"Yang kecil ini aja." Ilana menunjuk pada cincin kecil.
Eternity ring yang simple ini juga cocok buat tunangan, bentuknya berupa berlian kecil yang melingkar dan bermakna cincin yang tak terbatas. Dengan berlian yang melingkar dan tak ada berlian utama terlihat begitu sederhana dan simple tapi Ilana lebih suka yang itu.
Ilana ingin sekali seperti pasangan lain yang romantis dan terlihat saling mencintai satu sama lain. Alih-alih romantis, Harry malah fokus ke ponselnya. Laki-laki itu membiarkan wanita cantik itu menentukan pilihannya. Bahkan kalau boleh memilih pilihan Ilana bukan Harry, tapi sayang sekali ia tidak menjumpai pasangan yang cocok dan harus terus meyakinkan dirinya karena sebentar lagi mereka akan melangsungkan pertunangan dan berlanjut ke pernikahan, dan ini bukan main-main.
"Aku suka yang ini." Ilana menunjuk pada Harry, laki-laki itu melihat sebentar
Adora semakin membenci keadaan karena pernikahan itu semakin di depan mata, sedangkan dia melihat Ilana seperti tidak mengambil sikap untuk berbaik hati dengan orang lain, terutama menghargai pasangannya sendiri. Dia tak bisa membayangkan bagaimana hancurnya keluarga itu karena si laki-laki tidak tegas dan wanita tidak menghargai pasangannya.Adora memasak mie pedas Korea untuk menghilangkan kekesalannya dia makan pedas, semoga rasa itu hilang dengan rasa pedas yang ia rasakan."Makan apa?" Adora melihat ke bawah mie berwarna hitam dengan saos khas yang pedasnya bisa mematikan nyawa seseorang. Kenapa orang-orang suka menyiksa diri sendiri? Padahal bisa makan yang puas.c"Makan mie. Abang mau?" Harry membuka mulutnya, Adora menyuapi abanganya, terkadang hal-hal kecil seperti ini tidak akan bisa mereka rasakan karena Harry punya istri dan ada tembok besar yang menghalangi mereka."Dora! Kamu makan apa ini? Pedas sekali!" Harry langsung ter
Ilana tahu ini salah, sangat salah! Tapi dia akan melanggar aturan-aturan itu. Break the rules, walau tidak ada aturan tertulis di sana.Dia tidur, tidur bersama Barry. Hanya tidur, tidak ada hal lain walau ini sudah terlalu jauh.Ilana menerawang kosong melihat langit-langit kamar dan terdiam cukup lama. Wanita itu diam, saat merasakan tangan Barry menggengam tangannya, Ilana tidak mabuk, dia masih bisa berpikir, berpikir dengan sehat.Dia berbalik saat melihat muka Barry yang mengesalkan tersenyum ke arahnya. Ilana memutar bola matanya malas, Barry meremas tangannya, Ilana membalas dengan cubitan. Barry terkikik, Ilana langsung bangun dan meloncat di tubuh laki-laki itu."Kamu sialan!" ujar Ilana tanpa dosa, Barry tidak marah. Laki-laki itu menyampir rambut wanita itu dan memainkan pipi putih mulus milik Ilana dan sesekali menciumnya."Aku benci kamu!""I love you." jawab Barry. Ilana menggeleng, dia mem
Ilana makan mie ayam dengan sangat lahap dan merasa seperti tak pernah terjadi apa-apa dalam hidupnya. Tidak ada yang berubah.Wanita itu melirik pada Melati yang sepertinya takut pada Ilana tapi Ilana bersikap biasa saja. Sepertinya melati masih sawan dan dia selalu terkejut melihat Ilana seolah wanita itu hantu. Padahal mereka adalah orang dewasa yang harusnya sama-sama mengerti kebutuhan."Dingin nanti mie ayam kamu, Melati. Nanti nggak enak."Melati yang pura-pura menonton TV menjadi serba salah. Dia merasa seperti dia yang jadi korban tangkap basah, Ilana malah begitu santai. Bahkan Barry belum pulang laki-laki itu masih ada di kamar Ilana. Melati menjadi semakin serba salah, sepertinya dia akan melihat Ilana dan Barry dalam pandangan berbeda."Cepat makan." Melati menunduk dan mendekat ke arah meja. Ilana hanya menatap gadis pemalu itu dan terus makan."Ambilkan air." perintah Ilana. Dengan gugup Melati mengambil
Ilana menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya. Selesai percintaan yang panas setelah dia kesal pada Harry dan berakhir bercinta yang panas dan liar bersama Barry. Ya dia gila!Ilana melihat ke arah kamar mandi melihat Barry yang baru keluar dari keluar mandi dengan tubuh telanjang. Dia tak mengerti dengan hidupnya terutama dia tak mengerti dengan dirinya apa yang dia mau sebenarnya apa. Ilana masih mencari-cari apa yang sebenarnya yang hilang dari dirinya."Mau makan?" tanya Barry sambil memakai kembali semua pakaian miliknya. Jika orang lain bercinta melibatkan perasaan, tapi Ilana tidak memiliki perasaan pada Barry. Bagi dia hanya teman. Ya hanya satu kata itu. Tanpa embel-embel teman spesial atau teman bercinta atau teman hidup. Itu terlalu jauh.Ilana mengucek matanya, sebenarnya sedikit mengantuk, tapi dia tahu otaknya sedang berperang dan bertanya-tanya apa mau hatinya. Apa sebenarnya dia cari. Di saat adiknya sudah menikah dan
Ilana duduk memeluk Barry, duduk di pangkuan laki-laki itu dan memeluknya. Entah kenapa hatinya makin jauh dari Harry. Dia seperti tidak membutuhkan laki-laki itu lagi.Hanya bisa menarik napas panjang dan menerawang jauh, berpikir kemana seharusnya dia melangkah tapi semesta tidak mendukungnya.Dia bersandar dengan nyaman di dada Barry, kadang dia tak ingin pulang. Dia ingin bersama laki-laki ini, tapi ada tembok besar yang menghalangi di sana dan tidak bisa dirobohkan."Kamu mau makan nggak? Aku udah janji mau masak buat kamu kan?" Ilana mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Barry. Laki-laki ini benar. Ilana terlalu banyak berpikir sekarang, bukan dia mengkhawatirkan tentang perkataan orang lain padanya tapi bagaimana perasaan mengambang yang dia rasakan. Ilana dilanda keraguan."Okay, masak sana." Ilana berdiri dari dada nyaman itu dan duduk dengan benar. Wanita itu meneliti keadaan sekeliling, jam seperti ini belum banyak pe
Ilana menutup matanya dan memegangi pipinya yang terasa begitu memanas. Seumur hidupnya dia tak pernah ditampar, biasanya dia yang berani melakukan hal itu, tapi saat dia merasakan hal itu dia hanya terdiam dan merasakan sakit hati yang luar biasa."Kamu!" Barry murka dan mendekati Alena yang menatap mereka penuh kebencian. Ilana menangkap tangan Barry dan menggeleng, Barry langsung beringsut mundur."Sebenarnya, aku nggak pernah berniat untuk dekat sama dia. Tapi kayaknya aku lebih pantas." ucap Ilana selangkah lebih maju mendekati Alena. Ilana tetaplah Ilana, dia tidak akan merasa bersalah atau terpojok dengan masalah apapun."Kau munafik!" Alena langsung menunjuk Ilana, wanita itu langsung menepis tangan Alena dan menatap Alena tajam."Oh yeah, aku dari dulu munafik. Memang bukan wanita baik-baik di mata orang. Dari dulu aku udah bobrok duluan, jadi apa yang kau harapkan berteman dengan ak
Entah stress atau bagaimana, Ilana menghabiskan banyak kacang mete setoples dan rasanya tak puas sama sekali.Wanita itu masih mengunyah, duduk di sofa dan hanya ingin bermalas-malasan. Bahkan Ilana belum mandi, hanya memakai piyama kesayangannya duduk sambil nonton TV walau pikirannya sedang berada di luar rumah. Dia memikirkan banyak hal, tapi yang dia pikirkan bagaimana menghadapi pernikahan ini, jika dia masih dilanda keraguan tapi pernikahan itu semakin jelas di depan mata.Menarik napas panjang, Ilana menyesap minuman bersoda dan bersendawa dengan suara keras. Melati hanya melihat Ilana diam."Melati mau makan apa hari ini?" tanya Ilana sambil tangannya memasukan kacang mete satu genggam ke dalam mulutnya."Apa aja, Kak.""Nasi padang, enak." Melati hanya mengangguk.Ilana menunduk. Orang tuanya juga sudah tahu pernikahan ini. Bundanya sibuk
Harry tak bisa berkutik ketika rahasia yang dia pegang sendirian dan hanya dia yang tahu bisa-bisanya tersebar sampai kesana."Kenapa? Heran?" tanya Barry menantang. Dia merasa seperti seorang pahlawan kesiangan yang datang menyelamatkan sang ratu yang hampir diterkam monster jahat.Laki-laki itu hanya berdiri."Kamu tak usah merasa bersalah, Nana. Karena Harry hanya jadikan kamu sebagai tameng. Dia kurung adiknya dalam rumah itu karena dia bebas pakai. Si bajingan ini perkosa adiknya saat masih SMP! Adora pernah keguguran, makanya dia pernah menunda kuliah satu tahun."Harry tahu, ketika hal ini terbongkar maka hubungan bersama Ilana selesai. Padahal dia ingin memperbaiki diri, tobat, punya istri dan Adora tetap sebagai adiknya. Sedari kecil, Harry yang merawat adiknya, tapi saat gadis itu remaja gejolak lain dalam dirinya timbul. Ada hasrat ingin melindungi Adora sekaligus m