"Maafkan aku, Baby. Terpaksa aku memarahi kamu demi menjaga harga diriku yang hampir kamu jatuhkan, jujur aku marah dan tidak terima, tapi aku pun tidak mau kehilangan kamu."Jose tetap memikirkan dalam hatinya, pikiran yang tidak tenang itu mengingatkan satu hal. "Victoria, aku mau tanya.""Apa Jose?""Kamu sudah bertemu dengan Gana?""Loh, kenapa kamu tanya seperti itu?""Tadinya aku mau bahas yang lain, tapi rasanya pertanyaan aku yang tadi sudah ada hubungannya dengan pertanyaan kamu di lapangan, apa itu benar?""Heh? Aku dari tadi sama kamu, tadi juga aku ada kelas, bagaimana mungkin bertemu dengan Gana?"Victoria mencoba meyakini Jose jika dirinya memang tidak bertemu dengan suaminya, tetapi Jose bukan orang bodoh, dia mencari tahu nanti, jika memang Gana penyebab pertengkaran dan emosinya naik, maka dia tidak akan memaafkannya. "Kamu benar juga, kalau begitu cukup kamu paham sendiri, aku tidak mau bahas yang di lapangan, aku harap kamu mengerti aku, fokus kita ke latihan, jan
Gana segera berdiri dan mengambil foto Victoria, memang pikirannya masih tertuju pada istrinya yang berada di kediaman Jose. "Victoria, apa kamu baik-baik saja?"Gana menjatuhkan foto tersebut, tangannya meleset saat ingin mempertahankan foto tersebut. "Astaga! Ini sudah pasti ada apa-apa, aku harus pergi ke rumah Jose."Gana tidak mau terlambat, padahal Jose juga tidak melakukan apa pun, pria itu hanya tidur di sampingnya, pria mana yang mau merusak wanita yang paling dia cintai, dia hanya memerlukan kehadiran Victoria di sampingnya saja. Saat Gana ingin pergi ke rumah Jose, terlihat Marcho yang berteriak namanya. "Marcho?"Gana mengurungkan niatnya tersebut, membiarkan semua kekhawatirannya dia pendam malam itu. Sampai pagi matanya masih terjaga untuk Marcho yang akan siap menjalani pengobatan kembali, cuci darah yang dia lakukan harus rutin. Anak kecil itu menjadi murung saat menjalani pengobatan yang membuatnya ketakutan, tetapi dia tidak dapat berontak ataupun menolaknya.
Jose yang sudah bersiap di lapangan basketnya menggunakan seragam dengan nomor miliknya selama ini. Dunia sudah mengenalnya dengan nomor andalan, begitu juga Victoria yang selama ini selalu menggantungkan seragamnya yang ada di dinding kamar. "Jose, aku sudah siap, kamu mau bermain?""Tentu, apakah kamu tetap mau menggunakan sandal jepit?""Eh, aku lupa, aku ganti sepatu dulu."Victoria salah tingkah, wanita itu sedikit terpesona dengan keberadaan Jose di tengah lapangan, sangat tampan. "Jose itu, dia kapan menjadi jelek? Semoga aku kuat agar tidak tergoda dengannya, kita hanya sebatas pelatih dan muridnya."Victoria sudah mengganti sepatunya, dia berlari ke arah tempat posisi Jose berada. "Aku sudah siap."Kini giliran Jose yang terpana dengan pesona Victoria, jantungnya yang berdetak lebih cepat di dekat wanita itu. "Cantik, tidak ada yang bisa mengalahkan eloknya paras Baby Victor, hati ini sudah tepat mencintainya."Jose memegang bagian dadanya sendiri, ada yang dia rasakan, y
Saat bermain berdua, keseruan langsung datang, mereka tidak memiliki rasa lelah seakan dunia milik mereka, lapangan seperti rumah yang tidak mau pergi. "Jose, apa kamu bisa menandingi aku?""Urusan kecil, aku masih mampu."Jose ditantang Victoria, dia akan menggerakkan seluruh ototnya agar bisa melumpuhkan pertandingan untuk menjadi miliknya. "Baby, kamu tidak mau berhenti?"Keduanya terengah-engah, nafas masih belum selesai itu membawa Victoria pada gerakan yang terakhir saat Jose berhenti sejenak. "Kenapa Jose?""Aku lelah, kita istirahat sebentar, kamu minum dulu, pertandingan masih lama, jangan sampai kamu sakit gara-gara dehidrasi.""Baik Bos Jose," sindirnya yang menyamakan dengan pelayan di dalam rumah. "Baby, kamu menggemaskan sekali, tapi sekali aku dengar kamu berkata aku bos, maka aku akan panggil kamu dengan sebutan nyonya benar, karena kamu wanita satu-satunya di rumah ini."Victoria mengambil minuman yang diberikan Jose, ditenggaknya sampai habis, dia masih mencerna
Sampai pada titik Victoria menyadari dirinya sudah kotor berkeringat, mereka menghentikan semua itu. "Pergilah Gana, sebelum Jose datang dan membuat kamu terkena masalah, aku minta kamu segera pulang.""Kamu tidak mau berubah pikiran? Kita bisa bicarakan ini baik-baik pada pihak kampus, aku bisa membuangnya demi kita bisa bersama, aku ingin setiap hari bersamamu.""Tidak Gana, jangan sekarang. Kamu tau ini penting untuk aku, percayalah padaku, tolong untuk kali ini saja."Entah permintaan tidak masuk akal untuk Gana, padahal Jose itu seperti tikus kecil yang tidak akan mampu mengalahkan posisinya sebagai penguasa di negara itu. "Baiklah, tapi untuk yang terakhir kalinya, aku ingin menggigit kamu dulu.""Lakukan, tapi tidak untuk yang terlihat."Gana langsung melakukan itu, dia segera melepaskan tubuh Victoria dan pergi dari sana, terlihat sedih ketika baru merasakan mereka bersatu sebagai suami dan istri pada akhirnya harus terpisah rumah. "Jaga diri kamu baik-baik.""Iya, Gana."A
"Bagaimana ini, aku kirim pesan ke pelayan saja untuk memijatnya, ini jalan terbaik."Jose segera mengirim pesan tersebut, tetapi ponselnya mati karena terlalu lama menonton video saat istirahat tadi. Di dalam rumah Victoria merasa sangat bahagia tanpa tekanan, sehabis nonton dia memasak makanan ringan yang bisa dia buat, ada beberapa potong sayuran dan daging secukupnya, dia gunakan untuk membuat sup hangat. "Aromanya sangat enak, aku pasti menghabiskannya."Victoria memakan sendiri sup tersebut, masih dalam keadaan panas, dan berharap kalau Jose datang lebih lama daripada yang dia kira, saat itu ada pelayan yang datang ke arahnya. "Nyonya, saya mau memijat.""Apa? Kenapa memijat? Tidak perlu, aku mau makan dulu.""Tidak apa sambil makan, biarkan saya pijat sedikit di bagian punggung nyonya."Bagi Victoria ini menyeramkan, pelayan tadi dipanggil tidak pernah datang. Lalu, tiba-tiba datang tanpa dipanggil dan menawarkan pijatan, maka dia harus menolak. "Tidak perlu, aku mau makan
"Ini cukup pagi, selamat pagi dunia, aku sudah bangun ketiga harinya tanpa di rumah Gana."Victoria membuka laptop, terlihat ada pesan yang masuk, siapa lagi kalau bukan dari Gana. "Victoria, balas pesan aku, apa yang terjadi?""Tidak ada, aku baru bangun tidur.""Jose gimana?""Dia sepertinya masih ada di kamar.""Tapi tadi aku lihat mobilnya keluar, kamu tidak tau?""Yah, aku ada di kamar, mungkin ada kuliah pagi, biarkan dia pergi, nanti aku bisa dengan bebas melakukan apa saja.""Apa bisa melakukan yang kemarin?""Tidak lagi Gana! Aku rasa buka waktu yang tepat, satu kali tidak akan ketahuan, tapi untuk kedua kalinya pasti ada yang mengawasi, aku menghapus foto yang ada di laptop, kamu jangan terlalu dominan kirim pesan, aku takut dilihat Jose.""Baiklah, pantas tidak jadi masalah."Gana kecewa, dia menutup pesannya dalam dirinya yang tidak mau itu terjadi. "Victoria, padahal aku berharap tinggi di sini, kalau begini aku pulang saja."Gana memutar mobilnya karena tidak mau menun
"Ini bagus, kamu ikut masuk dan kita makan, hari mulai malam, aku tidak mau kamu sakit, atlet terkenal juga harus memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat.""Begitu ya, kalau begitu aku akan lakukan."Akhirnya Jose bisa membawa Victoria masuk, wanita yang keras kepala itu masih memiliki niat untuk berlatih diam-diam nanti saat Jose tidur. Mungkin seperti biasanya saat dia kabur dari rumah Gana malam hari untuk berlatih. "Bagus kali ya, aku latihan malam sendiri, sudah lama aku tidak kabur, jangan bilang aku tidak berani untuk semua ini, aku akan lakukan demi pikiran ini bisa positif lagi."Victoria merasakan jika aura negatifnya bermunculan waktu ada di rumah ini, mungkin sama di rumah Gana yang setiap hari membuat kepalanya mendidih. "Apa ini cukup mendebarkan, Victoria sudah mulai membuka hati, dia sendiri yang mengatakannya tadi, aku tau ini sulit, aku akan mengirimnya pada Gana, video CCTV yang tidak bisa Gana tolak."Jose mengirimnya pada bagian Victoria sangat dekat dengan