Ijinkan Rani bertemu Marini, Mas."
Ujar Rania saat bersarapan pagi bersama Pak Yudha. Pak Yudha menatap makanannya dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti."Untuk apa ?" Tanya Pak Yudha datar."Aku ingin semua selesai.""Selesai maksudnya ?" Pak Yudha bertanya lagi."Ya selesai.""Selesai maksudnya bagaimana ?""Urusan antara aku dan Marini.""Kita bisa menyelesaikannya berdua tanpa harus melibatkan Marini, Ran." Pak Yudha membuat pernyataan yang menjengkelkan."Kenapa Mas takut sekali bila aku bertemu dengan Marini ?, aku tidak akan bertengkar, aku hanya ingin meluruskan persoalan. Siapa tahu kami bisa berkolaborasi, menjadi madu yang baik."Rania bicara seolah tanpa luka."Ran, kalau kamu menginginkan kita bercerai aku akan mengurus semuanya tanpa merugikan kamu."Begitu ringan Pak Yudha bicara seolah tanpa rasa. Bahkan tanpa memandang ke arah Rania, tanpa sedikitpun ingin tahu bagaimana ekspresi Rania saat bicara tentaKECEWA YANG BERULANGRania tersenyum mengenang kejadian berkeliling Banjarmasin dua hari yang lalu bersama Pak Yudha. Ia saaangat bahagia.Setiap kejadian yang terjadi bersama Pak Yudha adalah momen paling indah bagi Rania. Rania mencintai Pak Yudha dan cinta selalu mempunyai jalan keluar bagi setiap persoalan. Cinta selalu punya cara untuk memaafkan.Seperti itu juga cinta Rania terhadap Pak Yudha. Sebagai istri mestinya Rania marah-marah pada Pak Yudha suaminya yang telah mati-matian menyakitinya. Membohongi dirinya tentang keberadaan Marini. Membohongi dirinya perihal Pak Leo juga janji busuk mereka. Tapi, saat mengetahui bahwa Pak Yudha menyesali semuanya yang sudah ia buat maka secepat kilat Rania pun memberi maaf. Begitulah cinta.Hari ini Rania sibuk memasak di dapur. Ia sedang menyiapkan hidangan makan malam demi menyambut kedatangan suaminya.Hari ini Pak Yudha berulang tahun. Rania ingin membuat makan malam paling romantis untuk suaminya itu.
DI RUMAH MARINIPak Yudha telah usai melaksanakan kewajibannya bercinta dengan Marini.Ia menikmati sajian yang dihadiahkan oleh istrinya itu. Pelayanan Marini memang tidak selincah Rania dan kewanitaannya tidak selegit milik Rania.Tetapi Rasa rindu membuat Pak Yudha menikmati pelayanan wanita itu. Rindu yang sudah lama ia pendam.Ya, setiap lelaki selalu memiliki tempat sendiri untuk wanitanya. Semacam sekat dalam bilik cinta. Entah mengapa lelaki bisa melakukan hal itu, apa mungkin karena itulah lantas Tuhan mengijinkan poligami bagi lelaki.Entahlah.....M
Rania enggan beranjak dari tidurnya tapi keinginannya untuk ke kamar mandi begitu besar, itu sebabnya Rania bangun. Ia turun dari ranjang menuju kamar mandi yang berada dalam kamarnya.Sekeluar dari kamar mandi ia terkejut melihat pecahan kaca yang berserakan semalam sudah dibersihkan."Siapa yang semalam masuk ke kamar ini ?, kok aku nggak tahu ya ?"Rania berbicara dengan dirinya sendiri."Mungkin bibik," Rania bicara lagi. Ia tidak peduli dan kembali tidur.Adzan subuh sudah berkumandang namun karena Rania sedang menstruasi ia jadi enggan keluar kamar lagipula badannya masih terasa letih sekali akibat rasa kesal dan air mata semalam, Rania sama sekali tidak tahu kalau Pak Yudha suaminya sudah berada di rumahnya.Rania melanjutkan tidurnya.Di luar, Pak Yudha membersihkan ruang tamu, berjalan jalan di sekeliling taman sambil bersenandung kecil.Pak Yudha merasakan kedamaian saat ia haru
Rania mengikuti langkah Pak Yudha saat ia telah tiba disebuah butik terbaru di kota Banjarmasin ini.Banjarmasin, setiap sudut kotanya berisi kenangan, baik itu kenangan manis maupun kenangan pahit bagi Rania.Ada saja cerita yang melekat di sana, diantara jalanan beraspal, diantara tepian sungai, di menara pandang, di mall terbesar, di warung makan tepi jalan. Ada cerita yang menggantung di sana.Beruntung pemerintah Kota sekarang banyak merubah sekat-sekat yang ada demi perbaikan tata kota. Banjarmasin yang mulai indah kini menjadi jauh lebih indah.Meski jujur perubahan itu banyak mengurangi nilai kenangan masa lalu namun tak mengapa. Bukankah kenangan itu dinikmati dari rasanya bukan tentang bangunan nya."Ran..." Panggil Pak Yudha lembut.Mendengar panggilan itu Raniapun mendekat."Ada apa, Mas?""Sudah dapat pilihan gaunnya?" Tanya Pak Yudha."Belu
Rania dan Pak Yuda langsung menuju ke kantor polisi mengikuti beberapa polisi yang tadi datang ke butik, di belakang mereka ada Pak Leo dan Laila.Sepanjang perjalanan tangan Pak Yudha terus menggenggam tangan Rania.Sepertinya Pak Yuda ingin berbagi kekuatan dengan Rania.Rania hanya diam, ia menghayati perjalanan hidupnya.Jelas sekali bahwa selama ini Pak Leo adalah suaminyatetapi ketika Rania harus berhadapan dengan Laila Pak Leo malah memanggil polisi untuk memisahkan mereka.Mengapa bisa begitu keji, apakah memang harus seperti ini jalan ceritanya ?.Di dunia ini semua orang ingin bahagia tetapi mengapa ada saja hal-hal yang membuat hidup menjadi tidak nyaman.Tidak usah terlalu dipikirkan, nanti semuanya akan selesai tenang saja mas akan bantu kamu semaksimal mungkin.Dan Raniapun tersenyum tipis lalu mengangguk.Pak Yudha dia adalah laki-laki yang saat ini menjadi
Rania terlelap dalam tidurnya sambil membayangkan Pak Yudha membelainya, sudah lama sekali mereka tidak bercinta. Biasanya mereka tidak pernah lupa untuk saling berkasih mesra. Tetapi sejak mereka terlibat perseteruan dengan mereka pun akhirnya menjaga jarak.Esok hari adalah pesta pernikahan Pak Budiman di Gedung mewah. Artinya Rania akan bergandengan dengan Pak Yudha dengan sepenuh hati.Mereka akan berjalan bersisihan berdua.Lalu mereka akan saling melempar tawa bersama. Situasinya menjadi sangat sulit bagi Rania.Rania masih mencintai Pak Yudha tetapi sisi lain batinnya tidak mampu berbohong bahwa dia sangat sebal terhadap Pak Yudha.Entah bagaimana cara menjelaskannya, Rania tidak mengerti.Rania,sudah mempersiapkan dirinya untuk acara esok hari.Iya akan tampil di hadapan banyak orang termasuk juga teman-teman Pak Yudha dan Pak Leo.90% dari mereka pasti akan hadir.Hal itulah yang membuat Rania mempersiapkan semuanya dengan matang
Rania meninggalkan Pak Yudha dengan Marni yang menatap dirinya penuh tanda tanya.Rania mencoba menyingkirkan rasa sakitnya, bagaimanapun juga ia merasa tidak nyaman saat ini, tetapi ia tetap harus tegar.Di dalam pikirannya saat ini bagaimana caranya membalas dendam agar Pak Yudha cemburu.Tidak elit rasanya kalau membiarkan dirinya cemburu sendirian.Wow Rania cemburuSemudah itukah membuat Rania cemburu hanya karena Pak Yudha sedang berjalan bersisian dengan Marmi. Tidakkah Rania melihat perbedaan antara dirinya dengan Marni dan laki-laki waras pasti akan berpikir seribu kali untuk meninggalkan Rania."Halo Rania apa kabar ?""Oh Profesor Malik kabar baik, kabar Profesor bagaimana ?""Luar biasa baik dan sepertinya akan semakin baik setelah saya menjumpaimu.""Ah Profesor bisa aja, bercandanya jangan kelewatan.""Beneran, siapa yang tidak bahagia ketemu dengan kamu, sep
Rania baru saja masuk kedalam rumahnya. Ia telah berjalan-jalan berkeliling hari ini. Karena rasa sakitnya terhadap Pak Yudha suaminya itu ternyata benar-benar membuat ia kecewa.Rania langsung masuk kamar, membersihkan tubuhnya kemudian pergi tidur.Ia tidak ingin terus-menerus bergelut dalam permasalahan yang tidak pasti dan sampai hari ini dia tidak menemukan bagaimana caranya agar dia bisa terbebas dari permasalahan bersama Pak Yudha.Rania kemudian melanjutkan tidurnya membiarkan tubuhnya tenang berada di dalam awang-awang.Hingga kemudian alarm ponselnya berbunyi ia meraih ponsel itu dan kemudian mematikannya dengan jemari tangan kanannya lalu ia tidur lagi. Lima menit kemudian ponsel itu berbunyi lagi. Rania kemudian mengubah posisinya dari tidur menjadi duduk dan meraih ponsel itu lagi, sudah pukul tiga dini hari. Sebentar lagi waktunya subuhAda sebelas panggilan tak terjawab dari Pak Yudha.Rania lupa, tad