hitam, dan oranye dengan sapuan kasar dan tebal seolah warna-warna itu sedang berperang.

Di bagian tengah lukisan, terdapat wajah yang tampak pecah dan terdistorsi, menggambarkan pengkhianatan yang selama ini dilakukan suaminya!

“Sayang.....”

Tanpa menoleh pun Lydia sudah tahu siapa yang memanggilnya ‘sayang’, dan siapa yang bisa masuk ke dalam paviliun belakang yang dikhususkan untuk tempat melukisnya? Tentu saja, siapa lagi kalau bukan Marcell, suaminya?

Lydia menoleh, menatap pria  yang berjalan mendekatinya dengan tampilan berantakan dan noda lipstik di bibir serta tubuh bagian lainnya. Belum lagi kiss mark di leher, seolah Marcell sedang pamer kalau dia baru saja ‘tidur’ dengan salah satu jalangnya.

“Masih melukis?” tanya Marcell sambil menyentuh pundak Lydia.

Lydia mengangguk lalu tersenyum tipis, senyum palsu yang terlihat elegan, tapi matanya tak turut tersenyum. Dia melirik singkat ke tangan menjijikkan suaminya yang telah digunakan untuk menyentuh wanita lain. Dan tangan itu sekarang sedang menyentuh pundaknya!

“Wah, lukisanmu bagus kayak biasa,” puji Marcell sambil tersenyum lebar.

“Makasih.”

“Itu maknanya apa?”

“Menurut kamu?”

“Hm …” Suami Lydia memandang lukisan sang istri dengan raut serius. “Kayak menggambarkan peperangan?”

Lydia menahan diri untuk tidak mentertawakan suaminya. Well … Lydia tidak kaget mendengar jawaban suaminya. Suaminya yang bodoh ini, mana mungkin paham ‘kan?

Ya, Lydia selama ini mengecap suaminya bodoh.

Kalau bukan karena perjodohan dan demi bisnis keluarganya yang diambang kebangkrutan, Lydia tidak akan mau menikah dengan pria bodoh seperti Marcell.

Marcell adalah anak tunggal kaya raya yang dimanja sejak kecil, tidak terampil memimpin perusahaan, dan mudah dibodohi bahkan oleh wanita jal*ng sekalipun yang hanya menginginkan uangnya.

“Kayaknya kamu masih sibuk. Aku ke kamar lagi deh, Yang. Semangat melukisnya!” kata Marcell tanpa rasa bersalah sedikitpun lalu mengecup pipi Lydia.

Cup!

“Ya, Sayang,” sahut Lydia dengan nada suara yang terdengar dingin, tak ada perasaan di dalamnya, meskipun suaranya mengalun begitu lembut dan senyumnya terulas.

Selepas kepergian sang suami, Lydia kembali memasang wajah datar lalu beranjak dari duduknya, mengambil tissue basah dan mengelap perlahan ke pipinya yang baru saja dicium oleh suaminya. Seolah terdapat bakteri atau kotoran menjijikkan di sana.

Setelah itu, Lydia menggerakkan tangannya di udara seperti sedang menjadi conductor yang memimpin orkestra sambil meresapi musik klasik karya Tchaikovsky yang berjudul Waltz of the Flowers, membuatnya ingin menari.

Namun, hanya jarinya yang menari sambil membuang tissue basah ke tong sampah secara elegan.

Lydia berlanjut menyelesaikan lukisannya, tinggal sedikit lagi.

Setelah selesai, dia melepas apronnya yang sudah bernoda cat beberapa warna. Usai merapikan penampilan, Lydia keluar dari paviliun dan kembali memasuki bangunan utama rumah megahnya dengan Marcell.

Saat tiba di ruang tengah, Lydia melihat salah satu jal*ng Marcell yang baru dipakai keluar dari kamar Marcell.

Lydia menatap jalang itu dengan tenang. Dia mengeluarkan sapu tangan dan hendak menyeka tangannya yang masih terdapat noda cat.

Namun, sepertinya jal*ng itu ingin mencari gara-gara dengan Lydia. Tiba-tiba berjalan mendekatinya padahal ruangan ini luas, kemudian sengaja menabrak kuat bahunya ke bahu Lydia.

Sontak, Lydia yang kaget pun refleks menjatuhkan sapu tangan yang sedang dipegangnya.

“Ups! Sorry, nggak sengaja,” ujar Adel—jal*ng itu—sambil menatap remeh Lydia.

“Kamu, ambilkan itu,” suruh Lydia.

“Apa?! Anda nyuruh saya?!” teriak Adel dengan suara cemprengnya.

Lydia mengangguk dengan tampang tenang.

“Iya, kamu. Memangnya siapa lagi?”

“Tapi …” Adel terlihat kesal. Dan saat Marcell muncul, dia langsung menghampiri Marcell. “Yang, masa sih aku disuruh mengambilkan sapu tangan?!”

Marcell yang mendengar itu langsung mendekati Lydia.

“Sayang, kenapa kamu menyuruh dia?” tanya Marcell, lebih tepatnya protes kepada Lydia.

“Aku …”

Lydia menatap wajah Marcell yang mengeras, rautnya tampak serius. Dia melirik Adel yang tersenyum puas penuh kemenangan. Lydia menarik napas, kemudian menghembuskannya perlahan.

“Maaf, harusnya aku ambil sendiri,” ujar Lydia akhirnya.

“Nah, itu baru benar. Jangan merepotkan Adel atas perbuatan kamu sendiri,” kata Marcell lalu merangkul Adel. “Ayo kita pergi, Sayang.”

“Ayo!” angguk Adel.

Adel memeluk lengan Marcell, sengaja ditempelkan ke bukit kembarnya untuk menggoda Marcell, dan Marcell tampak kesenangan. Sebelum benar-benar pergi, Adel memeletkan lidah ke arah Lydia dengan tampang mengejek.

Setelah itu, Lydia mendengar wanita jal*ng suaminya tertawa cekikikan. Mereka belum benar-benar menjauh, seperti sengaja berjalan lamban sambil bergosip tentangnya.

“Istrimu sangat penurut,” kata Adel.

“Tentu, dia nggak akan ganggu kita. Ada untungnya punya istri kayak robot yang nggak punya perasaan, aku bisa bebas, haha!”

Lydia yang mendengar perkataan Marcell mengepalkan kedua tangannya. Namun, dia hanya bisa diam seperti orang bodoh, bahkan dia tidak bisa membela diri.

Semua demi bisnis orang tuanya! Bahkan mereka menyuruhnya untuk selalu patuh dan tak pernah marah pada pria bajingan itu?!

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

default avatar
Dwi Haryani
seru ceritanya,lanjut terus thor sampai tamat
2025-03-27 22:27:40
0
user avatar
dinda me
bagus.. sukaa
2025-03-14 19:07:49
1
user avatar
rahayu
baguss seruu. lanjut kakk semangat
2025-03-08 16:34:41
2
68 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status