Share

Bab 2

Penulis: Hanni Hann
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-21 08:50:43

Dunia Hana seakan hancur, wanita itu jatuh terduduk dengan tatapan kosong. “Tidak … Ethan … tidak mungkin,” gumamnya sambil mengacak-acak rambutnya. Air matanya jatuh dengan derasnya, dadanya yang sesak membuat nafasnya tersengal-sengal.

Dengan cepat Hana mengambil beberapa barang dan membangunkan kedua anaknya. “Joy, Jay, kita akan ke rumah Paman Nathan dan Bibi Sarah. Mama harus ke kantor sekarang,” ucap Hana berusaha tetap tenang dan menyembunyikan kesedihannya.

Joylin dan Jayden yang kala itu sudah menginjak usia sepuluh tahun telah terbiasa dengan hal ini. Ketika ayah dan ibu mereka mendapat panggilan dari kantor, mereka akan dititipkan di rumah paman dan bibinya.

Perjalanan mereka menuju rumah Nathan dan Sarah diselimuti keheningan. Hanya suara mesin mobil yang menemani perjalanan. Joylin dan Jayden yang masih mengantuk tertidur di kursi belakang.

Hana berusaha tetap fokus dalam menyetir, dadanya masih sesak. Sesekali kristal bening itu jatuh dari sudut matanya. Ia berusaha menahan perasaan sedihnya agar tidak membuat kedua anaknya khawatir.

Sesampainya di rumah Nathan, Hana langsung menarik tangan Sarah. “Tolong jaga putra dan putriku, Sarah. Aku harus menyelamatkan Ethan, dia dalam bahaya,” pinta Hana sambil mencengkram erat tangan Sarah. Tak dapat menahannya lagi, tangisnya akhirnya pecah di hadapan Sarah. Hana berjongkok dan menutup wajahnya dengan tangan.

“Tenanglah, Hana. Semua akan baik-baik saja,” balas Sarah, tangannya menyentuh bahu Hana berharap hal itu akan mengurangi kekhawatiran wanita itu.

“Nathan akan menemanimu. Aku yakin kalian pasti berhasil menyelamatkan Ethan,” lanjutnya sambil menepuk-nepuk punggung Hana dengan lembut.

“Ini adalah tabungan yang aku dan Ethan siapkan untuk biaya hidup Joy dan Jay. Lalu tolong ingatkan Jay untuk selalu memakai jaket ketika udaranya mulai dingin, ingatkan juga pada Joy untuk memakai syalnya, dan juga—” perkataan Hana mulai terpotong dengan isakan tangis.

Sarah refleks memerangkap Hana dalam pelukannya. “Tidak! Jangan bicara seperti itu, kalian akan pulang dengan selamat,” potong Sarah. Hana membalas pelukan Sarah, air matanya membasahi bahu Sarah.

Sarah tahu, misi ini cukup berbahaya hingga meruntuhkan tembok ketangguhan Hana yang selama ini tak pernah goyah. “Maaf telah merepotkan mu, Sarah,” lirih Hana yang masih terisak. Setelah selesai berbicara dengan Sarah, Hana pergi ke mobil untuk membangunkan kedua anaknya.

Joy dan Jay terbangun, keduanya meregangkan tubuh kecilnya. “Mama akan pergi sekarang?” tanya Jayden seraya mengerjapkan kedua matanya,

Hana menganggukkan kepalanya, mencoba tersenyum meskipun dadanya terasa seperti diremas dari dalam. “Jay, kau ingat janjimu untuk selalu melindungi adik, kan? Tolong ajak dan jaga adik saat pergi bermain, kabari paman dan bibi jika kalian pulang terlambat, jangan membuat paman dan bibi khawatir, kalian juga tidak boleh saling bertengkar,” ujar Hana pada Jayden. Mendengar permintaan dari ibunya, Jayden mengangguk dan tersenyum.

“Joy … Sayang,” suara wanita itu bergetar. Kata-katanya seolah tertahan di tenggorokan. Ia berlutut, menatap mata putri kecilnya yang belum mengerti apa-apa.

“Dengarkan kata Paman dan Bibi. Jangan pilih-pilih makanan lagi. Joy harus tumbuh menjadi wanita yang tangguh seperti Mama,” ucap Hana menyentuh pipi Joylin dengan lembut.

“Joy juga tidak boleh malas untuk mandi. Joy ingin tumbuh menjadi wanita yang cantik seperti Mama kan?” tanya Hana lagi lalu memeluk kedua anaknya. Tak sanggup menahan rasa sesak di dadanya, tangisnya pun kembali pecah di pelukan hangat itu. Tangan kecil putra putrinya mengusap air mata yang meluncur di pipi Hana saat itu.

“Jangan menangis, Mama,” ucap Joylin dengan senyuman yang manis.

“Iya. Aku akan menjaga Joylin. Mama tidak perlu khawatir,” ujar Jayden mengacungkan kedua jempolnya dengan senyum yang lebar hingga deretan gigi susunya terlihat.

Setelah berpamitan, Hana dan Nathan akhirnya berangkat. Mereka saling melambaikan tangan sebelum hilang ditelan gelapnya malam disusul dengan turunnya salju malam itu. Joylin dan Jayden menengadahkan tangannya untuk menangkap butiran salju itu. Mereka tersenyum bahagia tanpa tahu bahaya apa yang menanti kedua orang tua mereka.

Sarah menautkan jari-jarinya seraya memejamkan kedua mata, “Tuhan, tolong lindungi mereka semua,” batinnya.

****

“Apa saja yang Edric katakan tadi?” tanya Hana, lalu melipat tangannya di Dada sesekali wanita itu mengusap jejak air mata di pipinya.

“Edric tiba-tiba menghubungiku, mengatakan Ethan saat ini membutuhkan bantuanmu,” jawab Nathan melirik ke arah iparnya melalui spion. Pria itu mencengkeram erat setir mobil, dadanya kembang kempis dengan ritme yang cepat seolah tidak akan memaafkan perbuatan Edric.

“Edric tahu kau ikut denganku?” tanya wanita itu lagi. Nathan menggeleng, pandangannya fokus ke depan.

“Pulanglah, Nathan. Aku akan pergi sendiri,” perintah Hana sembari menoleh ke arah Nathan yang duduk di kursi kemudi.

Nathan refleks menginjak pedal rem. “Apa maksudmu, Hana?” tanya pria itu, matanya terbelalak menoleh ke arah wanita di sampingnya.

“Berhenti meracau, aku akan tetap membantumu,” ucap Nathan kembali menyalakan mesin mobil.

“Nathan! Istrimu sebentar lagi akan melahirkan! Putar mobilnya sekarang, aku akan pergi sendiri,” pinta Hana namun Nathan tidak mempedulikannya.

“Kita semua akan pulang dengan selamat, Hana. Ethan juga kakakku, satu-satunya keluarga yang ku miliki. Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada kalian berdua,” tegas Nathan terus melajukan mobil menembus gelapnya malam.

Hana menghela napas, “Kau sangat keras kepala seperti kakakmu,” gumam Hana menatap pantulan bayangannya dari jendela mobil, sudut bibirnya sedikit terangkat.

****

Keesokan harinya, saat sang fajar belum juga menampakkan wajahnya. Seorang pria muncul dari tengah kegelapan, hanya di temani oleh cahaya rembulan dan lampu jalan sedang mendekati rumah Sarah dengan tertatih.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Twilight of Us    Bab 7

    Joylin tersentak kebelakang mendengar suara tembakan itu lalu menatap ke arah Erico sebelum akhirnya berlutut untuk mengecek kondisi pria itu. "Meninggal," batin Joylin dengan mata yang membelalak setelah memeriksa denyut nadi orang itu. Gadis itu menggeleng pelan, sorot matanya suram.Tak ada denyut nadi. Melihat isyarat Joylin, Jayden seolah tak percaya. Padahal tinggal sedikit lagi dan sebuah fakta akan terkuak. Hal itu menyulut amarah Jayden. “Sial! Apa yang baru saja kau lakukan?! Kita hampir mengetahui siapa pengkhianatnya!” bentak Jayden menarik kerah baju Erico. Urat di dahinya cukup untuk menjelaskan seberapa murka dirinya saat ini.“Kalian terlalu membuang-buang waktu!” bentak Erico dengan pistol yang masih berasap di genggamannya melepaskan genggaman Jayden dengan kasar, lalu berjalan dengan santai menuju mobil.Jayden mengepalkan tinjunya dengan Erat hingga urat di tangannya timbul karena kejadian barusan. Baginya, tindakan Erico sangat mencurigakan. “Bedebah sialan! Apa s

  • Twilight of Us    Bab 6

    Setelah bertahun-tahun melewati pelatihan yang berat dan misi percobaan yang nyaris merenggut nyawa, keduanya akhirnya diterima sebagai anggota resmi NOX pada usia dua puluh tujuh tahun.Bagi orang lain mungkin pencapaian ini tidak berarti apa-apa, tapi bagi mereka— yang datang dengan membawa luka dan dendam— ini adalah pencapaian luar biasa yang didapatkan bukan hanya menggunakan hasil keringat, tapi juga darah dan air mata.Saat ini mereka ditugaskan sebuah area gudang tua terbengkalai untuk mengambil kembali dokumen internal NOX yang telah dicuri bersama dengan agen bernama Erico.Berbeda dengan si kembar yang datang karena balas dendam, Erico datang dari kehidupan yang nyaman dan berkecukupan.Namun rutinitas itu memicu rasa bosan di dalam dirinya hingga membuatnya memilih dunia bayangan yang penuh adrenalin—sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.Malam yang pekat dan dinginnya udara yang menusuk menemani mereka dalam menjalankan misi ini. Di sana, di dalam gudang tua itu lang

  • Twilight of Us    Bab 5

    Setelah beberapa jam berlalu, akhirnya bel yang menandakan usainya kegiatan di sekolah berbunyi. Suasana senja hari itu indah seperti biasanya, daun-daun berguguran suara angin, serta kicauan burung menambahkan kesan yang damai.Joylin mengajak Jay pulang jalan kaki melewati pinggiran sungai dan membahas ini dengan santai sebelum tiba dirumah. Informasi yang mereka temukan masih mengganjal dipikiran Jayden. “Joy, Aku akan mengambil jalan yang sama dengan Papa dan Mama,” ucap Jayden langsung ke intinya.“Kalau begitu aku jug—” perkataan Joylin terpotong oleh sorot mata Jayden yang tajam. “Tidak … Jangan bercanda seperti itu! Aku tak menyukai candaan mu itu, Jay!” bentak Joylin sambil mengguncang kasar tubuh Jayden. Tangannya mencengkram erat kerah baju Jayden dan menatapnya dengan mata yang memerah. Nafasnya saling memburu hingga akhirnya air matanya mengalir membasahi pipinya, “Kau benar-benar keterlaluan!” desis Joylin sambil menyeka air matanya.Gadis itu menutupi wajahnya dengan

  • Twilight of Us    Bab 4

    Jayden menatap dalam adiknya, “Kau mimpi tentang Papa dan Mama lagi?” tanya Jayden khawatir. Pemuda itu memberikan segelas air untuk Joylin yang masih duduk di sofa dengan napas yang tersengal.“Aku …,” ucap Joylin, tangannya sedikit gemetar saat menerima gelas itu. “Merindukan Papa dan Mama,” lanjutnya dengan suara bergetar sambil menggigit bibir bawahnya.“Cerita padaku. Jangan menyimpannya sendirian,” ucap Jayden memeluk Joylin, dahinya berkerut. Ia tahu persis bagaimana beratnya mereka melewati hari-hari setelah kejadian itu terlebih lagi untuk Joylin yang selalu menunggu kepulangan Ethan dan Hana yang kala itu telah meninggalkan mereka berdua selamanya.Joylin meletakkan gelas yang dipegangnya di sebuah meja kecil yang berada tak jauh dari posisinya saat ini. Pandangannya tiba-tiba saja tertuju pada frame foto yang ada di meja itu. “Foto ulang tahun kita yang ke sepuluh, sekaligus ulang tahun terakhir kita bersama Papa dan Mama,” gumam Joylin meraih foto itu.“Sudah bertahun-tah

  • Twilight of Us    Bab 3

    Sarah melangkahkan kakinya ke arah pintu depan setelah mendengar nada ketukan yang tidak asing baginya. Jantungnya berdegup tidak karuan, hatinya terus menerka-nerka apakah suami dan iparnya berhasil pulang dengan selamat atau justru malah sebaliknya.Matanya terbelalak ketika melihat sosok suaminya yang penuh debu dan beberapa bercak darah di beberapa bagian tubuh kekar itu. “Nathan! Apa yang terjadi? Dimana Hana dan Ethan?” tanya Sarah sambil mengguncangkan tubuh suaminya. Tanpa aba-aba, Nathan memerangkap Sarah dalam pelukannya, tangis yang sedari tadi ditahan oleh Nathan akhirnya pecah juga.Tanpa bertanya lebih lanjut, Sarah seolah mengetahui apa yang terjadi namun hatinya seakan menolak mempercayainya. Dadanya kembang kempis seolah jantungnya sebentar lagi akan meledak, pupil matanya terlihat bergetar, “Tidak … tidak mungkin,” lirih Sarah, kepalanya menggeleng pelan.Nathan memeluk tubuh Sarah dengan erat, “Aku gagal, Sarah. Ethan dan Hana … Aku tak dapat menyelamatkan mereka,”

  • Twilight of Us    Bab 2

    Dunia Hana seakan hancur, wanita itu jatuh terduduk dengan tatapan kosong. “Tidak … Ethan … tidak mungkin,” gumamnya sambil mengacak-acak rambutnya. Air matanya jatuh dengan derasnya, dadanya yang sesak membuat nafasnya tersengal-sengal.Dengan cepat Hana mengambil beberapa barang dan membangunkan kedua anaknya. “Joy, Jay, kita akan ke rumah Paman Nathan dan Bibi Sarah. Mama harus ke kantor sekarang,” ucap Hana berusaha tetap tenang dan menyembunyikan kesedihannya.Joylin dan Jayden yang kala itu sudah menginjak usia sepuluh tahun telah terbiasa dengan hal ini. Ketika ayah dan ibu mereka mendapat panggilan dari kantor, mereka akan dititipkan di rumah paman dan bibinya.Perjalanan mereka menuju rumah Nathan dan Sarah diselimuti keheningan. Hanya suara mesin mobil yang menemani perjalanan. Joylin dan Jayden yang masih mengantuk tertidur di kursi belakang.Hana berusaha tetap fokus dalam menyetir, dadanya masih sesak. Sesekali kristal bening itu jatuh dari sudut matanya. Ia berusaha mena

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status